RENCANA PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN
PEMBUATAN BEDENGAN PERMANEN PADA LAHAN SAYURAN
ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI
PEMBUATAN BEDENGAN PERMANEN PADA LAHAN SAYURAN
ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI
Keyword :
Page 1 of 12
RENCANA PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PEMBUATAN BEDENGAN PERMANEN PADA LAHAN SAYURAN ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI Kelompok Tani : Tranggulasi Dusun : Selongisor Desa : Batur Kecamatan : Getasan Kabupaten : Semarang UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PENYULUHAN PERTANIAN AGK 110 Disusun Oleh : Mohamad Farid Rifaldi 201241039 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2013
Page 2 of 12
2 I. PENDAHULUAN A. Penetapan Wilayah Rencana program penyuluhan pertanian ini akan dilaksanakan di : Kelompok Tani : Tranggulasi Dusun : Selongisor Desa : Batur Kecamatan : Getasan Kabupaten : Semarang, Jawa Tengah. B. Keadaan Awal Kelompok tani Tranggulasi terletak di kaki gunung Merbabu tepatnya yaitu di dusun Selongisor, desa Batur, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan ketinggian 1400 mdpl. Sebagian besar petani menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian sayuran, seperti buncis, tomat, cabai, terong, sawi, brokoli, selada, sledri, bawang daun, wortel, bit, lobak dan lain – lain. Sayuran yang menjadi andalan yaitu buncis prancis sebagai komoditas yang diekspor ke Singapura. Budi daya sayuran dataran tinggi umumnya dilakukan secara intensif, ditandai dengan keberadaan pertanaman sayuran yang senantiasa ditanam sepanjang tahun, karena ditunjang oleh curah hujan yang cukup dengan penyebaran merata. Berbagai jenis tanaman sayuran dataran tinggi diusahakan pada lahan-lahan kering berlereng di tanah Andisol, Inceptisol, atau Entisol di daerah aliran sungai (DAS) bagian hulu yang secara umum tanah-tanah tersebut peka terhadap erosi. Dalam budi daya sayuran dataran tinggi, petani umumnya tidak menerapkan teknik konservasi tanah untuk mengendalikan erosi, padahal lahan sayuran terletak pada topografi dengan bentuk wilayah bergelombang, berbukit sampai bergunung, sehingga tanahnya akan sangat mudah tererosi. Sungai-sungai yang ada di daerah sayuran dataran tinggi merupakan bagian hulu dari DAS, bertebing curam, dan dasarnya berbatu-batu. Aliran
Page 3 of 12
3 sungai biasanya deras, karena perbedaan tinggi antara bagian hulu dan hilir sungai cukup besar. Aktivitas budi daya sayuran yang sangat intensif berpengaruh tidak baik terhadap lahan pertanian, yaitu menurunnya tingkat kesuburan tanah akibat terkikisnya tanah lapisan atas, dan terjadinya pemadatan permukaan tanah yang dapat meningkatkan volume aliran permukaan akibat menurunnya laju infiltrasi. Kondisi seperti ini akan memperbesar konsentrasi sedimen dalam aliran permukaan. Bedengan adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat oleh petani untuk menanam tanaman sayuran dengan lebar dan tinggi tertentu, dan di antara dua bedengan dipisahkan oleh saluran atau parit drainase yang berguna untuk mengalirkan air agar aerasi tanah atau kelembapan tanah dalam bedengan tetap terjaga. Umumnya, para petani membuat bedengan atau guludan selebar 70 sampai 120 cm atau lebih, dan tinggi 20-30 cm, dengan panjang bervariasi mengikuti arah lereng. Bedengan yang dibuat panjang searah lereng akan memperbesar erosi dan penghanyutan hara, karena tanah di dalam bedengan akan mengalami pengikisan dan penghanyutan oleh aliran permukaan pada saat hujan, sehingga akan menurunkan tingkat kesuburan dan