PENENTUAN ELEVASI DASAR LAH AN PERTANIAN BERDASARKAN PADA
KISARAN PASANG SURUT AIR LAUT PADA LOKASI UNIT KECAMATAN
BARAMBAI
KISARAN PASANG SURUT AIR LAUT PADA LOKASI UNIT KECAMATAN
BARAMBAI
Keyword :
staf pengajar fakultas teknik unlam banjarmasin penentuan elevasi dasar
lah an pertanian berdasarkan pada kisaran pasang surut air laut pada
lokasi unit kecamatan barambai holdani kurdi1 abstrak -produksi pangan
di propinsi kalimantan selatan yang merupakan salah satu lumbung padi
nasional berasal dari persawahan pasang surut yang terletak
disepanjangkanan kiri sungai barito bagian hilir berbagai masalah sering
muncul menjadi kendala bagi budidaya pertanian dipersawahan pasang
surut antara lain masalah keasaman salinitas dan kurangnya ketinggian
muka air untuk mencapai lahan pertanian sering disebabkan oleh sistem
tata air yang kurang tepat semua permasalahan diatas muncul sebagai
akibat dari tidak tepatnya dalam menentukan elevasi dasar lahan
pertanian penentuan elevasi dasar lahan pertanian adalah merupakan
faktor utama dari semua perencanaan terhadap lahanpertanian dalam
penentuanelevasi dasar pertanian dilahan pasang surut banyak dipengaruhi
oleh kisaran pasang surut air laut.penelitian yang dilakukan mempunyai
tujuan untuk mengetahui bagaimana penentuan elevasi dasar lahan
pertanian berdasarkan pada kisaran pasang surut air laut berapa besar
kisaran pasang surut pasang surut air laut yang tepat untuk lahan
pertanian yang akhirnya dapat merencanakan system tata air yang
tepat.hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai formzaki untuk
barambai adalah 3 062 hal ini menunjukkanbahwa daerah barambai adalah
pasang surut harian tunggal diurnal tide termasuk type luapan c
berdasarkan dari kisaran pasang surut tersebut akan memudahkan dalam
penentuan elevasi lahan pertanian dalam mengatur siste muka air
diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai sebagai sumbangan
pemikiran secara ilmiah bagi pemerintah daerah kabupaten batola dalam
peningkatan produktivitas pangan pada daerah lahan rawa dengan
menentukan elevasi dasar lahan pertanian sebagai salah satu system
pengelolaan tata air yang tepat kata kunci pasang surut tinggi muka air
elevasi pendahuluan indonesia memiliki potensi lahan rawa dengan luasan
mencapai 33 43 juta hektar lahan rawa yang terdiri dari 20 15 juta
hektar lahan rawa pasang surut dan sisanya 13 28 juta hektar lahan rawa
lebak rawa pasang surut ini memiliki tiga tipologi utama yaitu lahan
gambut 10 9 juta hektar lahan sulfat masam 6 70 juta hektar dan lahan
alluvial non sulfat masam 2 07 juta hektar sisanya adalah lahan salin
dengan luasan 0 48 juta hektar noor 2004 berdasarkan data dari dinas
perikanan dan kelautan propinsi kalsel pada tahun 2005 sekitar 12 3 juta
hektar lahan rawa berada di pulau kalimantan dan 1 juta hektar berada
di propinsi kalimantan selatan luasan ini terdiri dari 0 2 juta ha rawa
lebak dan 0 8 juta hektar rawa pasang surut yang memiliki perbandingan
luasan hampir 26 terhadap luas propinsi kalimantan selatan 3 753 juta
hektar produksi pangan di propinsi kalimantan selatan yang merupakan
salah satu lumbung padi nasional berasal dari sebagian besar dari
persawahan rawa pasang surut yang terletak sebagian besar di sepanjang
kanan kiri hilir sungai barito produksi pangan di propinsi kalimantan
selatan yang merupakan salah satu lumbung padi nasional sebagian besar
berasal dari persawahan pasang surut yang terletak di sepanjang kanan
kiri sungai barito bagian hilir pada masa sekarang di page 2 of 11 18
info teknik volume 13 no 1 juli 2012 1 staf pengajar fakultas teknik
