Monday 12 October 2015

STUDI PERENCANAAN POLA TANAM DAN POLA OPERASI PINTU AIR JARINGAN REKLAMASI RAWA PULAU RIMAU DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN





 keyword :
 studi perencanaan pola tanam dan pola operasi pintu air jaringan reklamasi rawa pulau rimau di kabupaten musi banyuasin sumatera selatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah tata guna dan evaluasi lahan yang diampu oleh ir hadi supriyo m.p disusun oleh 1 maqbul fidha farobby 201241045 2 ahmad dahlan 201241012 3 erwin dwi apriyanto 201241044 4 bambang mustofa 201241020 5 naylus salam 201241038 program studi agroteknologi fakultas pertanian universitas muria kudus 2014 page 2 of 19 2 ringkasan penelitian dilakukan dengan cara deskripsi yang terdiri dari suatu penilaian kondisi klimatologi curah hujan tanah topografi hidrotopografi data teknis jaringan reklamasi dan data usaha tani daerah studi kemudian dianalisis sehingga dapat ditentukan pola tanam dan operasi pintu air yang sesuai dengan kebutuhan usaha pertanian di lokasi studi dari hasil analisis diketahui bahwa kondisi jaringan tata air di daerah studi dalam kondisi tidak sepenuhnya baik pola tanam di daerah studi hanya 1x musim tanam dalam setahun padi–bera sedangkan pola tanam yang di rencanakan adalah 3x musim tanam per tahun padi-padi-palawija dan kebutuhan air maksimum terjadi pada bulan oktober periode kedua sebesar 261 35 mm periode atau 17 42 mm hari pola operasi pintu air sekunder dan tersier untuk tanaman padi sawah selama musim hujan difokuskan pada retensi drainase yang terkendali untuk membuang air hujan yang berlebihan atau selama pemupukan pembilasan dan pencucian unsur-unsur racun dan asam dan irigasi pasang surut drainase diperlukan apabila genangan air menjadi terlalu dalam atau apabila kualitas air memburuk untuk tanaman palawija yang ditanam pada musim kemarau setelah panen tanaman padi kedua selesai difokuskan pada drainase dari hasil analisis usaha tani diperoleh prediksi keuntungan untuk pola tanam yang ada saat ini pada daerah studi padi – bera sebesar rp.1.495.000 ha tahun dan untuk pola tanam rencana padi – padi – palawija adalah sebesar rp.7.730.750 ha tahun page 3 of 19 3 daftar isi cover i ringkasan ii daftar isi iii bab i pendahuluan 1 bab ii metode penelitian 2 bab iii hasil dan pembahasan 4 bab iv kesimpulan 13 daftar pustaka 14 page 4 of 19 4 bab i pendahuluan pertanian merupakan sektor andalan pembangunan nasional sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pangan nasional peningkatan produksi pertanian harus terus diupayakan pemanfaatan lahan pasang surut di luar pulau jawa merupakan salah satu langkah penting untuk menghasilkan bahan pangan terutama beras mengimbangi penciutan lahan subur produktif untuk pertanian di jawa meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat serta pemerataan pembangunan lahan pasang surut seluas 25 juta hektar yang tersebar di pulau sumatera kalimantan sulawesi dan irian jaya sekitar 5 5 juta hektar berpotensi dikembangkan untuk pertanian darmanto 1992 salah satu daerah rawa pasang surut di propinsi sumatera selatan yang telah direklamasi sejak tahun 1970 untuk dikembangkan sebagai areal pertanian dan pemukiman transmigrasi adalah jaringan reklamasi rawa pulau rimau yang berada dalam wilayah kabupaten musi banyuasin dengan luas keseluruhan 22.600 hektar anonim 1998 dari hasil identifikasi dan karakteristik wilayah yang dilakukan badan litbang pertanian diketahui bahwa sampai dengan tahun 1999 kesejahteraan sebagian penduduk transmigran masih rendah sebagian besar sarana dan prasarana tata air kurang lengkap atau tidak berfungsi dengan baik intensitas pertanaman ip di daerah ini masih rendah yaitu sekali setahun produktivitas sawah pasang surut masih relatif rendah yaitu 1-2 ton padi