Keyword :
azolla pinnata danblue-green algaesebagai biofertilizer padasystem of
rice intensification sri diahpuspitahati magister ilmu tanah
fakultaspertanianuniversitaspadjadjaran email diah_puspitahati
yahoo.co.id abstract this study aims to determine the effect of
azollapinnata and blue - green algae as biofertilizer on system of rice
intensification sri this study was conducted from march 2010 to june
2010 in the greenhouse of the faculty of agriculture university of
padjadjaran jatinangor sumedang the research location is at an altitude
of ± 700 mdpl this experiment used a randomized block design rak
factorial consisting of two treatments azollapinnata 4 stage treatment
namely a0 without azolla pot -1 azolla a2 50 g pot -1 azolla a3 75 g pot
-1 azolla dan blue-green algae 3 stage treatment namely b0 without bga
b1 0.05 lt pot-1 bga b2 0.1 lt pot-1bga with three replications the
results showed azollapinnataproviding various treatments and bga does
not significantly affect the growth of rice plants sri.perlakuana3b1
provide the highest influence on the number of tillers and a0b2
treatment gave the highest effect on plant height and plant height
difference however a3b1 treatment gives the best effect because it is
more consistent both in the number of tillers and plant height keyword
azolla pinnata blue-green algae system rice of intensification sri
pendahuluan latar belakang sri adalah teknik budidaya padi yang mampu
meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman
tanah air dan unsur hara terbukti telah berhasil meningkatkan
produktifitas padi sebesar 50 bahkan di beberapa tempat mencapai lebih
dari 100 hasil metode sri sangat memuaskan di madagaskar pada beberapa
tanah tak subur yang produksi normalnya 2 ton ha petani yang menggunakan
sri memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton ha beberapa petani
memperoleh 10–15 ton ha bahkan ada yang mencapai 20 ton ha metode sri
minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa
dipakai petani mutakin 2008 keunggulan lain dari metode sri ini adalah
1 tanaman hemat air selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen
memberikan airmax 2 cm paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada
periode pengeringan sampai tanah retak irigasi terputus 2 hemat biaya
hanya butuh benih 5 kg ha tidak memerlukan biaya pencabutan bibit tidak
memerlukan biaya pindah bibit tenaga tanam kurang dan lain- lain 3 hemat
waktu ditanam bibit muda 5 - 12 hss dan waktu panen akan lebih awal
produksi meningkat di beberapa tempat mencapai 11 ton ha 4 ramah
lingkungan karena tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan
mempergunakan pupuk page 2 of 11 14 cefars
jurnalagribisnisdanpengembangan wilayah vol 4 no 1 desember 2012 organik
kompos kandang dan mikroorganisme lokal begitu juga penggunaan
pestisidanya mutakin 2008 pupuk yang digunakan dalam metode sri
hanyalah pupuk organik yang berasal dari hijauan seperti jerami batang
pisang dan pangkasan daun tanaman legum atau kotoran ternak seperti sapi
kerbau dan ayam kelemahannya adalah bahan-bahan ini harus dikomposkan
terlebih dulu sebelum dipakai sebagai pupuk dan dibutuhkan dalam jumlah
yang besar.untuk menambah kandungan nutrisi pupuk organik tersebut
ditambah dengan pupuk organic cair yang mengandung mikroorganisme lokal
mol seperti azotobacter dan sebagainya vecoindonesia 2007 azolla
pinnata banyak digunakan sebagai pupuk organik bahkan di vietnam azolla
telah digunakan sebagai pupuk sejak tahun 1930.azolla pinnata digunakan
sebagai pupuk dengan cara dibudidayakan terlebih dahulu selanjutnya
biomassa azolla dipindahkan ke lahan padi dengan cara dibenamkan
watanabe 1978 kompos azolla pinnata memiliki kandungan n sebesar 0 28
p2o5 sebesar 19 96 k2o sebesar 10 30 juga mengandung unsur hara lainnya
seperti fe mn cu dan zn serta memiliki rasio c-n sebesar 12 suryatmana
dkk 2007 oleh karena itu azolla pinnata dapat digunakan sebagai sumber
nitrogen dan juga sebagai sumber unsur hara lainnya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hara tanaman padi kelebihan azolla dibanding bahan
organik yang sering digunakan pada sri antara lain 1 mudah tumbuh
sehingga dapat diproduksi dalam waktu cepat sehingga bersifat
reproducible 2 mudah terkomposkan 3 kkandungan nutrisi lebih tinggi
dibandingkan kompos lain 4 biaya produksi rendah mikroba penambat n2
merupakan salah satu mikroorganisme lokal pemanfaatan mikroba tersebut
merupakan suatu alternatif yang ramah lingkungan mengingat residu dan
dampak penggunaannya tidak mencemari lingkungan blue-green algae bga
merupakan salah satu mikroba penambat n yang dapat diaplikasikan di
sawah padi untuk meningkatkan ketersediaan n dalam tanah menurut rao
1994 fiksasi nitrogen alga pada sawah sekitar 49 kg ha-1 dalam kondisi
normal selain memfiksasi nitrogen blue- green algae juga mensintesis dan
mengeksresikan beberapa vitamin dan zat tumbuh vitamin b12 auksin dan
asam karbonat yang menyebabkan pertumbuhan padi menjadi lebih baik
