Keyword :
karakteristik jamur tiram dwi p dkk karakteristik jamur tiram pleurotus
ostreatus selama penyimpanan dalam kemasan plastik polypropilen pp dwi
putra arianto supriyanto laila khamsatul muharrani prodi teknologi
industri pertanian fakultas pertanian utm korespondensi jl raya telang
po box 2 kamal-bangkalan email maspri1704 yahoo.com abstract oyster
mushrooms have short shelf-life and rapid deterioration this becomes a
problem in the supply of fresh oyster mushrooms which requires freshness
of product packaging is one of methods that is widely used to maintain
the quality of freshness and shelf- life of food products the purpose of
this study is to determine the most effective method of packaging in
extending shelf-life and maintaining quality of oyster mushroom
treatments consisted of fresh oyster mushrooms with polypropylene
packaging and poliprophyle sprocketholes perforated with 0.24 mm
diameter holes at 1 cm distant parameters observed were respiration rate
weight loss and sensory texture appearance as well as aroma of oyster
mushrooms results showed that the method of packaging ofoyster mushroom
significantly affectedrate of respiration control untreated oyster
mushrooms showed the highest respiration rate during two days storage
with optimum rate at 741.933 co2 mg h weight loss of oyster mushroomsof
control was 29.2551 respiration rate and weight loss of oyster
mushroompacked in plastic perforated was 723.06 co2 mg h and 1.7924
while those of packed in non perforated bag was 736.800 co2 mg h and
2.0521 respectively non perforated plastic pp was effective in
maintaining crispiness and colour of mushroom but aroma was acidic
keywords oyster mushrooms pp plastic perforated plastic pendahuluan
produk holtikultura seperti buah dan sayur adalah produk yang masih
melakukan aktivitas metabolisme setelah dipanen produk buah dan sayur
akan mengalami perubahan dari warna produk aroma dan tekstur produk
menjadi matang dan tua kemudian setelah itu mulai mengalami kerusakan
setelah melewati masa optimal aktivitas ini tidak dapat dihentikan akan
tetapi dapat diperlambat hingga batas waktu tertentu aktivitas
metabolism berhubungan dengan laju respirasi yang berlangsung pada
produk holtikultura laju respirasi merupakan proses yang menggunakan
bahan organik yang tersimpan kemudian dirombak menjadi produk yang lebih
sederhana dengan menghasilkan energi laju respirasi dapat digunakan
sebagai indikator untuk mengetahui masa simpan produk dengan mengukur
oksigen yang dikonsumsi atau karbondioksida yang dikeluarkan sehingga
dapat diketahui kapan produk berada dalam masa optimal serta melakukan
penanganan sebelum terjadinya penurunan mutu yang menyebabkan kerusakan
pada produk selain aktivitas metabolisme kerusakan produk holikultura
dapat juga disebabkan oleh kontaminasi mikroba pengaruh suhu dan udara
kadar air santoso 2006 salah satu produk holtikultura yang rentan
mengalami kerusakan adalah jamur jamur telah cukup lama dikenal oleh
masyarakat luas sebagai salah satu jenis bahan pangan yang populer di
masyarakat jamur memiliki banyak sekali jenis akan tetapi hanya beberapa
yang dapat dikonsumsi jamur tiram salah satu jenis jamur yang paling
sering dikonsumsi oleh masyarakat luas jamur tiram sangat diminati baik
oleh para konsumen maupun pelaku usaha akan tetapi jamur tiram memiliki
umur simpan yang pendek atau cepat mengalami kerusakan hal ini menjadi
permasalahan pada penyediaan jamur tiram segar dengan kondisi yang masih
bagus page 2 of 10 agrointek volume 7 no.2 agustus 2013 67 pengemasan
adalah salah satu cara yang banyak digunakan di kalangan masyarakat
dalam menjaga mutu kesegaran dan umur simpan produk makanan menurut
syarief dalam mailangkay 2002 pada pengawetan bahan hasil pertanian
pengemasan memegang peranan penting yang dapat mencegah atau mengurangi
dampak kerusakan yaitu dengan cara melindungi bahan pangan yang ada di
dalamnya selain itu peranan pengemasan juga sebagai pelindung bahan
pangan dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik salah satu alternatif
dalam mengatasi laju respirasi pasca panen bahan pangan dengan
penyimpanan dingin atau dapat juga menggunakan ventilasi dengan cara
melubangi kemasan penelitian tentang pengemasan jamur tiram dalam
kantung plastik pernah dilakukan handayani 2008 menunjukkan desain
kemasan terbaik ada pada jamur yang dikemas menggunakan plastik pp
dengan 4 lubang berdiameter 5mm yang disimpan pada suhu 5° c dapat
mempertahankan kualitas jamur tiram putih hingga 12 hari dalam
penelitian ini hanya membandingkan jumlah dan ukuran lubang pada kemasan
plastik pp penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik
jamur tiram putih selama penyimpanan dalam kemasan plastik pp dan
penyimpanan dalam kemasan plastik pp berperforasi selain itu juga
dilihat perubahan-perubahan yang terjadi pada jamur tiram selama
penyimpan metode penelitian waktu dan tempat penelitian penelitian ini
dilaksanakan pada bulan januari 2013 di laboratorium teknologi industri