gabah kering giling gkg per hektar salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas pertanian di daerah studi adalah karena belum adanya penetapan waktu tanam yang paling menguntungkan berdasarkan rencana pola tata tanam yang dapat dijadikan pedoman dalam pemanfaatan lahan pasang surut di jaringan reklamasi rawa pulau rimau berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu adanya suatu perencanaan pola tanam yang di dukung pengoperasian pintu air di tingkat tersier untuk mendukung kegiatan pertanian yang diusahakan studi ini bertujuan untuk merencanakan alternatif penentuan waktu tanam berdasarkan pola tanam rencana yang didukung pola operasi bangunan air sehingga diperoleh kondisi neraca air yang baik dan intensitas tanam yang maksimum serta memprediksi keuntungan hasil usahatani dari pola tanam yang direncanakan page 5 of 19 5 bab ii metode penelitian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara deskripsi yang terdiri dari suatu penilaian atau pengukuran kondisi klimatologi curah hujan tanah topografi hidrotopografi data teknis jaringan reklamasi dan data usaha tani sehingga diperoleh informasi tentang kondisi daerah studi kemudian dianalisa sehingga dapat ditentukan pola tanam dan operasi pintu air yang sesuai dengan kebutuhan usaha pertanian di lokasi studi studi dilakukan pada bulan agustus 2001 di jaringan irigasi pasang surut pulau rimau kecamatan banyuasin iii kabupaten musi banyuasin muba propinsi sumatera selatan pengumpulan data dilakukan dengan cara survei ke lokasi untuk melakukan pengamatan kondisi fisik jaringan dan bangunan pendukungnya serta aktivitas pertanian di lahan usaha tani pengumpulan data-data sebagai masukan meliputi data klimatologi data curah hujan data teknis jaringan data usaha tani data tanah topografi dan hidrotopografi daerah studi yang diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan dan instansi terkait serta dari studi literatur analisis data yang dilakukan meliputi 1 analisa kondisi iklim penentuan klasifikasi iklim menggunakan sistem oldeman sehingga diperoleh tipe iklim daerah studi berdasarkan tipe iklim tersebut dapat ditentukan jenis tanaman dan sistem pertanaman yang memungkinkan untuk diterapkan pada daerah studi 2 analisis curah hujan andalan r80 perhitungan curah hujan andalan di tentukan dengan menggunakan metode tahun dasar perencanaan basic year penentuan curah hujan andalan dengan menggunakan metode ini adalah dengan menentukan suatu tahun tertentu sebagai dasar perencanaan dengan hujan andalan sebesar 80 tingkat probabilitas 80 3 kebutuhan air irigasi untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan guna memenuhi keperluan air irigasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah yaitu 1 menghitung evapotranspirasi potensial 2 analisis kebutuhan air tanaman 3 perkiraan laju perkolasi 4 perhitungan kebutuhan air untuk pengolahan tanah dan persemaian 5 analisis curah hujan efektif 6 perhitungan kebutuhan air disawah 7 penentuan efisiensi irigasi 8 perhitungan kebutuhan air di pintu pengambilan page 6 of 19 6 4 pola tanam berdasarkan analisis iklim jenis tanah topografi dan hidrotopografi kebutuhan air irigasi dan ketersediaannya maka ditentukan pola tanam yang memungkinkan untuk diterapkan di daerah studi 5 pola operasi pintu air untuk menentukan pengoperasian pintu air didasarkan pada kebutuhan air irigasi jenis tanah kondisi hidrologis dan iklim seperti curah hujan pola pasang surut suhu dan lainnya 6 analisis usaha tani analisis usaha tani dilakukan dengan cara menghitung biaya dan keuntungan yang diperoleh dari masing-masing pola tanam sehingga diperoleh pola tanam yang paling menguntungkan page 7 of 19 7 bab iii hasil dan pembahasan jaringan irigasi pasang surut pulau rimau dengan luas bersih 19.206 ha dari luas