Friday, 25 September 2015

PENENTUAN ELEVASI DASAR LAH AN PERTANIAN BERDASARKAN PADA KISARAN PASANG SURUT AIR LAUT PADA LOKASI UNIT KECAMATAN BARAMBAI

http://adf.ly/1OvTAe



 Keyword :
staf pengajar fakultas teknik unlam banjarmasin penentuan elevasi dasar lah an pertanian berdasarkan pada kisaran pasang surut air laut pada lokasi unit kecamatan barambai holdani kurdi1 abstrak -produksi pangan di propinsi kalimantan selatan yang merupakan salah satu lumbung padi nasional berasal dari persawahan pasang surut yang terletak disepanjangkanan kiri sungai barito bagian hilir berbagai masalah sering muncul menjadi kendala bagi budidaya pertanian dipersawahan pasang surut antara lain masalah keasaman salinitas dan kurangnya ketinggian muka air untuk mencapai lahan pertanian sering disebabkan oleh sistem tata air yang kurang tepat semua permasalahan diatas muncul sebagai akibat dari tidak tepatnya dalam menentukan elevasi dasar lahan pertanian penentuan elevasi dasar lahan pertanian adalah merupakan faktor utama dari semua perencanaan terhadap lahanpertanian dalam penentuanelevasi dasar pertanian dilahan pasang surut banyak dipengaruhi oleh kisaran pasang surut air laut.penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana penentuan elevasi dasar lahan pertanian berdasarkan pada kisaran pasang surut air laut berapa besar kisaran pasang surut pasang surut air laut yang tepat untuk lahan pertanian yang akhirnya dapat merencanakan system tata air yang tepat.hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai formzaki untuk barambai adalah 3 062 hal ini menunjukkanbahwa daerah barambai adalah pasang surut harian tunggal diurnal tide termasuk type luapan c berdasarkan dari kisaran pasang surut tersebut akan memudahkan dalam penentuan elevasi lahan pertanian dalam mengatur siste muka air diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai sebagai sumbangan pemikiran secara ilmiah bagi pemerintah daerah kabupaten batola dalam peningkatan produktivitas pangan pada daerah lahan rawa dengan menentukan elevasi dasar lahan pertanian sebagai salah satu system pengelolaan tata air yang tepat kata kunci pasang surut tinggi muka air elevasi pendahuluan indonesia memiliki potensi lahan rawa dengan luasan mencapai 33 43 juta hektar lahan rawa yang terdiri dari 20 15 juta hektar lahan rawa pasang surut dan sisanya 13 28 juta hektar lahan rawa lebak rawa pasang surut ini memiliki tiga tipologi utama yaitu lahan gambut 10 9 juta hektar lahan sulfat masam 6 70 juta hektar dan lahan alluvial non sulfat masam 2 07 juta hektar sisanya adalah lahan salin dengan luasan 0 48 juta hektar noor 2004 berdasarkan data dari dinas perikanan dan kelautan propinsi kalsel pada tahun 2005 sekitar 12 3 juta hektar lahan rawa berada di pulau kalimantan dan 1 juta hektar berada di propinsi kalimantan selatan luasan ini terdiri dari 0 2 juta ha rawa lebak dan 0 8 juta hektar rawa pasang surut yang memiliki perbandingan luasan hampir 26 terhadap luas propinsi kalimantan selatan 3 753 juta hektar produksi pangan di propinsi kalimantan selatan yang merupakan salah satu lumbung padi nasional berasal dari sebagian besar dari persawahan rawa pasang surut yang terletak sebagian besar di sepanjang kanan kiri hilir sungai barito produksi pangan di propinsi kalimantan selatan yang merupakan salah satu lumbung padi nasional sebagian besar berasal dari persawahan pasang surut yang terletak di sepanjang kanan kiri sungai barito bagian hilir pada masa sekarang di page 2 of 11 18 info teknik volume 13 no 1 juli 2012 1 staf pengajar fakultas teknik unlam banjarmasin kabupaten barito kuala terdapat 17 tujuh belas unit pengembangan rawa pasang surut dan non pasang surut yang pembangunannya dimulai sejak tahun 1970 unit-unit tersebut adalah unit belawang sei seluang sei muhur puntik tabunganen terantang barambai jelapat jejangkit anjir serapat tamban sakalagun handil bhakti antasan tanipah talaran bahandang dan jejangkit ii dengan luas keseluruhan adalah 78.266 hektar dari kondisi diatas pemanfaatan lahan rawa baru mencapai sekitar 0 45 juta dan secara parsial tersebar di beberapa kabupaten di kalimantan selatan bpn kalsel 2004 lahan seluas ini tentu memiliki potensi yang besar terutama di bidang pertanian yang jika dapat dikelola secara optimal pemanfatan lahan rawa memiliki beberapa keuntungan diantaranya memiliki ketersediaan air yang melimpah berada pada topografi yang relatif datar umumnya berada pada lokasi yang tidak jauh dari alur transportasi sungai dan luasan ideal pengelolaan lahan dapat tersedia selain itu komoditas pertanian dan perikanan seperti padi nanas ubi kayu kelapa sawit udang windu dan ikan bandeng memiliki potensi pengembangan yang cukup tinggi pada lahan rawa n00r 2004 produksi lahan pertanian rawa pasang surut bergantung pada beberapa aspek seperti keadaan pasang surut air laut pertanian sosial-ekonomi dan sistem tata air faktor pasang surut air laut merupakan faktor yang sangat menentukan dalam menentukan elevasi dasar di lahan rawa peningkatan produksi lahan rawa pasang surut untuk mendapatkan perencanaan lahan pertanian yang baik dan memenuhi persyaratan budidaya perlu dicari lahan yang kondisinya memungkinkan untuk kebutuhan tersebut untuk memenui kebutuhan persyaratan budidaya tersebut dilakukan suatu manajemen pengelolaan sistem tata air yang tepat baik itu faktor eknis maupun non teknis untuk faktor teknis sangat dipengaruhi