pertanian dan laboratorium kimia universitas trunojoyo madura tahapan
penelitian penelitian ini dilakukan dengan menjadi tahapan tahap
persiapan menyiapkan peralatan yang digunakan dalam penelitian yang akan
dilakukan memilih jamur tiram yang memiliki kondisi baik yaitu memiliki
warna putih bersih dan kondisi tudung yang masih bagus sebelum
digunakan dalam penelitian dan melubangi plastik menggunakan paku
sebanyak 4 lubang dan letak lubang berada di bagian tengah plastik
masing-masing lubang berjarak 1 cm dengan diameter lubang berukuran 0 24
mm tahapan pengemasan mengemas jamur tiram putih pada kemasan pp dengan
2 perlakuan yaitu kemasan plastik pp tanpa perforasi dan plastik pp
berperforasi pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali pada setiap perlakuan
dan disimpan pada suhu kamar parameter penelitian parameter penelitian
yaitu pengukuran laju respirasi pada jamur tiram dilakukan dengan metode
titrasi dengan proses sebagai berikut arifin 2010 susut bobot
pengukuran susut bobot sb dari jamur tiram dilakukan dengan menggunakan
timbangan analitik pengukuran dilakukan pada pengamatan hari ke 0 b0 dan
setiap pengamatan bt yang dilakukan setiap hari hasil susut bobot
didapat dengan membandingkan bobot awal dan bobot akhir sebagaimana pada
persamaan 1 susut bobot jamur tiram dinyatakan dengan persen handayani
2008 uji sensoris uji sensoris dilakukan dengan melakukan penelitian
terhadap tekstur kenampakan adanya uap air dalam kemasan perubahan warna
dan terdapat serangga dalam kemasan dan aroma jamur tiram selama
penyimpanan hasil dan pembahasan pengaruh lama penyimpanan dan
pengemasan terhadap laju respirasi jamur tiram putih laju respirasi
dalam penelitian ini diukur dari kadar co2 yang keluar sebagai salah
satu hasil respirasi jamur tiram tingginya laju respirasi selama
penyimpanan dari tiap-tiap perlakuan dapat dilihat dari tingginya co2
yang dihasilkan jamur tiram putih tabel 1 pengaruh metode pengemasan dan
lama penyimpanan terhadap laju respirasi kadar co2 jamur tiram putih
page 3 of 10 68 karakteristik jamur tiram dwi p dkk perlakuan laju
respirasi metode pengemasan penyimpanan mg co2 g bahan 1 jam kontrol 1 0
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 349 067 a 481 800 b 741 933 c 535 333 b
486 200 b kemasan plastik pp tanpa perforasi 2 0 hari 1 hari 2 hari 3
hari 4 hari 352 a 479 600 b 718 667 c 736 800 c 690 067 c kemasan
plastik pp berperforasi 3 0 hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 316 800 a
477 400 b 723 067 c 696 677 c 658 533 c keterangan rerata yang diikuti
oleh huruf yang sama menunjukan tidah ada beda nyata pada taraf
signifikansi 5 . metode pengemasan pada jamur tiram berpengaruh nyata
terhadap laju respirasi berdasarkan tabel 1 laju respirasi kontrol yaitu
jamur tanpa dikemas berbeda nyata dengan jamur yang diberi perlakuan
pengemasan plastik akan tetapi jamur yang dikemas plastik berperforasi
dan tanpa perforasi tidak berbeda nyata perlakuan kontrol yaitu jamur
tiram putih tanpa kemasan memiliki total rata-rata kadar co2 518 867
mgco2 g jam dan jamur yang plastik pp tanpa maupun berperforasi memiliki
kadar co2 masing-masing 574 493 mgco2 g jam dan 595 427 mgco2 g jam
kecilnya total rata-rata kadar co2 pada kontrol karena kecepatan laju
respirasi yang dipengaruhi oleh komposisi udara di sekitar jamur
perlakuan jamur yang dikemas plastik pp tanpa perforasi dan plastik pp
berperforasi tidak berbeda nyata karena konsentrasi o2 yang digunakan
jamur dalam proses respirasi terbatas sehingga penurunan mutu akibat
laju respirasi dapat ditekan berbanding terbalik dengan kontrol yaitu
jamur yang tidak dikemas karena jamur mendapatkan o2 dari lingkungan
sekitar tanpa adanya hambatan jamur dapat melakukan proses respirasi
secara bebas dan terus menerus hal ini sejalan dengan pendapat muchtadi
dalam husna 2008 yang mengatakan tingginya respirasi dipengaruhi oleh
meningkatnya suplai oksigen yang diterima produk dimana bila jumlah
oksigen lebih dari 20 respirasi maka hanya sedikit berpengaruh terhadap
umur simpan dan bila konsentrasi co2 tinggi dapat memperpanjang masa
simpan produk amiarsi et al dalam pudja 2009 juga menjelaskan
terbatasnya o2 mengakibatkan perombakan klorofil tertunda produksi c2h4
rendah laju pembentukan asam askorbat berkurang perbandingan asam lemak
tak jenuh berubah dan degradasi senyawa pectin tidak secepat pada
kondisi lingkungan sehingga umur simpan produk menjadi lebih lama selain
o2 gas co2 juga memiliki pengaruh terhadap proses metabolisme dalam
menghambat laju respirasi seperti dalam penelitian basuki et al 2010
berpendapat apabila co2 yang ada dalam kemasan atmosfer termodifikasi
dibiarkan tanpa dilakukan penyerapan maka kondisi didalam kemasan akan
cepat mengalami pematangan karena kadar co2 dalam jumlah yang besar akan
sangat menentukan ketahanan lama simpan dan berperan dalam menghambat
proses respirasi dalam jumlah yang terbatas
No comments:
Post a Comment