keseluruhan 22.600 ha dirancang untuk lokasi transmigrasi dan lahan pertanian transmigran mulai menempati lokasi tahun 1983 dan hingga kini dihuni sekitar 7.500 kepala keluarga anonim 1998 dari hasil pengamatan dilapangan terlihat kondisi jaringan tata air pada umumnya kurang terawat dan belum semua saluran dilengkapi dengan pintu air hal tersebut didukung hasil laporan proyek pengembangan sistem usaha pertanian lahan pasang surut departemen pertanian sumatera selatan tahun 2000 diketahui bahwa sekitar 35 dari jaringan tata air yang ada belum memiliki saluran tersier 64 saluran sekunder kondisinya kurang terawat dan hanya 31 pintu air yang berfungsi analisis klimatologi berdasarkan tipe iklim dan potensi sumber daya airnya dapat ditentukan jenis tanaman pertanian yang sesuai untuk dikembangkan di daerah studi beserta cara pengelolaannya data curah hujan bulanan rata-rata daerah studi ditampilkan gambar 8 dari data curah hujan rerata daerah studi berdasarkan klasifikasi sistem oldeman termasuk dalam wilayah zone agroklimat b1 dengan bulan basah curah hujan 200 mm bulan 8 bulan berturut-turut dan terdapat 1 satu bulan kering curah hujan 100 mm bulan dalam setahun bulan basah terjadi pada bulan oktober november desember januari februari maret april dan mei sedangkan bulan kering terjadi pada bulan agustus berdasarkan pola curah hujan bulanan tersebut maka awal musim hujan diperkirakan berada pada bulan oktober dan awal musim kemarau terjadi pada bulan juli kondisi iklim seperti tersebut di atas berdasarkan kemungkinan intensitas penanaman per tahun masing-masing zone agroklimat sesuai untuk tanaman dengan pola 2x padi sawah dan 1x palawija curah hujan andalan r80 perhitungan curah hujan andalan dimaksudkan untuk mendapatkan curah hujan yang diharapkan selalu terjadi dengan peluang kejadian 80 curah hujan andalan digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan curah hujan efektif sebagai unsur masukan untuk perhitungan kebutuhan air tanaman data curah hujan diperoleh dari stasiun meteorologi dan geofisika sultan mahmud badarudin page 8 of 19 8 smb ii palembang untuk menentukan curah hujan andalan sebagai tahun dasar perencanaan digunakan rumus r80 dapat diartikan dari 10 kejadian curah hujan yang direncanakan akan terlampaui sebanyak 8 kali dari hasil perhitungan curah hujan andalan diperoleh tahun 1991 sebagai tahun dasar perencanaan kebutuhan air irigasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air irigasi antara lain evapotranspirasi pengolahan tanah dan persemaian perkolasi jenis tanaman dan curah hujan efektif a evapotranspirasi potensial eto data-data klimatologi yang diperlukan guna perhitungan evapotranspirasi potensial adalah suhu rata-rata kelembaban udara relatif kecepatan angin dan lama penyinaran matahari dalam satu hari berdasarkan data klimatologi tersebut maka nilai evapotranspirasi potensial eto dihitung dengan menggunakan metode penman yang dimodifikasi untuk wilayah di indonesia nilai evapotranspirasi potensial eto dari hasil perhitungan relatif tidak jauh berbeda antara bulan yang satu dengan bulan yang lain yang berkisar antar 4 6687 614 mm hari b kebutuhan air selama penyiapan lahan kebutuhan air selama penyiapan lahan ir termasuk juga kebutuhan air untuk persemaian kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi disawah yang sudah dijenuhkan m dihitung berdasarkan persamaan 4 evaporasi air terbuka eo diambil sebesar 1 1 eto besarnya perkolasi p tanah jenis liat berlempung adalah 2 mm hari kebutuhan air untuk penjenuhan s sebesar 250 mm dan jangka waktu penyiapan lahan t adalah 30 hari pada awal musim hujan diperlukan air sebanyak 100 mm untuk mencuci keasaman yang terjadi akibat oksidasi pirit selama musim kemarau anonim 1998 c kebutuhan air konsumtif kebutuhan air konsumtif