unlam banjarmasin kabupaten barito kuala terdapat 17 tujuh belas unit
pengembangan rawa pasang surut dan non pasang surut yang pembangunannya
dimulai sejak tahun 1970 unit-unit tersebut adalah unit belawang sei
seluang sei muhur puntik tabunganen terantang barambai jelapat jejangkit
anjir serapat tamban sakalagun handil bhakti antasan tanipah talaran
bahandang dan jejangkit ii dengan luas keseluruhan adalah 78.266 hektar
dari kondisi diatas pemanfaatan lahan rawa baru mencapai sekitar 0 45
juta dan secara parsial tersebar di beberapa kabupaten di kalimantan
selatan bpn kalsel 2004 lahan seluas ini tentu memiliki potensi yang
besar terutama di bidang pertanian yang jika dapat dikelola secara
optimal pemanfatan lahan rawa memiliki beberapa keuntungan diantaranya
memiliki ketersediaan air yang melimpah berada pada topografi yang
relatif datar umumnya berada pada lokasi yang tidak jauh dari alur
transportasi sungai dan luasan ideal pengelolaan lahan dapat tersedia
selain itu komoditas pertanian dan perikanan seperti padi nanas ubi kayu
kelapa sawit udang windu dan ikan bandeng memiliki potensi pengembangan
yang cukup tinggi pada lahan rawa n00r 2004 produksi lahan pertanian
rawa pasang surut bergantung pada beberapa aspek seperti keadaan pasang
surut air laut pertanian sosial-ekonomi dan sistem tata air faktor
pasang surut air laut merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
menentukan elevasi dasar di lahan rawa peningkatan produksi lahan rawa
pasang surut untuk mendapatkan perencanaan lahan pertanian yang baik dan
memenuhi persyaratan budidaya perlu dicari lahan yang kondisinya
memungkinkan untuk kebutuhan tersebut untuk memenui kebutuhan
persyaratan budidaya tersebut dilakukan suatu manajemen pengelolaan
sistem tata air yang tepat baik itu faktor eknis maupun non teknis untuk
faktor teknis sangat dipengaruhi oleh keadaan topografi hidrologi dan
pasang surut air laut suatu wilayah keberhasilan pengendalian air pada
tata mikro ditunjukkan dengan lamanya operasi jaringan tata air makro
dan tata air tingkat tersier apabila pengelolaan air di tingkat tersier
dan makro tidak berjalan sebagaimana mestinya maka kelancaran
pengelolaan air tingkat tersier dan tingkat makro merupakan sisterm
pengelolaan air di lahan pasang surut salah satu resiko teknis yang
sering terjadi dalam pemilihan lokasi lahan pertanian adalah lahan rawa
dibangun pada lokasi yang elevasinya rendah sehingga tanah dasar lahan
terletak di bawah rata-rata air surut kondisi ini memaksa petani harus
membuat sistem tata air yang tepat pintu air pompa dan lain-lain hal
ini akan berpengaruh pada hasil mutu panen bila daerah lahan pertanian
terletak di daerah dengan curah tinggi diatas 1.500 mm maka sulit untuk
melakukan pengeringan untuk memudahkan pengeringan elevasi dasar lahan
pertanian harus lebih tinggi dari rata- rata air surut terutama pada
tanah asam yang mengandung pirit yang secara rutin perlu dilakukan
reklamasi dengan pencucian dan penjemuran bila dasarnya rendah maka
reklamasi tidak dapat dilakukan dengan baik sehingga pengaruh asam tidak
dapat dihilangkan keadaan ini dapat menggagalkan produksi pangan
berbagai masalah yang sering menjadi kendala bagi budidaya pertanian di
persawahan pasang surut antara lain masalah keasaman salinitas dan
kurangnya ketinggian muka air untuk mencapai lahan pertanian sering
disebabkan oleh sistem tata air yang kurang tepat semua permasalahan
diatas muncul sebagai akibat dari tidak tepatnya dalam menentukan
elevasi dasar lahan pertanian penentuan elevasi dasar lahan pertanian
dalah merupakan faktor utama dari semua perencanan terhadap lahan