oleh keadaan topografi hidrologi dan pasang surut air laut suatu wilayah keberhasilan pengendalian air pada tata mikro ditunjukkan dengan lamanya operasi jaringan tata air makro dan tata air tingkat tersier apabila pengelolaan air di tingkat tersier dan makro tidak berjalan sebagaimana mestinya maka kelancaran pengelolaan air tingkat tersier dan tingkat makro merupakan sisterm pengelolaan air di lahan pasang surut salah satu resiko teknis yang sering terjadi dalam pemilihan lokasi lahan pertanian adalah lahan rawa dibangun pada lokasi yang elevasinya rendah sehingga tanah dasar lahan terletak di bawah rata-rata air surut kondisi ini memaksa petani harus membuat sistem tata air yang tepat pintu air pompa dan lain-lain hal ini akan berpengaruh pada hasil mutu panen bila daerah lahan pertanian terletak di daerah dengan curah tinggi diatas 1.500 mm maka sulit untuk melakukan pengeringan untuk memudahkan pengeringan elevasi dasar lahan pertanian harus lebih tinggi dari rata- rata air surut terutama pada tanah asam yang mengandung pirit yang secara rutin perlu dilakukan reklamasi dengan pencucian dan penjemuran bila dasarnya rendah maka reklamasi tidak dapat dilakukan dengan baik sehingga pengaruh asam tidak dapat dihilangkan keadaan ini dapat menggagalkan produksi pangan berbagai masalah yang sering menjadi kendala bagi budidaya pertanian di persawahan pasang surut antara lain masalah keasaman salinitas dan kurangnya ketinggian muka air untuk mencapai lahan pertanian sering disebabkan oleh sistem tata air yang kurang tepat semua permasalahan diatas muncul sebagai akibat dari tidak tepatnya dalam menentukan elevasi dasar lahan pertanian penentuan elevasi dasar lahan pertanian dalah merupakan faktor utama dari semua perencanan terhadap lahan pertanian dalam menentukan elevasi dasar pertanian di lahan pasang surut banyak dipengaruhi oleh kisaran pasang surut air laut berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penentuan elevasi dasar lahan page 3 of 11 19 info teknik volume 13 no 1 juli 2012 1 staf pengajar fakultas teknik unlam banjarmasin pertanian dengan melihat kisaran pasang surut air laut yang terjadi berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan penelitian yang dirumuskan adalah 1 bagaimana penentuan elevasi dasar lahan pertanian berdasarkan pada kisaran pasang surut air laut 2 berapa besar kisaran pasang surut air laut yang tepat untuk lahan pertanian 3 seberapa besar fungsi kisaran pasang surut air laut terhadap penentuan elevasi dasar lahan pertanian yang akhirnya dapat merencanakan sistem tata air dengan tepat tujuan kegiatan ini adalah untuk menentukan elevasi dasar pada persawahan pasang surut berdasarkanpada kisaran pasang surut air laut.sementara itu manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai sumbang pemikiran secara ilmiah bagi pemerintah daerah kabupaten batola dalam meningkatkan produktivitas pangan pada daerah lahan rawa dengan menentukan elevasi dasar lahan pertanian sebagai salah satu sistem pengelolaan tata air yang tepat metode penelitian waktu dan tempat kegiatan terhadap penentuan elevasi dasar persawahan pasang surut berdasarkan pada kisaran pasang surut air laut dilakukan di lokasi daerah persawahan pasang surut di kabupaten batola tepatnya berada di kecamatan tamban kecamatan barambai waktu yang diperlukan penelitian ini adalah dari persiapan sampai akhir pelaporan adalah 8 bulan pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan pengkajian terhadap sistem tata air mikro pada persawahan pasang surut dilakukan beberapa taapan studi yaitu a studi pendahuluan b studi lapangan dan c studi pasca lapangan secara rinci masing-masing tahapan akan dijelaskan sebagai berikut 1 studi pendahuluan tahap studi pendahuluan adalah merupakan tahap awal dari kegiatan penelitian pada tahap ini akan dilakukan studi pendahuluan yang meliputi survey lapangan perumusan masalah studi pustaka diskusi teknis pengumpulan data sekunder dalam tahap ini akan dipersiapkan dengan teliti untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan pengambilan data 2 studi lapangan pada tahap studi lapangan dilakukan kegiatan pekerjaan yang meliput identifkasi permasalahan survey orientasi dan wawancara pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan data baik itu data sekunder maupun primer kegiatan studi lapangan ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan gambaran yang lebih jelas mengenai lokasi studi yang akan dijadikan objek penelitian 3 studi pasca lapangan pada tahap ini akan dilakukan kegiatan yang meliputi pembahasan manajemen data analisa evaluasi dan pembuatan pelaporan dari hasil pengolahan tersebut akhirnya dapat ditentukan elevasi dasar lahan pertanian berdasarkan kisaran pasang surut air laut prosedur pengambilan data pada kegiatan ada beberapa tahapan prosedur terhadap pengambian data kegiatan yaitu pengumpulan data dalam pengumpulan data dalam kegiatan adalah sebagai berikut a kegiatan survey ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan gambaran yang lebih jelas mengenai lokasi studi yang akan diidentifikasi survey yang dilakukan meliputi b survey dan data daerah pasang surut air laut meliputi data topografi data gelombang dan data karakteristik sungai pengumpulan data yang dilakukan mencakup data sekunder yang didapatkan dari beberapa instansi terkait serta penunjang survey dan analisis

No comments:

Post a Comment