untuk padi dan palawija berbeda karena nilai koefisien tanaman k dipengaruhi oleh jenis tanaman varietas dan tingkat pertumbuhan tanaman jenis palawija yang dipakai sebagai acuan dalam perhitungan selanjutnya adalah tanaman kacang tanah kebutuhan air tanaman tertinggi pada pola tanam sekarang dan pola tanam rencana terjadi pada bulan desember periode kedua sebesar 98 76 mm periode hal ini terjadi karena pada page 9 of 19 9 saat tersebut tanaman sedang dalam masa pertumbuhan vegetatif dimana pada saat tersebut banyak membutuhkan air d curah hujan efektif r eff perhitungan curah hujan efektif menggunakan periode lima belas harian setengah bulanan sehingga dalam satu bulan terdiri dari dua periode e kebutuhan air di sawah perhitungan air untuk irigasi berdasarkan persamaan 1 didasarkan pada prinsip keseimbangan air water balance dimana jumlah air yang dibutuhkan sama dengan jumlah air yang diberikan dari hasil perhitungan diketahui bahwa kebutuhan air puncak antara pola tanam rencana dan pola tanam sekarang sama sama terjadi pada bulan oktober periode kedua yaitu sebesar 261 35 mm f kebutuhan air di pintu pengambilan besarnya kebutuhan air di pintu pengambilan per satuan luas tanaman diperoleh dari besarnya kebutuhan air irigasi disawah dikalikan efisiensi irigasi sedangkan total kebutuhan air di pintu pengambilan harus dikalikan dengan luas lahan pada studi ini besarnya kebutuhan air di pintu pengambilan disesuaikan dengan pola operasi pintu air yang telah dihubungkan dengan kondisi aktual tinggi muka air dimasing-masing lokasi pola tanam a pola tanam sekarang pada saat ini sebagian besar areal lahan pertanian di daerah studi merupakan lahan yang kurang produktif pola penanaman yang ada hanya berdasarkan pengalaman petani padi ditanam sekali setahun karena menggunakan varietas lokal dengan cara penanaman tradisional dengan produksi 1-2 ton padi gabah kering giling gkg per hektar anonim 1999 masa tanam dari persemaian sampai panen cukup lama yaitu antara 6-7 bulan sehingga produktivitas lahan sangat rendah pola tanam yang ada pada daerah studi saat ini sebagian besar hanya satu kali musim tanam dalam setahun yaitu padi–bera dengan tingkat kebutuhan air maksimum terjadi pada bulan oktober periode kedua sebesar 261 35 mm atau 17 42 mm hari pola tanam rencana berdasarkan hasil analisis iklim jenis tanah hidrotopografi dan kondisi jaringan maka untuk meningkatkan intensitas tanam dan efektivitas pemanfaatan potensi lahan dan air yang ada direncanakan pola tanam tiga kali musim tanam padi-padi-palawija dalam satu tahun pada periode awal oktober berdasarkan hasil penelitian di karang agung di rekomendasikan untuk daerah rawa pasang surut di sumatera selatan jenis padi yang digunakan adalah varietas banyuasin dengan umur panen antara 3 54 0 bulan setelah tanam anonim 2000 untuk tanaman palawija dipilih kacang tanah umur panen ± 3 bulan dengan pertimbangan tanaman tersebut tidak membutuhkan air dalam jumlah besar serta page 10 of 19 10 dapat meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah sehingga dapat mengurangi tingkat keasaman tanah pola tanam yang direncanakan sesuai untuk lahan dengan jenis tanah liat rawa 1a 1b 1c dan tanah gambut 3a 3b yang memiliki ketebalan gambut tipis hingga sedang dan cukup subur yang terdapat pada hidrotopografi kategori a dan b dimana pada hidrotopografi tersebut lahan dimungkinkan mendapat irigasi pasang surut untuk lahan dengan jenis tanah yang sama namun berada pada hidrotopografi kategori c muka air tanah masih dipengaruhi oleh perubahan pasang surut dan diharapkan dengan adanya rehabilitasi bangunan air yang sedang dilaksanakan pengelolaan dan pengoperasian pintu air yang baik maka kebutuhan air pada lahan kategori ini dapat dipenuhi untuk pola tanam yang direncanakan untuk jenis tanah