produktivitas tanahnya. Dengan demikian pertumbuhan sayuran juga akan terganggu dan akibatnya hasil panen menurun. Agara petani tidak merugi akibat menurunya hasil panen, maka diperlukan teknik konservasi tanah yang tepat yaitu dengan cara membuat bedengan memotong lereng dan di dinding–dinding bedengan ditanami rumput madu. Bedengan seperti ini yang disebut dengan bedengan permanen. Teknik pembuatan bedengan permanen merupakan teknik konservasi lahan yang sudah diterapkan pada kebun sayur organik Yayasan Karang Widya, Cianjur, Jawa Barat. Kebun sayur Karang Widya merupakan tempat pelatihan pertanian bagi pemuda – pemudi dari seluruh Indonesia yang rentan akan kenakalan remaja. Bahkan ada peserta yang dari luar negri. Kebun sayur ini sering dijadikan tempat berkunjung dari sekolah, yayasan, perusahan, dan masyarakat yang sedang berlibur akhir pecan ke puncak. Jadi keindahan
Page 4 of 12
4 kebun sayuran sangat diperlukan selain kesuburan tanah, kualitas dan kuantitas sayuran yang dihasilkan. Teknik tersebut akan coba diterapkan di kelompok tani Tranggulasi yang mempunyai komoditas ekspor yaitu buncis prancis. kelompok tani Tranggulasi sering dijadikan sebagai tempat belajar dan praktek mulai dari anak-anak sekolah, kelompok tani, bahkan mahasiswa. Kelompok tani Tranggulasi juga sering mendapat kunjungan dari instansi pemerintah dan swasta yang khususnya bergerak dalam bidang pertanian.
Page 5 of 12
5 II. TUJUAN A. Tema Tema program penyuluhan pertanian ini adalah Konservasi tanah untuk mencegah erosi pada lahan sayuran dataran tinggi. B. Tujuan Adapun tujuan dari program penyuluhan pertanian ini adalah : 1. Untuk meningkatkan hasil panen sayuran organik. 2. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani. 3. Untuk mencegah terjadinya erosi sehingga unsur hara dalam tanah tidak hilang terbawa air. 4. Menjaga kelestarian sumber daya alam 5. Untuk efisiensi waktu dan tenaga pada pengolahan tanah berikutnya. 6. Untuk menambah unsur estetika pada lahan pertanian (sayuran).
Page 6 of 12
6 III. METODA Metoda yang akan digunakan dalam rencana program penyuluhan pertanian nantinya yaitu : A. Pertemuan Umum Dengan memberikan penjelasan kepada petani tentang teknik dan manfaat dari konservasi tanah dengan pembuatan bedengan permanen memotong lereng. Penjelasan akan dilakukan di rumah bapak Pitoyo selaku ketua kelompok tani Tranggulasi. Setelah dilakukan penjelasan kemudian praktek pembuatan bedengan permanen pada lahan yang kosong (sedang tidak ditanami sayuran) milik petani. Sebagai contoh lahan yang akan digunakan seluas 1000 m2. B. Demonstrasi Cara Tahapan pembuatan bedengan permanen dilakukan dengan tata cara sebagai berikut : 1. Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya. 2. Tanah dicangkul sedalam 30 - 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 - 14 hari. 3. Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 70 - 120 cm, tinggi 20 - 30 cm, lebar parit 40 - 50 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari 10 meter. Masing - masing dinding bedengan diberi papan kayu agar dinding bedengan padat. Antar dinding bedengan ditahan dengan balok kayu supaya papan tidak bergerak dari posisinya. 4. Di sekeliling lahan kebun dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 cm agar drainasenya lancar. 5. Jika dinding bedengan sudah kuat papan – papan bisa dilepas, kemudian ditanami rumput madu dengan jarak tanam 20 x 20 cm. 6. Bagian atas bedengan di gemburkan menggunakan cangkul. 7. Lakukan penyiraman pada rumput agar tidak mati, jika ada yang mati segera ditanami dengan rumput yang baru.
