Friday, 25 September 2015

ANALISIS SPASIAL UNTUK EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN APEL DI KOTA BATU - JAWA TIMUR

http://www.andriewongso.com/files/uploads/articles/Kisah%20Tentang%20Pohon%20Apel_2014-09-19%2010:05:13_Kisah%20Tentang%20Pohon%20Apel.jpg 
 



Keyword :
jurnal sumberdaya alam dan lingkungan analisis spasial untuk evaluasi kesesuaian lahan tanaman apel di kota batu - jawa timur spasial analisis for evaluation of apple’s land suitability in batu city – east java wendy aditiyas1 alexander tunggul sutan haji 2 johanes bambang rahadi2 1 mahasiswa jurusan keteknikan pertanian ftp – ub 2 staf pengajar jurusan keteknikan pertanian ftp – ub email korespondensi tunggulsutanhaji yahoo.com abstrak analisa spasial merupakan suatu proses dari modeling pengujian dan penafsiran dari hasil model mungkin berupa penggalian atau pembentukan informasi baru dari sebuah kumpulan unsur-unsur geografi tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kesesuaian penggunaan lahan pada analisis kesesuaian lahan untuk tanaman apel di kota batu didapatkan dua kelas yaitu s1 sangat sesuai sebesar 89 92 dan s2 cukup sesuai sebesar 10 08 hasil identifikasi kelas kesesuaian lahan di kota batu kelas s1 terdapat di desa sumber brantas sumbergondo tulungrejo punten bulukerto gunungsari sidomulyo bumiaji sumberejo pandanrejo giripurno ngaglik songgokerto pendem mojorejo tlekung dan oro-oro ombo sedangkan kelas s2 terdapat di desa dadaprejo junrejo beji temas sisir dan torongrejo kata kunci apel kota batu kesesuaian lahan analisa spasial abstract spatial analysis is a process modeling testing and interpretation model perhaps in the form of excavation or the formation the new information from a collection of grographic elements the experiment was conducted starting in january 2012 location of research conducted in the area of batu city east java there are two land-suitable classes land for the apple plantations in the batu city class s1 very suitable by 89 92 and class s2 quite suitable of 10 08 land suitability class s1 is noticed in most parts of batu city are the source of the brantas sumbergondo tulungrejo punten bulukerto gunungsari sidomulyo bumiaji sumberejo pandanrejo giripurno ngaglik songgokerto pendem mojorejo tlekung and oro-oro ombo land suitability class s2 is noticed in a small area of batu city the areas of dadaprejo junrejo beji temas sisir and torongrejo keywords apple batu city land suitability spatial analysis pendahuluan kota batu merupakan daerah pertanian dan perkebunan yang subur kota ini terkenal dengan industri apel dimana industri tersebut merupakan industri yangcukup berhasil seiring dengan perkembangannya sebagai kota wisata dan industri pengolahan apel menyebabkan alih fungsi lahan dari lahan perkebunan apel menjadi lahan pemukiman dan pariwisata semakin meningkat hal tersebut tentu saja berakibat pada semakin menyempitnya lahan perkebunan apel dan tentu saja akan berimbas pada menurunnya produksi komoditas apel berkurangnya lahan perkebunan apel tentu harus dievaluasi untuk meningkatkan produktivitas tanaman apel evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan penggunaan lahan yang berpotensi sebagai perkebunan apel sehingga produktivitas apel juga dapat dimaksimalkan hardjowigeno et al 1999 page 2 of 7 2 aditiyas et al jurnal sumberdaya alam dan lingkungan penggunaan teknologi berbasis komputer untuk mendukung perencanaan tersebut mutlak diperlukan untuk analisis memanipulasi dan menyajikan informasi dalam bentuk tabel dan keruangan sistem informasi geografis sig memiliki kemampuan memberikan gambaran penjelasan dan perkiraan dari suatu kondisi faktual paryono 1994 untuk mendapatkan model informasi dan gambaran keruangan tentang komoditas yang cocok di kota batu secara cepat dan akurat maka dilakukan kegiatan evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman apel di kota batu menggunakan metode analisa spasial sitorus 1985 tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesesuaian lahan tanaman apel di kota batu melalui analisis data spasial sehingga dapat menyajikan data dan informasi yang lebih akurat objektif dan lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan metode penelitian lokasi penelitian kota batu dipilih menjadi lokasi penelitian karena tingginya produktivitas apel kota batu adalah salah satu kota di provinsi jawa timur indonesia berada di sebelah selatan katulistiwa berbatasan langsung dengan kabupaten malang di sebelah barat timur dan selatan sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten mojokerto terletak diantara 112° 17 10.90 - 122° 57 11 bujur timur dan 7° 44 55.11 - 8° 26 35.45 lintang selatan kota batu memiliki 24 desa yang terbagi ke dalam tiga kecamatan yaitu kecamatan batu bumiaji dan junrejo gambar 1 memiliki ketinggian 800 m diatas permukaan laut dengan luas sekitar 20.280 ha pada desember 2003 penduduknya berjumlah 166.882 jiwa mata pencaharian utama sebagian besar masyarakat yang ada di kota batu adalah sebagai petani sehingga lahan pertanian yang ada sangat menentukan pendapatan masyarakat selain sebagai petani banyak juga masyarakat yang memiliki mata pencaharian di bidang pariwisata yang salah satunya di bidang agrowisata salah satu agrowisata yang sangat terkenal di kota batu yaitu agrowisata tanaman apel dimana masyarakat umum dapat langsung membeli buah apel di kebun atau dapat juga melihat proses pengolahan buah apel menjadi produk-produk makanan dan minuman gambar 1 peta administratif kota batu keterangan nama-nama desa di kota batu 1 sumber brantas 9 bumiaji 17 torongrejo 2 tulungrejo 10 pandanrejo 18 oro-oro ombo 3 sumbergondo 11 giripurno 19 beji 4 bulukerto 12 songgokerto 20 tlekung 5 punten 13 ds.pesanggrahan 21 junrejo 6 gunungsari 14 ds.ngaglik 22 mojorejo 7 sidomulyo 15 ds.sisir 23 pendem 8 sumberejo 16.ds.temas 24 dadaprejo pengumpulan data data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data keruangan peta dan data sekunder data keruangan meliputi peta tata guna lahan peta jenis tanah peta erosi dan peta topografi dengan skala 1 25.000 data keruangan dapat disajikan dalam dua model yaitu model raster grid atau kisi dan model vektor pada model raster semua objek disajikan dalam bentuk sel-sel yang disebut pixel picture element setiap sel memilki koordinat serta informasi atribut keruangan dan waktu objek dalam bentuk titik garis maupun bidang semuanya disajikan dan dinyatakan dalam titik atau sel sedangkan pada model vektor objek disajikan sebagai titik atau segmen-segmen garis model data ini lebih bnyak berkaitan dengan bentuk format suatu objek disimpan paryono 1994 data sekunder yang dikumpulkan meliputi data ph tanah temperatur wilayah curah hujan nilai kapasitas tukar kation data kedalaman efektif perakaran marleila 2005 page 3 of 7 3 aditiyas et al jurnal sumberdaya alam dan lingkungan pemprosesan data dan klasifikasi tahapan penelitian terbagi menjadi tiga tahap yaitu input data klasifikasi tiap parameter dan penayangan hasil input data meliputi pengisian data atribut pada peta bertujuan agar setiap parameter karakteristik lahan ditayangkan tahap selanjutnya adalah klasifikasi data yang bertujuan untuk mengklasifikasikan data berdasarkan tingkat kecocokan lahan untuk ditumbuhi tanaman apel klasifikasi dibagi dalam 4 kelas yaitu s1 sangat sesuai s2 cukup sesuai dan s3 sesuai marginal dan n tidak sesuai tahap akhir adalah pemberian skor atau nilai pada tiap kelas tabel 1 yang selanjutnya nilai dari tiap kelas pada tiap parameter akan diolah menggunakan map calculator salah satu feature pada arcview untuk dapat dilakukan analisis dan kesimpulan patimena 2001 penentuan kelas masing - masing parameter dilakukan berdasarkan tingkat kecocokan nilai masing-masing parameter terhadap pertumbuhan tanaman apel tabel 1 tabel 1 parameter kesesuaian lahan untuk tumbuhan apel parameter satuan s1 s2 s3 n suhu 0c 17 - 20 21 – 24 25-27 17 nilai klasifikasi - 3 2 1 0 intensitas hujan mm tahun 2200 - 2500 1800 – 2200 1600 - 1800 1600 drainase - baik dan agak baik agak buruk buruk buruk tekstur tanah - agak halus sedang agak kasar kasar kedalaman efektif cm 100 75-100 50-75 50 ktk cmol kg 16 16 - - ph - 5.5 – 7.8 - - 5.5 c organik - 1.2 - - - kemiringan 8 8-16 16-30 30 ketinggian m 500-800 800-1200 1200 500 erosi - tidak ada erosi ringan sedang berat sumber djaenudin et al 2000 penayangan adalah tahap visualisasi hasil akhir pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan feature reclassify untuk mengklasifikasikan kembali hasil akumulasi nilai ke dalam kelas hasil perhitungan harus dikalikan 1000 agar hasil yang muncul tidak berupa desimal reklasifikasi dilakukan dengan mengubah hasil nilai akumulasi ke dalam kelas pembagian kelas berdasarkan nilai tabel 2 tabel 2 nilai dan kelas dalam kesesuaian lahan no nilai kelas 1 500 tidak sesuai 2 500 – 1000 sesuai marginal 3 1000– 1500 cukup sesuai 4 1500 sangat sesuai sumber djaenudin et al 2000 metode analisis yang digunakan adalah analisis spasial hasil akumulasi nilai semua parameter akan di overlay dengan peta administrasi sehingga diperoleh informasi lokasi atau daerah dengan tingkat kesesuaian penutupan lahan oleh tumbuhan apel hasil dan pembahasan hasil perhitungan kesesuaian lahan dengan menggunakan metode analisa spasial mendapatkan hasil untuk tanaman apel di tiap desa kelurahan dimana tiap lahan ternyata mempunyai karakteristik yang berbeda bagi masing-masing horison dalam profil tanah dan satu karakteristik lahan dapat mempengaruhi beberapa kualitas lahan darmawijaya 1997 gambar 2 peta kesesuaian lahan tanaman apel berdasarkan curah hujan a kedalaman efektif b kelerengan c erosi

No comments:

Post a Comment