dataran peralihan 2a 2b0 yang tingkat kesuburannya rendah dan jenis tanah gambut tebal 3c tebal gambut 1 0 m yang terdapat pada hidrotopografi kategori d dimana lahan sama sekali tidak terpengaruh oleh pasang surut dataran non pasang surut untuk sementara waktu kurang sesuai untuk pola tanam yang direncanakan dan lebih sesuai untuk tanaman palawija atau tanaman keras seperti kelapa yang dapat tumbuh dengan baik pada lahan tersebut bila proses reklamasi berjalan dengan baik maka lahan tersebut dapat dibenahi untuk dikembangkan lebih lanjut dengan pola tanam seperti ini maka intensitas tanam per tahun maksimum yang bisa dicapai adalah tiga kali musim tanam dalam setahun dengan tingkat kebutuhan air maksimum terjadi pada bulan oktober periode kedua sebesar 261 35 mm atau 17 42 mm hari pengelolaan air dan pola operasi pintu a pengelolaan air rencana pengelolaan air menyajikan kerangka untuk pengoperasian bangunan sekunder dan tersier secara rinci berdasarkan atas informasi yang tersedia mengenai tanah topografi hidrotopografi dan pola tata tanam rencana serta data teknis jaringan konsep sistem aliran yang diterapkan adalah sistem aliran satu arah one way flow system hal ini dilakukan untuk memperlancar proses pencucian senyawa-senyawa beracun seperti fe2 dan al3 yang dapat meracuni tanaman yang terjadi akibat proses oksidasi pirit yang umumnya terjadi pada musim kemarau dan dampaknya baru terlihat pada pertanaman musim penghujan penerapan konsep aliran satu arah one way flow system di lapangan dilandasi oleh pemikiran air yang masuk ke lahan yang kondisinya masih segar tidak tercampur dengan air yang keluar dari lahan yang kualitasnya sudah rendah karena didalamnya sudah terlarut senyawa-senyawa beracun dalam penerapan konsep aliran satu arah di lapangan diatur sedemikian rupa sehingga air dari saluran page 11 of 19 11 sekunder spd hanya difungsikan sebagai saluran pemasukan saja dan air dari sawah lahan usaha dialirkan ke saluran tersier keluar melalui saluran drainase sdu yang hanya difungsikan pengelolaan air untuk tanaman padi sawah selama musim hujan difokuskan pada retensi drainase yang terkendali untuk membuang air hujan yang berlebihan atau selama pemupukan pembilasan dan pencucian unsur-unsur racun dan asam dan irigasi pasang surut drainase diperlukan apabila genangan air menjadi terlalu dalam atau apabila kualitas air memburuk pengelolaan air untuk tanaman palawija relatif sederhana dan difokuskan pada drainase sesuai dengan rencana tata guna lahan palawija ditanam pada musim kemarau setelah panen tanaman padi kedua selesai pencucian akan mengeluarkan kandungan asam dari dalam tanah namun untuk kasus yang berat penggunaan kapur diperlukan pengelolaan air pada tingkat sekunder harus difokuskan pada drainase lahan dengan cara mempertahankan tinggi muka air saluran tetap rendah namun juga mempertahankan tinggi muka air tanah yang cukup tinggi guna menghindari oksidasi lapisan asam sulfat potensial b pola operasi pintu dalam studi ini perencanaan jaringan reklamasi dilengkapi dengan sistem pengendali aliran air pengoperasian sistem pengendali air sangat penting karena saluran yang ada berfungsi ganda saluran dapat berfungsi sebagai drainasi pada saat terjadi kelebihan air dan dapat berfungsi sebagai saluran irigasi pada saat terjadi kekurangan air di lahan berdasarkan hasil perhitungan pola tanam rencana diketahui kebutuhan air tertinggi adalah pada bulan oktober sebesar 261 35 mm periode yang berdasarkan hasil analisis klimatologi termasuk kedalam bulan hujan dan berdasarkan rencana tata guna lahan diketahui bahwa lahan pertanian yang akan dimanfaatkan adalah lahan dengan ketinggian maksimal 2 00 m msl yang termasuk pada kategori hidrotopografi c dimana pada kategori tersebut tinggi muka air masih mencapai lahan yang