selain itu dalam roger kulasooriya 1980 blue-green algae mampu
menyediakan n sebanyak 30-40 kg ha-1 tiap musim tanam mengingat
banyaknya manfaat blue-green algae maka blue-green algae mempunyai
prospek yang baik sebagai biofertilizer untuk dikembangkan dalam
pertanian khususnya padi sawah guna peningkatan produktivitas padi sawah
yang berbasis page 3 of 11 15 cefars jurnalagribisnisdanpengembangan
wilayah vol 4 no 1 desember 2012 pertanian organik yaitu pada
srisehingga mampu mendukung pertanian yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan kelebihan lain dari bga dibandingkan azotobacter atau bakteri
fik n lain adalah 1 kapasitas nitrogenasenya lebih tinggi yaitu sebesar
8 125 dibandingkan dengan azotobacter sp yang hanya mencapai 0 017
suryatmana 2007 2 sawah merupakan habitat yang cocok untuk aktivitas dan
viabilitas bga sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai
pemasok n bagi tanaman secara maksimal potensi azolla dan bga yang
memiliki prospek tinggi seperti tersebut diatas maka kajian mengenai
efektifitas azolla dan bga sangatlah penting karena untuk mengetahui
potensi dan efektifitas kedua agen hayati tersebut dapat berperan dalam
meningkatkan efisiensi dan produktifitas padi dengan metode sri tinjauan
pustaka blue-green algae merupakan organisme yang selain menghasilkan
oksigen melalui fotosintesis juga dapat menambat n2 dari udara dan
mengubahnya menjadi bentuk yang tersedia untuk tanaman blue-green algae
dapat ditemukan di areal padi sawah dan habitat perairan roger 1992
blue-green algae merupakan organisme prokariot dengan tipe sel gram
negatif dan fotoautotrof nagarkan 2002 bga terdiri atas tiga bentuk
yaitu uniseluler koloni dan filamen bentuk benang kebanyakan dari
blue-green algae yang dapat menambat n2 dari udara termasuk ke dalam
ordo nostocales dan stigonematales diantaranya terdapat genus yang
berperan penting anabaena aulosira cloroglea cylindrospermum nostoc
calothrix scytonema dan stigonema blue-green algae penambatn2 pada
umumnya memiliki enzim nitrogenase salah satu ciri utama dari
nitrogenase bga adalah kepekaannya yang tinggi terhadap o2 bga
mengeluarkan o2 selama fotosintesis dan karenanya jelas bahwa harus ada
mekanisme yang dapat melindungi nitrogenase yang sangat peka terhadap
oksigen enzim nitrogenase dari bga bentuk filamen seperti plectonema
lebih peka terhadap o2 dibandingkan dengan nitrogenase dari bga
berheterosista hal ini menunjukkan adanya mekanisme perlindungan yang
diberikan oleh heterosista yang mencegah inaktifasi oksigen dari sistem
penambat nitrogen dalam kondisi aerob rao 1994 azolla pinnata merupakan
paku air yang bersimbiosis dengan anabaena azollae yang mampu
memfiksasi n dari atmosfer khan 1988 azolla lebih dikenal sebagai
sumber nitrogendan unsur hara lainnya suryatmana dkk.2007 page 4 of 11
16 cefars jurnalagribisnisdanpengembangan wilayah vol 4 no 1 desember
2012 tabel 1 analisis kompos azolla pinnata suryatmanadkk 2007 parameter
satuan hasil kriteria ph h2o 1 2.5 5 1 masam ph kcl in 1 2.5 4 3 -
c-organik 3 30 tinggi n-total 0 28 sedang c n 12 sedang p2o5 bray 2
mgkg-1 19 96 sedang p2o5 hcl 25 mg 100 g-1 29 90 sedang k2o hcl 25 mg
100 g-1 10 30 rendah susunan kation k-dd cmol kg-1 0 3 rendah na-dd cmol
kg-1 1 10 sangat tinggi ca-dd cmol kg-1 6 58 sedang mg-dd cmol kg-1 3
39 tinggi ktk cmol kg-1 15 98 rendah al-dd cmol kg-1 0 39 - h-dd cmol
kg-1 0 21 - kejenuhan basa 71 15 sangat tinggi kejenuhan al 3 26 sangat
rendah sri adalah model tanam padi yang mengutamakan perakaran yang
berbasis pada pengelolaan tanah tanaman dan air dengan tetap menjaga
produktivitas dan mengedepankan nilai ekologis anugrah dkk 2008 sri
dikembangkan di madagaskar pada awal tahun 1980 oleh fr henri de
laulanie s.j kemudian pada tahun 1990 dibentuk assosiation tefy sains
ats sebuah lembaga swadaya masyarakat lsm malagasy untuk memperkenalkan
sri empat tahun kemudian corneell international institute for food
agriculture and development cifad mulai bekerjasama dengan tefy sains
untuk memperkenalkan sri di sekitar ranomafama national park di
madagaskar timur yang didukung oleh us agency for international
development model sri juga telah diuji di berbagai negara di kawasan
asia termasuk asia selatan seperti india bangladesh dan sri lanka
disamping di kawasan asia tenggara seperti filipina dan vietnam serta
cina daratan dengan hasil yang positif berkelaar 2001 wardana et al 2005
dalam anugrah dkk 2008 pada tahun 1999 kerjasama nanjing agricultural
university di china dan aard agency for agriculture researhc and
development di indonesia melakukan percbaan pertama di luar madagaskar
sementara itu pada tahun 2006 kegiatan validasi pengaruh sri di 20
negara serta di negara lainnya telah diujicobakan dengan hasil yang
positif kedua puluh negara yang dimaksud meliputi bangladesh benin
cambodia cuba gambia guinea india laos mali mozambique myanmar nepal
pakistan peru philipines senegal serena leone sri lanka thailand dan
vietnam
No comments:
Post a Comment