interaksi antara IAA dengan BAP terhadap pertumbuhan planlet Artemesia annua L. secara in vitro.docx
keyword :
Page 1 of 5
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Penyakit malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Penyakit ini cukup serius dan beresiko tinggi karena dapat menyerang manusia dan menyebabkan kematian. Lebih dari 600 juta kasus di dunia terinfeksi penyakit ini, dan menyebabkan 1,7 – 2,5 juta orang/tahun mengalami kematian. Empat puluh persen dari jumlah tersebut terdapat di negara India, Indonesia, Amerika Latin dan Afrika (WHO, 2004). Menurut WHO (2004); pil kina selama ini menjadi obat yang diandalkan untuk mengatasi penyakit malaria telah resisten terhadap Plasmodium falciparum, sehingga diupayakan untuk mencari alternatif tanaman lain yang mampu mengatasi penyebab penyakit tersebut.Penelitian mengenai hal ini telah dilakukan di luar negeri, dan merekomendasikan bahwa salah satu tanaman obat yang mampu mengatasi secara efektif Plasmodium falciparum tersebut yaitu tanaman artemisia. Tanaman artemisia merupakan tanaman yang berasal dari daerah sub tropis (iklim temperate) mempunyai banyak species berkisar 200-400 spesies. Hasil penelitian tahun 1972 di Cina menunjukkan bahwa A. annua L. mengandung bahan aktif artemisinin yang sangat efektif mengatasi penyebab penyakit malaria tersebut, yang telah resisten terhadap kina (quinine) (Ebadi, 2002). A. annua L. merupakan satu-satunya jenis yang mengadung artemisinin dengan kadar yang cukup tinggi, di alam bervariasi antara 0,1 – 1,8%, bahkan dengan menggunakan hibrida antara klon China dan Vietnam, kandungan artemisinin dapat mencapai 2% (Ferreira et al., 2005). Meskipun artemisia berasal dari daerah sub tropis, tetapi dapat dikembangkan di daerah tropis, melalui pemuliaan (seleksi adaptasi dan hibridisasi) (Woerdenbag et al., 1994; Magalhaesdan Delabays, 1996; Magalhaes et al., 1996; Ban etal.,1999). Beberapa negara di daerah tropisseperti Malaysia, Brazil, Vietnam, Madagaskar,dan Sub Sahara Afrika telah membudidayakan artemisia dan menghasilkan artemisinin yang cukup tinggi yaitu 0,5 – 1,5% (Laugin, 2002).
Page 2 of 5
Mengingat kasus malaria di Indonesia hingga saat ini dan mengindikasikan bahwa kebutuhan bahan baku artemisinin yang besar, seluruhnya masih diimpor, maka upaya pengembangan budidaya artemisia sangat strategis. Supriyati et al. (2006) menyatakan bahwa artemisinin dapat diproduksi dengan cara sintesis tetapi memerlukan biaya yang besar dan sulit dilakukan sehingga bahan baku utama untuk artemisinin tetap bersumber dari tanaman. Kebutuhan simplisia A. annua L mempunyai prospek yang tinggi tetapi saat ini belum dibudidayakan secara intensif (Anonim,2004 cit Kusumodewi). Untuk memenuhi kebutuhan simplisianya diduga diperoleh dari tanaman yang tidak jelas budidayanya yang mengakibatkan kualitas beragam serta terkurasnya populasi di habitatnya (Sudiatso, 2000cit Kusumodewi, 2005). Oleh karena itu, perlu dilakukan teknik budidaya yang tepat agar sumber daya hayati ini tidak musnah dan tingkat produksinya tetap optimal. Secara generatif , tanaman A. annua L. dapatdikembangbiakkan dengan bijinya.Masalah yang dihadapipada budidaya tanaman ini adalah bahwa biji A. annua L.mempunyai viabilitas yang sangat rendah dan tidak mempunyai masa dormansi. Variasi bibit yang dihasilkandengan biji juga sangat memengaruhi kandungan zatbioaktif yang dihasilkannya. Teknik kultur jaringandiharapkan dapat mengatasi kendala yang disebabkanoleh budidaya konvensional dengan cara menyediakanbibit yang mempunyai kualitas seragam, mudah dalamperbanyakannya (Ermayanti et.al 2002) serta unggulsecara genetis (Kusumodewi, 2005). Ada dua jenis hormon tanaman (auksin dan sitokinin)yang banyak dipakai dalam propagasi secara in vitro (Wetherel, 1982). Auksin dapat merangsang pembentukan akar sedangkan sitokinin berperan sebagai perangsang pembelahan sel dalam jaringan eksplan serta merangsang pertumbuhan tunas daun (Wetherel, 1982). Golongan auksin yang ditambahkandalam media pada penelitian ini adalah Naphtalene Acetic Acid (NAA) sedangkan golongan sitokininnya adalah Benzyl Amino Purine (BAP). Perlakuan BAP dan NAA terhadap Artemesia annua L. tersebut dalam penelitian Samanhudi (2010) belum menumbuhkan akar planlet A. annua L. Oleh
Page 3 of 5
karena itu, dalam penelitian ini akan diujicobakan Zat Pengatur Tumbuh IAA dan BAP terhadap pertumbuhan A. annua L. B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh IAA terhadap pertumbuhan planlet Artemesia annua L. secara in vitro? 2. Apakah ada pengaruh BAP terhadap pertumbuhan planlet Artemesia annua L. secara in vitro? 3. Apakah ada interaksi antara IAA dengan BAP terhadap pertumbuhan planlet Artemesia annua L. secara in vitro? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh IAA terhadap pertumbuhan planlet Artemesia annua L. secara in vitro. 2. Untuk mengetahui pengaruh BAP terhadap pertumbuhan planlet Artemesia annua L. secara in vitro. 3. Untuk mengetahui interaksi antara IAA dengan BAP terhadap pertumbuhan planlet Artemesia annua L. secara in vitro? D. Hipotesis 1. Diduga IAA berpengaruh terhadap pertumbuhan planlet Artemesia annua L. secara in vitro. 2. Diduga BAP berpengaruh terhadap pertumbuhan planlet Artemesia annua L. secara in vitro. 4. Diduga ada interaksi antara IAA dengan BAP terhadap pertumbuhan planlet Artemesia annua L. secara in vitro.
Page 4 of 5
Tinjauan Pustaka Ekologi A. annua adalah tanaman determinate pendek hari. Tanaman non-anak yang sangat responsif terhadap stimulus photoperiodic dan bunga sekitar dua minggu setelah induksi. The fotoperiode kritis tampaknya menjadi sekitar 13,5 jam, tetapi ada kemungkinan akan penyinaran × interaksi suhu. Di Lafayette Indiana, Amerika Serikat (40 ° 21'N) tanaman bunga pada awal September dengan biji matang diproduksi pada bulan Oktober. Kultivar Brasil dan Swiss sedang perlahan-lahan disesuaikan dengan daerah tropis untuk produksi artemisinin. Metabolit sekunder Trikoma kelenjar Biseriate adalah sumber minyak atsiri yang sangat aromatik, terutama artemisia keton, 1,8-cineole kamper, germacrene D, hidrat Camphene, dan alpha-pinene, betacaryophyllene, myrcene, dan artemisia alkohol. Seskuiterpen Nonvolatile dapat dipulihkan dari tanaman dengan ekstraksi pelarut, beberapa di antaranya menunjukkan aktivitas antimalaria yang tinggi. Ada di sedikitnya 20 seskuiterpen dikenal termasuk artemisinin (Arteannuin A), Arteannuin B, artemisitene, dan artemisinin asam. Tanaman Budaya (Hortikultura) Sebagian besar koleksi artemisia berasal dari tegakan alami dengan konten artemisinin sangat bervariasi, beberapa sebagai rendah 0,01%. Pilihan saat ini digunakan dari asal Cina, Swiss, dan Brasil bervariasi 0,3-1,5%. Swiss peneliti N. Delabays melaporkan seleksi klonal yang berasal dari Bahan Cina yang memproduksi 1,1% artemisin dan sangat terlambat berbunga; hibrida milik (Meskipun tidak dari orang tua homozigot) telah diperoleh di Brazil (Unicamp- CPQBA) dan di Swiss (Mediplant) yang telah dibangun dengan baik di lintang dekat ke khatulistiwa, manfaat pembentukan tanaman di Afrika tropis. Hortikultura Dalam Produksi vitro A. annua mudah diperbanyak secara in vitro oleh protokol standar. Sitokinin meningkat menembak proliferasi tetapi penurunan perakaran dan meningkatkan vitrifikasi. A. annua dapat tumbuh dan disebarkan oleh microcuttings dalam media bebas hormon. Artemisinin diproduksi di tunas dalam vitro dan ditingkatkan oleh kehadiran akar. Tidak ada jejak atau kadar artemisinin ditemukan di
Page 5 of 5
akar, kalus, sel, atau sel media bebas. Tidak ada bukti bahwa produksi in vitro dari artemisinin dalam kultur jaringan akan pernah layak secara komersial. Namun, para peneliti memiliki berhasil memproduksi asam artemisinic (pendahulu) dalam budaya ragi dan artemisinin produksi, melalui prekursor, di bioreaktor mungkin menjadi jalan masa depan untuk mengeksplorasi. Produksi lapangan Produksi Bidang A. annua saat metode hanya layak secara komersial untuk menghasilkan artemisinin karena sintesis molekul kompleks ekonomis. Saat ini digunakan Pilihan mencapai puncak dalam artemisinin sebelum berbunga dan pada akhir pertumbuhan vegetatif, memungkinkan akumulasi biomassa maksimal artemisinin sebelum panen. Yang paling penting masalah manajemen melibatkan penanaman, pencapaian tegakan seragam, pengendalian gulma, dan pasca panen pengeringan tanaman. Tanaman ini sangat kuat dan pada dasarnya hama dan penyakit gratis. Kebanyakan peneliti transplantasi bibit tapi penyemaian langsung dan pemindah mekanik memiliki telah digunakan produksi incommercial. Plasma Nutfah Berbagai sumber benih ramuan khusus menjual A. annua benih untuk pasar karangan bunga. (Lihat S. Facciola, 5 of 5 Displaying PENGARUH IAA DAN BAP TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS DAN AKAR Artemesia annua L.docx.
Links
No comments:
Post a Comment