direncanakan dari data pasang surut diketahui tinggi muka air pasang dan surut rata-rata adalah 2 95 m msl dan 0 94 m msl dengan berasumsikan bahwa pola pasang surut yang demikian dan tinggi muka air maksimal yang diperlukan untuk kebutuhan air irigasi adalah 2 261 m msl maka air pasang akan cukup untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dan pada saat surut untuk mendrainasi air dilahan untuk mendapatkan pengoperasian pintu dengan tepat perlu dilakukannya suatu simulasi untuk mendapatkan tinggi bukaan pintu sesuai dengan kondisi di lapang dan pola pasang surut di daerah studi karena pada studi ini tidak dilakukan simulasi maka dengan mengasumsikan bahwa pola pasang surut yang terjadi adalah lamanya waktu pasang antara 6-7 jam dan selanjutnya adalah surut seperti yang tergambarkan pada lampiran 3 maka untuk operasi pengosongan drainasi dilakukan 5 atau 5 5 jam setelah page 12 of 19 12 terjadinya pasang maksimum spring tide pintu tersier dibuka untuk mengeluarkan air melalui sdu ke saluran primer 11 sebelas jam setelah terjadi puncak maksimum atau sebelum surut minimum low tide pintu air ditutup kembali sedangkan untuk operasi pengisian kembali air pasang dibiarkan masuk dengan membuka pintu pada saluran spd hingga mencapai saluran 7 jam atau sebelum air kembali surut air yang masuk tersebut sudah dapat memenuhi blok sekunder setelah air penuh pintu tersier ditutup kembali untuk diatur ketinggiannya sesuai dengan kebutuhan air di lahan usahatani gambar pengoperasian pintu klep otomatis pada saat kondisi pasang dan surut dapat dilihat pada gambar 2 kegiatan pengendalian air pada studi ini dibagi menjadi 2 yaitu 1 pengendalian air di tingkat jaringan sekunder pengendalian air pada saluran sekunder spd dan saluran drainase sdu dilengkapi dengan pintu klep otomatis yang dasar pengoperasiannya dipengaruhi oleh perbedaan antara muka air dihilir pintu dan dihulu pintu akibat terjadinya frekuensi pasang surut dalam pengoperasiannya pintu klep otomatis dilengkapi dengan pintu sorong yang dapat bergerak vertikal secara manual sepanjang batang ulir pada bagian inlet pintu klep secara otomatis terbuka bila muka air di saluran primer lebih tinggi dari muka air di dalam saluran sebaliknya pintu akan menutup apabila muka air di saluran primer surut karena pintu dibagian ini direncanakan hanya dapat memasukkan air aliran searah berbeda dengan pintu klep dibagian hulu saluran inlet pintu dibagian hilir outlet akan menutup apabila muka air disaluran primer lebih tinggi dari muka air di saluran dan akan segera membuka pada saat muka air di saluran primer mulai surut aliran satu arah pada saat drainasi maksimum dilakukan apabila terjadi curah hujan yang tinggi dan waktunya bersamaan dengan waktu terjadinya pasang maksimum untuk menghindari terjadinya penggenangan yang terlalu lama pada saat air surut pintu klep di sdu diangkat untuk membantu mengeluarkan air dari lahan gambar 1 hubungan tinggi air pasang surut dengan kebutuhan air irigasi gambar 2 operasi pintu spd dan sdu pada kondisi p asang dan surut sdu outlet spd inlet air pasang air surut el 2 40 m el 3 40 m el 3 40 m el 2 40 m el.lahan 2 00 m el.genangan maks 2 261 m el 2 95 m el 0 94 m note semua elevasi dalam satuan m msl page 13 of 19 13 pada kondisi ini pintu klep dapat dikombinasikan dengan pengoperasian pintu sorong dimana pada saat air mulai pasang pintu sorong ditutup untuk menghindari penambahan genangan dan dibuka kembali saat muka air surut pengoperasian ini dilakukan sampai kondisi lahan dianggap normal pada saat pembilasan yang dilakukan saat kadar racun yang ada di lahan dan saluran tinggi secepatnya harus diganti dengan air segar karena waktu pasang yang singkat maka pintu outlet dapat diangkat agar air dapat masuk ke saluran apabila kesegaran air di lahan