Saturday, 26 September 2015

Bokashi


Bokashi




Download File
Download Doc


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata bokashi berasal dari bahasa jepang yang artinya kira-kira bahan-

bahan organik yang sudah diuraikan (difermentasi). Pupuk bokasi merupakan

salah satu bentuk pupuk organik yang terbuat dari campuran antara bahan-bahan

organik dan pupuk kandang yang difermentasi atau didekomposisi oleh

mikroorganisme.Bokashi adalah hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti

sekam, serbuk gergajian, jerami, kotoran hewan dan lain-lain. Bahan-bahan

tersebut difermentasikan dengan bantuan mikroorganisme aktivator yang

mempercepat proses fermentasi. Campuran mikroorganisme yang digunakan

untuk mempercepat fermentasi dikenal sebagai effective microorganism (EM).

Penggunaan EM tidak hanya mempercepat proses fermentasi tetapi juga menekan

bau yang biasanya muncul pada proses penguraian bahan organik.

Saat ini petani cenderung memilih menggunakan pupuk kimia dari pada

pupuk organik. Penyebabnya adalah karena kandungan hara pupuk kimia lebih

tinggi, mudah diperoleh secara instan ketika dibutuhkan dan pengaruhnya

terhadap tanaman yang diberi pupuk lebih cepat terlihat dibandingkan dengan

pupuk organik yang pengaruhnya  tidak dapat cepat terlihat.

    Selain itu, penggunaan pupuk kimia pada lahan tersebut yang dilakukan

secara terus menerus dapat menyebabkan semakin berkurangnya kandungan

bahan organik di dalam tanah, kesuburan tanah pun menurun, akibatnya hasil

penen juga menurun. Dengan kondisi yang seperti itu mendorong petani untuk

meningkatkan dosis pupuk kimia agar hasil tanamannya meningkat. Akibatnya,

selain tidak ekonomis, pemupukan dengan dosis tinggi ternyata dapat

menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah maupun

air. Jadi pemupukan dengan pupuk kimia secara terus-menerus dengan dosis

tinggi bukanlah cara yang baik untuk menjaga kesuburan tanah apalagi untuk

mengembalikan tanah pada kondisi semula.

      Untuk menjaga kesuburan tanah dan mengembalikan pada kondisi

semula maka cara yang bagus adalah dengan menggunakan pupuk organik, seperti

bokasi. Bahan organik ini dapat menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah.

B. Tujuan

Untuk mengetahui teknik pembuatan kompos dengan aktivator

EM4 (bokashi) dari bahan organik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

       Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang yang berarti “bahan

organik yang telah difermentasikan. Seperti bokashi dibuat dengan melalui proses

fermentasi bahan-bahan organik (dedak, limbah kandang, hijauan, dsb.) dengan

EM (Effective Microorganisme). Biasanya bokashi didapati dalam bentuk serbuk

atau butiran. Bokashi sudah digunakan para petani Jepang dalam memperbaiki

tanah secara tradisional untuk meningkatkan mikroba dalam tanah dan

meningkatkan persediaan unsur bagi tanaman. Secara tradisional bokashidibuat

dengan cara menfermentasikan bahan organik seperti dedak dengan tanah dari

hutan atau gunung yang mengandung berbagai jenis mikroorganisme

(alamasastaniorganik.wordpress.com, 2009).

BAB III

METODOLOGI

a) Tempat dan waktu

Praktikum ini dilakukan di rumah kompos fakultas pertanian

Universitas    Muria Kudus.

b) Alat dan bahan

Alat

1) sekop

2) karung

3) Sarung tangan

4) Masker

5) Tali

6) Timbangan

7) Spray

8) Termometer

Bahan

1) Daun kering

2) Bekatul

3) Kotoran sapi

4) Mol keong mas

c) Langkah  kerja

1.  timbang bahan yang akan di buat bokhasi sesuai dengan takaran

yang di       tentukan

2.   Pupuk kandang,daun kering dan dedak dicampur secara merata.

3.  Siramkan larutan mol keong mas secara perlahan-lahan ke dalam

adonan secara merata, sampai kandungan air adonan mencapai

30%. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari

adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan segar.

4.   Adonan yang telah tercampur rata kemudian di masukkan dalam.

5.   Pertahankan suhu adonan 40-50 oC,  Suhu yang tinggi dapat

mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses

pembusukkan. Pengecekan suhu dan pH dilakukan setiap 2 hari

sekali.

6.  Setelah 14 hari Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap

digunakan sebagai pupuk organik.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

PENGAMATAN SUHU AROMA STRUKTUR WARNA

Pengamatan 1 40˚c Meyegat Bahan organik

Kecoklatan

Pengamatan 2 -˚c Menyengat

khas serasah

sebagian

hancur

Bahan organik

telah hancur

Coklat

kehitaman

B. PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, terlihat pada pengamatan 1

teksturnya agak kasar dan menggumpal, warnanya kecoklatan, aromanya berbau,

dan suhunya 400C.Pada pengamatan 2 terlihat teksturnya agak lunak dari

sebelumnya, warnanya coklat kehitaman, dan aromanya menyengat khas serasah

Umumnya pengomposan berlangsung selama 10-14 hari. Kompos yang

dihasilkan akan terlihat berbeda dengan kompos pada umumnya; kompos bokashi

akan terlihat hampir sama dengan sampah aslinya namun lebih pucat.

Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk kompos ditempatkan di dalam

tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan sebagai pemercepat proses

pembusukan sebelum material organik diberikan ke alam.

BAB V

PENUTUP

 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum dan hasil pengamatan yang didapatkan, maka dapat ditarik

kesimpulan adalah  pupuk organik yang diolah sedemikian rupa dengan melalui

proses fermentasi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk

tanaman.Untuk melihat tingkat kematangan dapat ditentukan dari Bau, Kekerasan

bahan, Warna, Penyusutan, Suhu.Yang memiliki tingkat kegagalan tinggi adalah

pembuatan pupuk  bokashi dengan menggunakan bahan utama sayuran.

 Saran

Dalam melaksanakan praktikum dan pengamatan hendaknya lebih serius

dan memperhatikan petunjuk/arahan dari asisten agar meminimalisir hal-hal yang

tidak diinginkan dan praktikan diharapkan mampu mengaplikasikan hasil dari

praktikum ini agar dapat mengolah limbah pertanian menjadi sesuatu yang lebih

berguna.


No comments:

Post a Comment