Definisi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) |
Download File
Download Doc
Definisi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)
PGPR
Pada akar tanaman
PGPR merupakan salah satu agens antagonis patogen tumbuhan dalam menekan populasi atau
aktivitas patogen tumbuhan dapat berupa hiperparasitisme, kompetisi terhadap ruang dan hara
serta antibiosis dan lisis. Agens antagonis patogen tumbuhan adalah mikroorganisme yang
mengintervensi aktivitas patogen dalam menimbulkan panyakit tumbuhan. Agens tersebut tidak
dapat mengejar inang yang telah masuk ke dalam tanaman. Efektivitasnya dapat dilihat dengan
tidak berkembangnya penyakit tersebut. Bakteri Pseudomonas fluorescens dapat menghasilkan
spora, yang bersifat aerobic gram negatif, banyak ditemukan pada daerah rizofir dan tanah, serta
lebih efektif pada tanah netral dan basa. Penanaman pada tanah yang lembab dapat
meningkatkan populasi, kolonisasi akar yang merupakan persyaratan sebagai agen biokontrol.
Proses Antagonis, tipe mekanisme antagonis Pseudomonas fluorescens berupa kompetisi unsur
hara dalam tanah. Dapat menekan perkembangan Fusarium sp. melalui kompetisi terhadap unsur
Fe yang tersedia. Pseudomonas merupakan salah satu genus dari Famili Pseudomonadaceae.
Bakteri ini berbentuk batang lurus atau lengkung, ukuran tiap sel bakteri 0.5-0.1 1μm x 1.5-4.0
μm, tidak membentuk spora dan bereaksi negatif terhadap pewarnaan Gram. Pseudomonas
terbagi atas grup, diantaranya adalah sub-grup berpendarfluor (Fluorescent) yang dapat
mengeluarkan pigmen phenazine.
Kemampuan PGPR sebagai agens pengendalian hayati adalah karena kemampuannya bersaing
untuk mendapatkan zat makanan, atau karena hasil-hasil metabolit seperti siderofor, hidrogen
sianida, antibiotik, atau enzim ekstraselluler yang bersifat antagonis melawan patogen
pseudomonas sp. dapat menghasilkan siderofor sejenis pseudobaktin yang masing-masing
berbeda dalam hal jumlah dan susunan asam amino dalam rantai peptide. Pseudomonas sp.
banyak diteliti sehubungan dengan kemampuan bakteri ini sebagai perangsang pertumbuhan
(Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan menekan serangan penyakit yang
disebabkan Fusarium oxysporum dan penyakit akar yang disebabkan Gaeumannomyces
graminis. Mekanisme kerja PGPR diketahui sebagai senyawa yang berfungsi sebagai pemasok
zat makanan, bersifat antibiosis, atau sebagai hormon pertumbuhan, atau penggabungan dari
berbagai cara tersebut.
Sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman.
Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman.
Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat menguntungkan.
Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya.
Fungsi PGPR bagi tanaman yaitu
Mmampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit
atau kerusakan oleh serangga.
Selain itu PGPR juga meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang,
besi dan tembaga.
PGPR juga bisa memproduksi hormon tanaman, menambah bakteri dan cendawan yang
menguntungkan serta mengontrol hama dan penyakit tumbuhan.
CARA PEMBUATAN PGPR
ALAT DAN BAHAN:
100 gr akar bambu
400 gr gula pasir
200 gr trasi
1 kg dedak halus
10 lt air
Penyedap rasa secukupnya
CARA MEMBUAT:
Rendam akar bambu dalam air matang dingin 2-4 hari
Rebus bahan 2 s/d 6 sampai memdidih selama 20 menit
Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen dan tutup rapat
Buka dan kocok-kocok sehari sekali
Setelah 15 hari PGPR siap digunakan
CARA MENGGUNAKAN:
Saring PGPR
Campurkan 1 lt PGPR ke dalam air 1 tangki
Semprotkan PGPR tersebut ke lahan yang belum ditanami
Ulangi penyemprotan setiap 20 hari sekali
Mekanisme Kerja PGPR
PGPR meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan cara langsung dan tidak langsung, tetapi
mekanisme spesifiknya tidak hanya melibatkan karakter yang baik (Glick, 1995). Mekanisme
langsung dari plant growth promotion oleh PGPR dapatdiperlihatkan dalam ketiadaan patogen
tanaman. Atau mikroorganisme rizosferlainnya, sedangkan mekanisme tidak langsung
melibatkan kemampuan PGPR dalammenurunkan pengaruh yang merusak / mengganggu dari
patogen tanaman terhadaphasil tanaman budidaya.Pengaruh PGPR secara langsung dalam
meningkatkan pertumbuhan tanamanterjadi melalui bermacam-macam mekanisme, di antaranya
fiksasi nitrogen bebasyang ditransfer ke dalam tanaman, produksi siderophore yang meng-khelat
besi (Fe)dan membuatnya tersedia bagi akar tanaman, melarutkan mineral seperti fosfor
dansintesis phytohormon. Peningkatan langsung dari pengambilan mineral melaluipeningkatan
dalam spesifik flux ion di permukaan tanaman karena keberadaan PGPRini telah juga dilaporkan.
Strains PGPR bisa jadi menggunakan satu atau lebihmekanisme ini dalam rizosfer.
Telah diketahui bahwa PGPR mensintesis auksin dansitokinin atau terlibat
dalam sintesis etilen tanaman.Pengaruh PGPR secara tidak langsung dalam
meningkatkan pertumbuhantanaman terjadi melalui penekanan dari fitopatogen yang dilakukan
melaluimekanisme yang berbeda. Ini termasuk kemampuan dalam memproduksi sideroforyang
mengkhelat Fe, menjadikannya tidak tersedia bagi patogen; kemampuan dalammensintesis
metabolit anti fungal seperti antibiotik, dinding sel fungal – lysing enzimatau
hidrogen sianida, yang menekan pertumbuhan patogen jamur; kemampuan
untuk bersaing secara sukses dengan patogen untuk nutrisi atau unsur hara atau tempatkhusus
dalam perakaran tanaman; dan kemampuannya dalam menimbulkan resistensisistemik.
31
Gambar 8. Contoh kajian in vitro terhadap penghambatan (inhibisi)
pertumbuhan fungi. Isolatbakteri yang berbeda diuji kemampuan inhibisinya
terhadap pertumbuhan
Rhizoctonia sp
.,penyakit tular tanah pada tanaman legum. Daerah inhibisi terlihat sekitar
isolat 4-31 padabagian atas pelat agar.
Indikasi adanya mekanisme kerja yang mendukung pertumbuhan oleh PGPRadalah pada saat
strain bakteri meningkatkan pertumbuhan secara tidak langsungdengan cara mengubah
keseimbangan mikrobia dalam rizosfer. Siderofor pengkhelatFe, antibiotik, dan HCN diproduksi
oleh beberapa PGPR dan telah dikaitkan dengankemampuannya mereduksi patogen tanaman
serta rizobakteria yang bersifat toksik.Kaitan HCN dalam mendukung pertumbuhan secara
langsung melalui penemuanbahwa beberapa rizobakteria yang bersifat toksik menghasilkan
HCN, yangmenghambat pertumbuhan tanaman dan bahwa rizobakteria yang merugikan ini
dapatdihambat oleh beberapa strain PGPR (Schippers, 1988,
dalam
Kloepper,
et al.,
1985)
No comments:
Post a Comment