dirasa cukup pintu dioperasikan lagi seperti semula 2 pengendalian air di tingkat jaringan tersier cara pengendalian air pada saluran tersier dengan mengoperasikan pintu air tipe i pintu sekat pada bagian inlet dan tipe ii pintu sekat dan klep pada bagian outlet pengoperasian pintu yang ada pada saluran tersier bertujuan untuk 1 meningkatkan debit aliran yang masuk dengan cara membuka pintu pada saat muka air di daluran sekunder tinggi 2 menjaga kelembaban tanah dengan cara mempertahankan tinggi muka air di saluran 3 melakukan drainasi dan pencucian saat musim hujan guna memperbaiki kualitas air dan tanah serta membuang kelebihan air pengoperasian pintu di saluran tersier dapat dilakukan dengan cara 1 drainasi maksimum pintu ditutup selama muka air di saluran spd dan sdu tinggi dari muka air di saluran tersier pasang tinggi jika air surut pintu dibuka 2 drainasi terkendali pintu ditutup selama muka air di saluran spd maksimum dan sebagian dibuka selama waktu surut untuk menjaga muka air di tersier pada elevasi tertentu dengan curah hujan normal pintu klep dioperasikan otomatis dengan demikian memungkinkan drainase yang optimum 3 retensi air pintu ditutup untuk untuk menghindari aliran air pada saluran tersier keluar pemasangan balok sekat disesuaikan dengan kebutuhan dan curah hujan yang nyata 4 pembilasan pada 2-3 hari sebelum pasang purnama spring tide balok sekat dipasang 1 2-1 4 m dibawah permukaan tanah sedangkan pintu klep berada pada posisi otomatis disaat-saat pasang tinggi terakhir pintu klep dibuka dengan demikian memungkinkan aliran air pasang masuk tetapi hanya bila tidak asin balok sekat dipasang lagi untuk pemulihan permukaan air dan setelah itu operasi kembali ke prosedur standard bila air di dalam saluran primer selama musim hujan asin maka pintu klep tetap dalam posisi otomatis dan penambahan tinggi muka air di dalam spd akan bergantung pada curah hujan 5 pengendalian banjir bila muka air saluran primer sangat tinggi menyebabkan banjir pintu ditutup untuk mencegah air masuk hal yang sama dapat dilakukan bila kadar garam dalam saluran primer tinggi dengan curah hujan page 14 of 19 14 yang berlebihan banjir harus dicegah dengan memusatkan pada drainase maksimum dengan melepaskan semua balok sekat dan memastikan pintu klep dalam posisi otomatis analisis usahatani ukuran keberhasilan petani dalam mengelola usahataninya adalah besarnya tingkat keuntungan yang mampu diterimanya besarnya biaya produksi pertanian adalah total dari biaya yang dibutuhkan untuk tiap musim tanam dari tiap-tiap jenis tanaman yang ditanam nilai yang digunakan untuk perincian biaya produksi dan tingkat keuntungan produksi nilai jual adalah nilai yang berlaku pada saat penelitian dilakukan dan nilai tersebut merupakan hasil wawancara dengan petani di daerah studi dari hasil analisis usahatani pola tanam yang sekarang padi-bera dengan menggunakan padi varietas lokal umur panen 6-7 bulan setelah tanam dengan biaya produksi rp.815.000 tingkat produksi maksimal yang bisa dicapai petani adalah 2 ton gkg dengan pendapatan bersih sebesar rp.1.495.000 ha tahun untuk pola tanam rencana padi-padi-palawija dengan menggunakan padi varietas unggul umur panen 3 5-4 bulan setelah tanam dengan biaya produksi rp.1.495.000 tingkat produksi rata-rata yang bisa dicapai petani adalah 4 ton gkg dengan pendapatan bersih sebesar rp.2.905.000 untuk satu musim tanam sehingga untuk dua musim tanam padi diperoleh keuntungan bersih sebesar rp.5.810.000 untuk kacang tanah diperoleh keuntungan bersih sebesar rp.1.920.750 per musim tanam total keuntungan bersih dapat diperoleh dengan pola tanam rencana adalah sebesar rp.7.730.750 ha tahun dari hasil analisis usahatani diperoleh nilai b c ratio 1 83 untuk tanaman padi lokal dan untuk padi varietas unggul nilai b c