Saturday, 26 September 2015

Definisi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)


Definisi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)




Download File
Download Doc


Definisi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)

PGPR

Pada akar tanaman

PGPR merupakan salah satu agens antagonis patogen tumbuhan dalam menekan populasi atau

aktivitas patogen tumbuhan dapat berupa hiperparasitisme, kompetisi terhadap ruang dan hara

serta antibiosis dan lisis. Agens antagonis patogen tumbuhan adalah mikroorganisme yang

mengintervensi aktivitas patogen dalam menimbulkan panyakit tumbuhan. Agens tersebut tidak

dapat mengejar inang yang telah masuk ke dalam tanaman. Efektivitasnya dapat dilihat dengan

tidak berkembangnya penyakit tersebut. Bakteri Pseudomonas fluorescens dapat menghasilkan

spora, yang bersifat aerobic gram negatif, banyak ditemukan pada daerah rizofir dan tanah, serta

lebih efektif pada tanah netral dan basa. Penanaman pada tanah yang lembab dapat

meningkatkan populasi, kolonisasi akar yang merupakan persyaratan sebagai agen biokontrol.

Proses Antagonis, tipe mekanisme antagonis Pseudomonas fluorescens berupa kompetisi unsur

hara dalam tanah. Dapat menekan perkembangan Fusarium sp. melalui kompetisi terhadap unsur

Fe yang tersedia. Pseudomonas merupakan salah satu genus dari Famili Pseudomonadaceae.

Bakteri ini berbentuk batang lurus atau lengkung, ukuran tiap sel bakteri 0.5-0.1 1μm x 1.5-4.0

μm, tidak membentuk spora dan bereaksi negatif terhadap pewarnaan Gram. Pseudomonas

terbagi atas grup, diantaranya adalah sub-grup berpendarfluor (Fluorescent) yang dapat

mengeluarkan pigmen phenazine.

Kemampuan PGPR sebagai agens pengendalian hayati adalah karena kemampuannya bersaing

untuk mendapatkan zat makanan, atau karena hasil-hasil metabolit seperti siderofor, hidrogen

sianida, antibiotik, atau enzim ekstraselluler yang bersifat antagonis melawan patogen

pseudomonas sp. dapat menghasilkan siderofor sejenis pseudobaktin yang masing-masing

berbeda dalam hal jumlah dan susunan asam amino dalam rantai peptide. Pseudomonas sp.

banyak diteliti sehubungan dengan kemampuan bakteri ini sebagai perangsang pertumbuhan

(Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan menekan serangan penyakit yang

disebabkan Fusarium oxysporum dan penyakit akar yang disebabkan Gaeumannomyces

graminis. Mekanisme kerja PGPR diketahui sebagai senyawa yang berfungsi sebagai pemasok

zat makanan, bersifat antibiosis, atau sebagai hormon pertumbuhan, atau penggabungan dari

berbagai cara tersebut.

 Sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman.

 Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman.

 Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat menguntungkan.

 Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya.

Fungsi PGPR bagi tanaman yaitu

 Mmampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit

atau kerusakan oleh serangga.

 Selain itu PGPR juga meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang,

besi dan tembaga.

 PGPR juga bisa memproduksi hormon tanaman, menambah bakteri dan cendawan yang

menguntungkan serta mengontrol hama dan penyakit tumbuhan.

CARA PEMBUATAN PGPR

ALAT DAN BAHAN:

 100 gr akar bambu

 400 gr gula pasir

 200 gr trasi

 1 kg dedak halus

 10 lt air

 Penyedap rasa secukupnya

CARA MEMBUAT:

 Rendam akar bambu dalam air matang dingin 2-4 hari

 Rebus bahan 2 s/d 6 sampai memdidih selama 20 menit

 Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen dan tutup rapat

 Buka dan kocok-kocok sehari sekali

 Setelah 15 hari PGPR siap digunakan

CARA MENGGUNAKAN:

 Saring PGPR

 Campurkan 1 lt PGPR ke dalam air 1 tangki

 Semprotkan PGPR tersebut ke lahan yang belum ditanami

 Ulangi penyemprotan setiap 20 hari sekali

 Mekanisme Kerja PGPR

 PGPR meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan cara langsung dan tidak langsung, tetapi

mekanisme spesifiknya tidak hanya melibatkan karakter yang baik (Glick, 1995). Mekanisme

langsung dari plant growth promotion oleh PGPR dapatdiperlihatkan dalam ketiadaan patogen

tanaman. Atau mikroorganisme rizosferlainnya, sedangkan mekanisme tidak langsung

melibatkan kemampuan PGPR dalammenurunkan pengaruh yang merusak / mengganggu dari

patogen tanaman terhadaphasil tanaman budidaya.Pengaruh PGPR secara langsung dalam

meningkatkan pertumbuhan tanamanterjadi melalui bermacam-macam mekanisme, di antaranya

fiksasi nitrogen bebasyang ditransfer ke dalam tanaman, produksi siderophore yang meng-khelat

besi (Fe)dan membuatnya tersedia bagi akar tanaman, melarutkan mineral seperti fosfor

dansintesis phytohormon. Peningkatan langsung dari pengambilan mineral melaluipeningkatan

dalam spesifik flux ion di permukaan tanaman karena keberadaan PGPRini telah juga dilaporkan.

Strains PGPR bisa jadi menggunakan satu atau lebihmekanisme ini dalam rizosfer.

Telah diketahui bahwa PGPR mensintesis auksin dansitokinin atau terlibat

dalam sintesis etilen tanaman.Pengaruh PGPR secara tidak langsung dalam

meningkatkan pertumbuhantanaman terjadi melalui penekanan dari fitopatogen yang dilakukan

melaluimekanisme yang berbeda. Ini termasuk kemampuan dalam memproduksi sideroforyang

mengkhelat Fe, menjadikannya tidak tersedia bagi patogen; kemampuan dalammensintesis

metabolit anti fungal seperti antibiotik, dinding sel fungal – lysing enzimatau

hidrogen sianida, yang menekan pertumbuhan patogen jamur; kemampuan

untuk bersaing secara sukses dengan patogen untuk nutrisi atau unsur hara atau tempatkhusus

dalam perakaran tanaman; dan kemampuannya dalam menimbulkan resistensisistemik.

  

 31

 Gambar 8. Contoh kajian in vitro terhadap penghambatan (inhibisi)

pertumbuhan fungi. Isolatbakteri yang berbeda diuji kemampuan inhibisinya

terhadap pertumbuhan

  Rhizoctonia sp

 .,penyakit tular tanah pada tanaman legum. Daerah inhibisi terlihat sekitar

isolat 4-31 padabagian atas pelat agar.

 Indikasi adanya mekanisme kerja yang mendukung pertumbuhan oleh PGPRadalah pada saat

strain bakteri meningkatkan pertumbuhan secara tidak langsungdengan cara mengubah

keseimbangan mikrobia dalam rizosfer. Siderofor pengkhelatFe, antibiotik, dan HCN diproduksi

oleh beberapa PGPR dan telah dikaitkan dengankemampuannya mereduksi patogen tanaman

serta rizobakteria yang bersifat toksik.Kaitan HCN dalam mendukung pertumbuhan secara

langsung melalui penemuanbahwa beberapa rizobakteria yang bersifat toksik menghasilkan

HCN, yangmenghambat pertumbuhan tanaman dan bahwa rizobakteria yang merugikan ini

dapatdihambat oleh beberapa strain PGPR (Schippers, 1988,

 dalam

 Kloepper,

 et al.,

 1985)


No comments:

Post a Comment