pertanian dalam menentukan elevasi dasar pertanian di lahan pasang surut
banyak dipengaruhi oleh kisaran pasang surut air laut berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilakukan penentuan elevasi dasar lahan page 3 of 11
19 info teknik volume 13 no 1 juli 2012 1 staf pengajar fakultas teknik
unlam banjarmasin pertanian dengan melihat kisaran pasang surut air
laut yang terjadi berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan
penelitian yang dirumuskan adalah 1 bagaimana penentuan elevasi dasar
lahan pertanian berdasarkan pada kisaran pasang surut air laut 2 berapa
besar kisaran pasang surut air laut yang tepat untuk lahan pertanian 3
seberapa besar fungsi kisaran pasang surut air laut terhadap penentuan
elevasi dasar lahan pertanian yang akhirnya dapat merencanakan sistem
tata air dengan tepat tujuan kegiatan ini adalah untuk menentukan
elevasi dasar pada persawahan pasang surut berdasarkanpada kisaran
pasang surut air laut.sementara itu manfaat yang dapat diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai sumbang pemikiran secara ilmiah bagi
pemerintah daerah kabupaten batola dalam meningkatkan produktivitas
pangan pada daerah lahan rawa dengan menentukan elevasi dasar lahan
pertanian sebagai salah satu sistem pengelolaan tata air yang tepat
metode penelitian waktu dan tempat kegiatan terhadap penentuan elevasi
dasar persawahan pasang surut berdasarkan pada kisaran pasang surut air
laut dilakukan di lokasi daerah persawahan pasang surut di kabupaten
batola tepatnya berada di kecamatan tamban kecamatan barambai waktu yang
diperlukan penelitian ini adalah dari persiapan sampai akhir pelaporan
adalah 8 bulan pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan pengkajian terhadap
sistem tata air mikro pada persawahan pasang surut dilakukan beberapa
taapan studi yaitu a studi pendahuluan b studi lapangan dan c studi
pasca lapangan secara rinci masing-masing tahapan akan dijelaskan
sebagai berikut 1 studi pendahuluan tahap studi pendahuluan adalah
merupakan tahap awal dari kegiatan penelitian pada tahap ini akan
dilakukan studi pendahuluan yang meliputi survey lapangan perumusan
masalah studi pustaka diskusi teknis pengumpulan data sekunder dalam
tahap ini akan dipersiapkan dengan teliti untuk menjamin kelancaran
dalam pelaksanaan pengambilan data 2 studi lapangan pada tahap studi
lapangan dilakukan kegiatan pekerjaan yang meliput identifkasi
permasalahan survey orientasi dan wawancara pada tahap ini juga
dilakukan pengumpulan data baik itu data sekunder maupun primer kegiatan
studi lapangan ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan gambaran
yang lebih jelas mengenai lokasi studi yang akan dijadikan objek
penelitian 3 studi pasca lapangan pada tahap ini akan dilakukan kegiatan
yang meliputi pembahasan manajemen data analisa evaluasi dan pembuatan
pelaporan dari hasil pengolahan tersebut akhirnya dapat ditentukan
elevasi dasar lahan pertanian berdasarkan kisaran pasang surut air laut
prosedur pengambilan data pada kegiatan ada beberapa tahapan prosedur
terhadap pengambian data kegiatan yaitu pengumpulan data dalam
pengumpulan data dalam kegiatan adalah sebagai berikut a kegiatan survey
ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan gambaran yang lebih jelas
mengenai lokasi studi yang akan diidentifikasi survey yang dilakukan
meliputi b survey dan data daerah pasang surut air laut meliputi data
topografi data gelombang dan data karakteristik sungai pengumpulan data
yang dilakukan mencakup data sekunder yang didapatkan dari beberapa
instansi terkait serta penunjang survey dan analisis
No comments:
Post a Comment