ratio 1 94 dan untuk kacang tanah diperoleh nilai b c ratio 2 32 nilai benefit cost ratio b c 1 menunjukkan bahwa usahatani tersebut layak secara finansial karena jumlah penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan dari aspek penggunaan input produksi penggunaan padi varietas unggul pola tanam rencana membutuhkan input biaya yang lebih tinggi dibandingkan padi lokal pola tanam sekarang di sisi lain tambahan penggunaan input tersebut mampu memberikan nilai tambah untuk mengukur tingkat efisiensi tambahan penggunaan input produksi pada pola tanam rencana padi varietas unggul terhadap pola tanam sekarang padi varietas lokal dapat diketahui dari nilai mbcr marginal benefit cost ratio kadariah dan adyana dalam anonim 1998 dari hasil perhitungan diperoleh nilai mbcr adalah 2 07 ini berarti bahwa untuk setiap unit tambahan biaya untuk menanam sesuai dengan pola tanam rencana padi varietas unggul mampu memberikan tambahan penerimaan 2 07 unit page 15 of 19 15 pemilihan pola tanam terbaik mengacu pada hasil perhitungan pola tanam sekarang padi-bera yang ada pada daerah studi dan pola tanam rencana padi-padi-palawija dapat dibandingkan antara keduanya dari berbagai faktor yang mempengaruhinya berdasarkan hasil perbandingan maka dipilih pola tanam terbaik yaitu pola tanam usulan padi-padi-palawija karena pola tanam tersebut lebih banyak memenuhi kriteria dan memberikan keuntungan lebih besar jika dibandingkan dengan pola tanam yang ada pada daerah studi saat ini page 17 of 19 17 perkumpulan petani pemakai air p3a untuk mendukung kegiatan usaha pertanian didaerah studi page 18 of 19 18 makalah ini merupakan editing dari jurnal perencanaan pola tanam yang di tulis oleh wirosudarmo dan apriadi dengan disahkan pada jurnal teknologi pertanian vol.3 no.1 56 – 66 dan berikut daftar pustaka yang diambil oleh penulis sebagai referensi daftar pustaka anonim 1986 petunjuk operasional perbaikan relamasi tanah bagi petani transmigrasi lahan pasang surut departemen pertanian dan fakultas teknologi pertanian ugm jakarta _______ 1986 standar perencanaan irigasi kriteria perencanaan kp01 kp-03 dan kp-05 dirjen pengairan departemen pekerjaan umum jakarta _______ 1998 laporan proyek pengembangan daerah rawa sumatera selatan dirjen pengairan direktorat pembinaan pelaksanaan wilayah barat departemen pekerjaan umum jakarta _______ 1999 pengembangan sistem usaha pertanian lahan pasang surut sumatera selatan badan litbang departemen pertanian palembang _______ 2000 rencana pembangunan pengairan di sumatera selatan dinas pu pengairan sumatera selatan arsyad s 1980 ilmu iklim dan pengairan yasaguna jakarta brouwer c and heibloem m 1986 irrgation water needs fao rome italy darmanto 1992 teknologipengembangan rawa pasang surut untuk mendukung program pembangunan makalah dalam seminar reklamasi rawa hm.pengairan fakultas teknik universitas brawijaya malang deka pentra pt 1994 survey tanah pertanian lokasi pulau rimau palembang euroconsult 1999 final environmental report south sumatera swamp improment project sssip pulau rimau and air sugihan kiri directorate of water resurces development jakarta lakitan b 1994 dasar dasar klimatologi radja erafindo persada jakarta pratikto w.a 1997 perencanaan fasilitas pantai dan laut bpfe yogyakarta sosrodarsono s 1976 hidrologi untuk pengairan pradny paramita jakarta page 19 of 19 19 suhardjono 1994 pengantar reklamasi rawa itn malang _________ 1994 diktat perkuliahan rancangan saluran dan bangunan drainasi persawahanh pasang surut fakultas teknik unibraw malang suryadi 1991 pasang surut gelombang dan intrusi salinitas dirjen pengairan departemen pekerjaan umum jakarta wirosoedarmo r 1985 dasar dasar irigasi pertanian universitas brawijaya malang 19 of 19 analisa pola tanam tgel.docx

No comments:

Post a Comment