Tuesday, 22 December 2015

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN MEDIA URINE SAPI




keyword :
Page 1 of 10 1 LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN MEDIA URINE SAPI Laporan ini diajukan guna memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pertanian Organik Dosen Pengampu : Ir. Shodiq Eko Ariyanto, MP Disusun Oleh : KELOMPOK IV 1. Musthofa Afifi 2. Aditya Candra Septian 3. Jati Widnu Carantika 4. Kosmia Zuliyanti 5. Teguh Wiyono 2012 41 002 2012 41 029 2012 41 051 2012 41 057 2012 41 049 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2014 Page 2 of 10 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas limpah dan rahmat- Nya sehingga dalam penyusunan Laporan Praktikum Mata Kuliah Pertanian Organik dengan judul “Pembuatan Pupuk Organik Cair dengan Media Urine Sapi” ini bias selesai dengan tepat waktu. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tek lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Ir. Shodiq Eko Ariyanto, MP selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pertanian Organik, 2. Staff Laboratorium Universitas Muria Kudus, 3. Orang tua yang telah membantu dalam hal moril serta materiil, 4. Teman – teman yang telah memberikan saran serta kritikan yang membangun kepada penyusun. Penyusun juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini jauh dari kata sempurna, Untuk itu saran serta komentar yang membangun sangat penyusun harapkan agar dalam penulisan selanjutnya dapat lebih baik dari sekarang. Semoga laporan ini bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam dunia pertanian. Terima kasih. Kudus, Juni 2014 Penyusun Page 3 of 10 3 DAFTAR ISI Halaman Judul i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan 1 1.3 Manfaat 1 BAB II Tinjauan Pustaka 2 BAB III Metodologi 3.1 Tempat dan Waktu 4 3.2 Bahan dan Alat 4 3.3 Langkah Kerja 4 BAB IV Pembahasan 4.1. Pengamatan Minggu Pertama 5 4.2. Pengamatan Minggu Kedua 5 4.3. Pengamatan Minggu Ketiga 5 BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan 6 5.2 Saran 6 Daftar Pustaka 7 Page 4 of 10 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk organic cair adalah laruran dari pembusukan bahan-bahan organic yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsure haranya lebih dari satu unsure. Kelebihan dari pupuk organic ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organic cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yamg diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman. Dengan menggunakan pupuk organik cair dapat mengatasi masalah lingkungan dan membantu menjawab kelangkaan dan mahalnya harga pupuk anorganik saat ini. Salah satu hasil pemikiran mengenai peningkatan kemampuan tanah adalah revolusi hijau yang dikembangkan di Indonesia pada awal 1970-an atau tepatnya pada tahun 1968 dengan dikenal dengan program BIMAS yang telah mampu mengubah sikap petani dari anti teknologi menjadi sikap mau memanfaatkan teknologi pertanian modern, seperti pupuk kimia, obat-obatan perlindungan dari hama dan bibit unggul. Pada dasarnya penggunaan teknologi tersebut ditujukan untuk meningkatkan produktivitas tanah. Biourin merupakan istilah yang populer dikalangan para pengembang pertanian organik. Biourin merupakan urin yang diambil dari ternak, terutama rumansia yang terlebih dahulu di fermentasi sebelum digunakan. Biourin diperoleh dari fermentasi anaerobik dari urine dengan nutrisi tambahan menggunakan mikroba pengikat nitrogen dan mikroba dekomposer lainnya. Dengan demikian kandungan unsur nitrogen dalam biourin akan lebih tinggi dibandingkan dengan pada urine. 1.2 Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan kompos ini adalah untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk organic cair dari urine sapi. 1.3 Manfaat pembuatan Manfaat dari pembuatan kompos ini adalah agar mahasiswa saat ini bisa membuat pupuk organic sendiri dengan memanfaatkan bahan – bahan sederhana yang ada disekitar kita, mengingat saat ini harga pupuk kimia membungbung tinggi harganya. Page 5 of 10 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat dikomposkan. Kompos adalah sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Seresah, daun- daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu dapat dikomposkan. Dalam pembuatan kompos membutuhkan sarter untuk mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran manusia dapat dijadikan starter. Kompos dari kotoran ternak lebih dikenal dengan istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga menjadi kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah, dan ada yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah dikomposkan. Bahan yang agak mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain: kayu keras, batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan, antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan bulu binatang. Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahanorganik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi haratersedia bagi tanaman. Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tenpupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahanorganik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya, nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik (Skoog 1962). Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik. Pembenah tanah atau soil ameliorant menurut SK Mentan adalah bahan-bahan sintesis atau alami,organik atau mineral. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari Page 6 of 10 6 tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air Azolla. Pupuk kandang merupakan kotoran ternak (Skoog 1962). Limbah ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa tulang tulang,darah, dan sebagainya. Limbah industri yang menggunakan bahan pertanian merupakan limbah berasal dari limbah pabrik gula, limbah pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah bumbu masak, dan sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kota yang berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidak dapat dirombak misalnya plastik, kertas, botol, dan kertas. Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis (Razdan ,1983). pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dalam buku ini dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman (Razdan ,1983). Pada tanaman padi atau sayuran, misalnya, untuk menekan penggunaan pupuk anorganik (kimia) hingga 50%, diperlukan pupuk organik 2,0-2,5 t/ha. Jika penggunaan pupuk anorganik akan ditekan hingga 25% maka keperluan pupuk organik menjadi 3,5 t/ha atau lebih. Pada tanaman perkebunan, apabila sumber hara hanya mengandalkan pupuk organik maka kebutuhan pupuk mencapai 15 t/ha. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk sejumlah itu diperlukan pemeliharaan 24-28 ekor domba/kambing atau 3-4 ekor sapi. Pupuk cair organik merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk cair organik kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Oleh karena itu, pada kegiatan praktikum kali ini dilakukan pembuatan pupuk cair organik dari bahan-bahan sisa atau limbah pertanian. Page 7 of 10 7 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan di Rumah Kompos Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus, pada tanggal 24 Mei 2014. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan Alat alat yang digunakan 1. Urine Sapi 2. Tersi / kepala ikan 3. Empon - empon 4. Tetes Tebu 5. Starter em4 1. Derigen 2. Selang air 3. Solatip 4. Kertas label 5. Alat tulis 3.3. Langkah Kerja Adapun langkah – langkah dalam pembuatan pupuk organic cair adalah sebagai berikut : 1. Siapkan urine sapi dengan ukuran 2 liter. 2. Siapkan botol air mineral dan isi air setengah dari botol. 3. Tumbuk halus sisa kepala ikan atau terasi, kemudian tambah air sebanyak 500cc, setelah halus peras tumbukan kepala kana tau terasi untuk digunakan airnya. 4. Siapkan em4 sebanyak 200 cc atau setara dengan 2 tutuo botol air mineral. 5. Campurkan starter, air perasan kepala ikan kedalam urine sapi. 6. Tutup wadah urine sapi dengan rapat, dan lubangi tutup wadah tadi untuk di masuki selang yang akan dihubungkan kedalam botol air mineral yang telah berisi air. 7. Beri label tanggal pembuatan. Page 8 of 10 8 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengamatan minggu pertama. Pada minggu pertama, urine sapi tidak mengalami perubahan, dan baunya masih seperti urine aslinya. Hal ini diduga karena penutupan dirigen kurang rapat, sehingga harus dirapatkan kembali. 4.2 Pengamatan minggu kedua. Pada pengamatan minggu kedua, masih sama seperti minggu pertama, yakni urine sapi tidak mengalami perubahan, hal ini diduga pemberian starter kurang, sehingga perlu di tambahi starter lagi sebanyak 200cc. 4.3 Pengamatan minggu ketiga. Pada pengamatan minggu ketiga urine sapi sama sekali tidak mengalami perubahan, hal ini diduga karena mikroba yang ada di alam bebas masuk melalui celah tutup dirigen, dan pengamtan dihentikan. Page 9 of 10 9 BAB V PENUTUP 4.4 Kesimpulan - Pupuk organic cair adalah laruran dari pembusukan bahan-bahan organic yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsure haranya lebih dari satu unsure. - Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk organic cair terbilang sangat mudah, yaitu : Bahan yang digunakan Alat alat yang digunakan 1. Urine Sapi 2. Tersi / kepala ikan 3. Empon - empon 4. Tetes Tebu 5. Starter em4 1. Derigen 2. Selang air 3. Solatip 4. Kertas label 5. Alat tulis - Percobaan pembuatan pupuk organic cair dinyatakan gagal, hal ini disebabkan karena mikroba yang ada di alam masuk kedalam kedalam urine sapi yang menyebabkan mikroba yang ada didalamnya tidak bisa memperbanyak dirinya. 5.2 Saran Penyusun menyarankan bahwa didalam pembuatan pupuk organic cair, sebaiknya dilakukan di tempat yang tertutup, hal ini untuk mencegah mikroba yang tidak bisa masuk ke dalam urine sapi. Page 10 of 10 10 DAFTAR PUSTAKA - Anonymous, 2009. http://pdpasartohaga.wordpress.com/kajian-management-instalasi- pengolahan-sampah-organik-ipso/jerami-dapat-mensubstitusi-pupuk-KCl/. Diakses pada 20 Juni 2014 - Anonymous, 2009. http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk3/pupukhijau.pdf. Di akses pada 20 Juni 2014 - http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik - http://media-penyuluhan.blogspot.com/2012/06/cara-mudah-fermentasi-urine-sapi- untuk.html Di Akses Juni 2014 - Djuarnani, Nan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. PT. Agromedia Pustaka. Depok - Lingga, Pinus. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Depok 1 of 10tugas 6.docxtugas 6.docxOpenExtractOpen withDetailsCommentsGeneral InfoTypeWordDimensionsSize77 KBLocationdocxModified12:38 PM Oct 5Created12:38 PM Oct 5Opened by me4:20 PM Dec 22DescriptionAdd a descriptionSharingCicak GenitOwnerAnyoneCan ViewDownload PermissionViewers can download Send feedbackEmbed item...Add starRename...Report abuseShareDownloadPrint Links http://pdpasartohaga.wordpress.com/kajian-management-instalasi-pengolahan-sampah-organik-ipso/jerami-dapat-mensubstitusi-pupuk-KCl/ http://pdpasartohaga.wordpress.com/kajian-management-instalasi-pengolahan-sampah-organik-ipso/jerami-dapat-mensubstitusi-pupuk-KCl/ http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk3/pupukhijau.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik http://media-penyuluhan.blogspot.com/2012/06/cara-mudah-fermentasi-urine-sapi-untuk.html http://media-penyuluhan.blogspot.com/2012/06/cara-mudah-fermentasi-urine-sapi-untuk.html

No comments:

Post a Comment