Keyword :
jurnal sumberdaya alam dan lingkungan analisis spasial untuk evaluasi
kesesuaian lahan tanaman apel di kota batu - jawa timur spasial analisis
for evaluation of apple’s land suitability in batu city – east java
wendy aditiyas1 alexander tunggul sutan haji 2 johanes bambang rahadi2 1
mahasiswa jurusan keteknikan pertanian ftp – ub 2 staf pengajar jurusan
keteknikan pertanian ftp – ub email korespondensi tunggulsutanhaji
yahoo.com abstrak analisa spasial merupakan suatu proses dari modeling
pengujian dan penafsiran dari hasil model mungkin berupa penggalian atau
pembentukan informasi baru dari sebuah kumpulan unsur-unsur geografi
tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kesesuaian penggunaan lahan
pada analisis kesesuaian lahan untuk tanaman apel di kota batu
didapatkan dua kelas yaitu s1 sangat sesuai sebesar 89 92 dan s2 cukup
sesuai sebesar 10 08 hasil identifikasi kelas kesesuaian lahan di kota
batu kelas s1 terdapat di desa sumber brantas sumbergondo tulungrejo
punten bulukerto gunungsari sidomulyo bumiaji sumberejo pandanrejo
giripurno ngaglik songgokerto pendem mojorejo tlekung dan oro-oro ombo
sedangkan kelas s2 terdapat di desa dadaprejo junrejo beji temas sisir
dan torongrejo kata kunci apel kota batu kesesuaian lahan analisa
spasial abstract spatial analysis is a process modeling testing and
interpretation model perhaps in the form of excavation or the formation
the new information from a collection of grographic elements the
experiment was conducted starting in january 2012 location of research
conducted in the area of batu city east java there are two land-suitable
classes land for the apple plantations in the batu city class s1 very
suitable by 89 92 and class s2 quite suitable of 10 08 land suitability
class s1 is noticed in most parts of batu city are the source of the
brantas sumbergondo tulungrejo punten bulukerto gunungsari sidomulyo
bumiaji sumberejo pandanrejo giripurno ngaglik songgokerto pendem
mojorejo tlekung and oro-oro ombo land suitability class s2 is noticed
in a small area of batu city the areas of dadaprejo junrejo beji temas
sisir and torongrejo keywords apple batu city land suitability spatial
analysis pendahuluan kota batu merupakan daerah pertanian dan perkebunan
yang subur kota ini terkenal dengan industri apel dimana industri
tersebut merupakan industri yangcukup berhasil seiring dengan
perkembangannya sebagai kota wisata dan industri pengolahan apel
menyebabkan alih fungsi lahan dari lahan perkebunan apel menjadi lahan
pemukiman dan pariwisata semakin meningkat hal tersebut tentu saja
berakibat pada semakin menyempitnya lahan perkebunan apel dan tentu saja
akan berimbas pada menurunnya produksi komoditas apel berkurangnya
lahan perkebunan apel tentu harus dievaluasi untuk meningkatkan
produktivitas tanaman apel evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk
memaksimalkan penggunaan lahan yang berpotensi sebagai perkebunan apel
sehingga produktivitas apel juga dapat dimaksimalkan hardjowigeno et al
1999 page 2 of 7 2 aditiyas et al jurnal sumberdaya alam dan lingkungan
penggunaan teknologi berbasis komputer untuk mendukung perencanaan
tersebut mutlak diperlukan untuk analisis memanipulasi dan menyajikan
informasi dalam bentuk tabel dan keruangan sistem informasi geografis
sig memiliki kemampuan memberikan gambaran penjelasan dan perkiraan dari
suatu kondisi faktual paryono 1994 untuk mendapatkan model informasi
dan gambaran keruangan tentang komoditas yang cocok di kota batu secara
cepat dan akurat maka dilakukan kegiatan evaluasi kesesuaian lahan untuk
tanaman apel di kota batu menggunakan metode analisa spasial sitorus
1985 tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
kesesuaian lahan tanaman apel di kota batu melalui analisis data spasial
sehingga dapat menyajikan data dan informasi yang lebih akurat objektif
dan lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan
kebijaksanaan metode penelitian lokasi penelitian kota batu dipilih
menjadi lokasi penelitian karena tingginya produktivitas apel kota batu
adalah salah satu kota di provinsi jawa timur indonesia berada di
sebelah selatan katulistiwa berbatasan langsung dengan kabupaten malang
di sebelah barat timur dan selatan sedangkan di sebelah utara berbatasan
dengan kabupaten mojokerto terletak diantara 112° 17 10.90 - 122° 57 11
bujur timur dan 7° 44 55.11 - 8° 26 35.45 lintang selatan kota batu
memiliki 24 desa yang terbagi ke dalam tiga kecamatan yaitu kecamatan
batu bumiaji dan junrejo gambar 1 memiliki ketinggian 800 m diatas
permukaan laut dengan luas sekitar 20.280 ha pada desember 2003
penduduknya berjumlah 166.882 jiwa mata pencaharian utama sebagian besar
masyarakat yang ada di kota batu adalah sebagai petani sehingga lahan
pertanian yang ada sangat menentukan pendapatan masyarakat selain
sebagai petani banyak juga masyarakat yang memiliki mata pencaharian di
bidang pariwisata yang salah satunya di bidang agrowisata salah satu
agrowisata yang sangat terkenal di kota batu yaitu agrowisata tanaman
apel dimana masyarakat umum dapat langsung membeli buah apel di kebun
atau dapat juga melihat proses pengolahan buah apel menjadi
produk-produk makanan dan minuman gambar 1 peta administratif kota batu
keterangan nama-nama desa di kota batu 1 sumber brantas 9 bumiaji 17
torongrejo 2 tulungrejo 10 pandanrejo 18 oro-oro ombo 3 sumbergondo 11
giripurno 19 beji 4 bulukerto 12 songgokerto 20 tlekung 5 punten 13
ds.pesanggrahan 21 junrejo 6 gunungsari 14 ds.ngaglik 22 mojorejo 7
sidomulyo 15 ds.sisir 23 pendem 8 sumberejo 16.ds.temas 24 dadaprejo
pengumpulan data data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi
menjadi dua yaitu data keruangan peta dan data sekunder data keruangan
meliputi peta tata guna lahan peta jenis tanah peta erosi dan peta
topografi dengan skala 1 25.000 data keruangan dapat disajikan dalam dua
model yaitu model raster grid atau kisi dan model vektor pada model
raster semua objek disajikan dalam bentuk sel-sel yang disebut pixel
picture element setiap sel memilki koordinat serta informasi atribut
keruangan dan waktu objek dalam bentuk titik garis maupun bidang
semuanya disajikan dan dinyatakan dalam titik atau sel sedangkan pada
model vektor objek disajikan sebagai titik atau segmen-segmen garis
model data ini lebih bnyak berkaitan dengan bentuk format suatu objek
disimpan paryono 1994 data sekunder yang dikumpulkan meliputi data ph
tanah temperatur wilayah curah hujan nilai kapasitas tukar kation data
kedalaman efektif perakaran marleila 2005 page 3 of 7 3 aditiyas et al
jurnal sumberdaya alam dan lingkungan pemprosesan data dan klasifikasi
tahapan penelitian terbagi menjadi tiga tahap yaitu input data
klasifikasi tiap parameter dan penayangan hasil input data meliputi
pengisian data atribut pada peta bertujuan agar setiap parameter
karakteristik lahan ditayangkan tahap selanjutnya adalah klasifikasi
data yang bertujuan untuk mengklasifikasikan data berdasarkan tingkat
kecocokan lahan untuk ditumbuhi tanaman apel klasifikasi dibagi dalam 4
kelas yaitu s1 sangat sesuai s2 cukup sesuai dan s3 sesuai marginal dan n
tidak sesuai tahap akhir adalah pemberian skor atau nilai pada tiap
kelas tabel 1 yang selanjutnya nilai dari tiap kelas pada tiap parameter
akan diolah menggunakan map calculator salah satu feature pada arcview
untuk dapat dilakukan analisis dan kesimpulan patimena 2001 penentuan
kelas masing - masing parameter dilakukan berdasarkan tingkat kecocokan
nilai masing-masing parameter terhadap pertumbuhan tanaman apel tabel 1
tabel 1 parameter kesesuaian lahan untuk tumbuhan apel parameter satuan
s1 s2 s3 n suhu 0c 17 - 20 21 – 24 25-27 17 nilai klasifikasi - 3 2 1 0
intensitas hujan mm tahun 2200 - 2500 1800 – 2200 1600 - 1800 1600
drainase - baik dan agak baik agak buruk buruk buruk tekstur tanah -
agak halus sedang agak kasar kasar kedalaman efektif cm 100 75-100 50-75
50 ktk cmol kg 16 16 - - ph - 5.5 – 7.8 - - 5.5 c organik - 1.2 - - -
kemiringan 8 8-16 16-30 30 ketinggian m 500-800 800-1200 1200 500 erosi -
tidak ada erosi ringan sedang berat sumber djaenudin et al 2000
penayangan adalah tahap visualisasi hasil akhir pengolahan data yang
dilakukan dengan menggunakan feature reclassify untuk mengklasifikasikan
kembali hasil akumulasi nilai ke dalam kelas hasil perhitungan harus
dikalikan 1000 agar hasil yang muncul tidak berupa desimal reklasifikasi
dilakukan dengan mengubah hasil nilai akumulasi ke dalam kelas
pembagian kelas berdasarkan nilai tabel 2 tabel 2 nilai dan kelas dalam
kesesuaian lahan no nilai kelas 1 500 tidak sesuai 2 500 – 1000 sesuai
marginal 3 1000– 1500 cukup sesuai 4 1500 sangat sesuai sumber djaenudin
et al 2000 metode analisis yang digunakan adalah analisis spasial hasil
akumulasi nilai semua parameter akan di overlay dengan peta
administrasi sehingga diperoleh informasi lokasi atau daerah dengan
tingkat kesesuaian penutupan lahan oleh tumbuhan apel hasil dan
pembahasan hasil perhitungan kesesuaian lahan dengan menggunakan metode
analisa spasial mendapatkan hasil untuk tanaman apel di tiap desa
kelurahan dimana tiap lahan ternyata mempunyai karakteristik yang
berbeda bagi masing-masing horison dalam profil tanah dan satu
karakteristik lahan dapat mempengaruhi beberapa kualitas lahan
darmawijaya 1997 gambar 2 peta kesesuaian lahan tanaman apel
berdasarkan curah hujan a kedalaman efektif b kelerengan c erosi
No comments:
Post a Comment