Page 7 of 12
7 IV. PERSIAPAN Dalam program penyuluhan pertanian ini di perlukan beberapa alat dan bahan. A. Alat 1. Cangkul Cangkul digunakan untuk mengolah tanah dan menggemburkan tanah setelah bedengan jadi. 2. Golok Golok digunakan untuk memotong – motong balok kayu yang nantinya akan digunakan untuk menanah papan – papan kayu pada dinding antar bedengan. 3. Sekop Sekop digunakan untuk mengambil tanah yang ada di selokan atau parit. 4. Meteran Meteran digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi bedengan. 5. Tali Rafia Tali rafia digunakan dalam pembentukan bedengan agar kelurusan dan kerapiannya terjaga. 6. Balok Kayu Balok kayu digunakan untuk menahan papan – papan yang ada di dinding antar bedengan supaya tidak bergerak dari posisinya. 7. Papan Kayu Papan kayu berukuran panjang 5 meter, lebar atau tinggi 30 cm, dan tebal 5 cm digunakan untuk memadatkan dinding bedengan. 8. Babatan Rumput Babatan rumput digunakan untuk memangkas akar dan daun rumput. Pemangkasan dilakukan dua minggu sekali.
Page 8 of 12
8 B. Bahan Bahan yang digunakan yaitu rumput madu. Menggunakan rumput madu karena memiliki perakaran yang kuat dan akar tumbuh tidak terlalu panjang sehingga tidak mengganggu pertumbuhan sayuran. Menurut Hudson (1980), secara alamiah tanaman rumput cenderung melindungi tanah. Dan menurut Saryoto1 (2012), rumput madu bisa menjadi tanaman penarik hama, khususnya hama belalang. Bekas pangkasan rumput madu juga bisa digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) yang dapat menekan pertumbuhan gulama, sekaligus berguna sebagai kompos atau pupuk hijau. 1 Pengajar di yayasan Karang Widya.
Page 9 of 12
9 DAFTAR PUSTAKA Askari, Wahyu. 2013. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Untuk Pemanfaatan Lahan. http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/(4 mei 13 16:21). Rinari. 2012. Pesona Tranggulasi. http://rynari.wordpress.com/ 2012/01/03/ pesona-tranggulasi-2/(5 Mei 13.12:31). Yusuf. 2008. Pengolahan Tanah Konservasi. http://ucupneptune.blogspot.com/ 2008/01/pengolahan-tanah-konservasi.html.(5 Mei 13. 12:35).
Page 10 of 12
10 LAMPIRAN Gambar 1.Pembentukan Bedengan Permanen Gambar 2. Penggemburan Tanah
Page 11 of 12
11 Gambar 3. Bedengan Non Permanen Gambar 4. Bedengan Permanen Gambar 5. Rumput Madu Gambar 6. Babatan Rumput
Page 12 of 12
12 Gambar. 7 Pengolahan Tanah Pada Bedengan Permanen 12 of 12UAS (1).docxUAS (1).docxOpenExtractOpen withDetailsCommentsGeneral InfoTypeWordDimensionsSize1 MBLocationdocxModified12:39 PM Oct 5Created12:39 PM Oct 5Opened by me5:07 PM Dec 22DescriptionAdd a descriptionSharingCicak GenitOwnerAnyoneCan ViewDownload PermissionViewers can download Displaying UAS (1).docx.Send feedbackEmbed item...Add starRename...Report abuseShareDownloadPrint
Links
http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/
http://rynari.wordpress.com/2012/01/03/pesona-tranggulasi-2/
http://rynari.wordpress.com/%202012/01/03/%20pesona-tranggulasi-2/%285
http://rynari.wordpress.com/%202012/01/03/%20pesona-tranggulasi-2/%285
http://ucupneptune.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment