keyword :
studi perencanaan pola tanam dan pola operasi pintu air jaringan
reklamasi rawa pulau rimau di kabupaten musi banyuasin sumatera selatan
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah tata guna dan
evaluasi lahan yang diampu oleh ir hadi supriyo m.p disusun oleh 1
maqbul fidha farobby 201241045 2 ahmad dahlan 201241012 3 erwin dwi
apriyanto 201241044 4 bambang mustofa 201241020 5 naylus salam 201241038
program studi agroteknologi fakultas pertanian universitas muria kudus
2014 page 2 of 19 2 ringkasan penelitian dilakukan dengan cara deskripsi
yang terdiri dari suatu penilaian kondisi klimatologi curah hujan tanah
topografi hidrotopografi data teknis jaringan reklamasi dan data usaha
tani daerah studi kemudian dianalisis sehingga dapat ditentukan pola
tanam dan operasi pintu air yang sesuai dengan kebutuhan usaha pertanian
di lokasi studi dari hasil analisis diketahui bahwa kondisi jaringan
tata air di daerah studi dalam kondisi tidak sepenuhnya baik pola tanam
di daerah studi hanya 1x musim tanam dalam setahun padi–bera sedangkan
pola tanam yang di rencanakan adalah 3x musim tanam per tahun
padi-padi-palawija dan kebutuhan air maksimum terjadi pada bulan oktober
periode kedua sebesar 261 35 mm periode atau 17 42 mm hari pola operasi
pintu air sekunder dan tersier untuk tanaman padi sawah selama musim
hujan difokuskan pada retensi drainase yang terkendali untuk membuang
air hujan yang berlebihan atau selama pemupukan pembilasan dan pencucian
unsur-unsur racun dan asam dan irigasi pasang surut drainase diperlukan
apabila genangan air menjadi terlalu dalam atau apabila kualitas air
memburuk untuk tanaman palawija yang ditanam pada musim kemarau setelah
panen tanaman padi kedua selesai difokuskan pada drainase dari hasil
analisis usaha tani diperoleh prediksi keuntungan untuk pola tanam yang
ada saat ini pada daerah studi padi – bera sebesar rp.1.495.000 ha tahun
dan untuk pola tanam rencana padi – padi – palawija adalah sebesar
rp.7.730.750 ha tahun page 3 of 19 3 daftar isi cover i ringkasan ii
daftar isi iii bab i pendahuluan 1 bab ii metode penelitian 2 bab iii
hasil dan pembahasan 4 bab iv kesimpulan 13 daftar pustaka 14 page 4 of
19 4 bab i pendahuluan pertanian merupakan sektor andalan pembangunan
nasional sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pangan nasional
peningkatan produksi pertanian harus terus diupayakan pemanfaatan lahan
pasang surut di luar pulau jawa merupakan salah satu langkah penting
untuk menghasilkan bahan pangan terutama beras mengimbangi penciutan
lahan subur produktif untuk pertanian di jawa meningkatkan taraf hidup
masyarakat setempat serta pemerataan pembangunan lahan pasang surut
seluas 25 juta hektar yang tersebar di pulau sumatera kalimantan
sulawesi dan irian jaya sekitar 5 5 juta hektar berpotensi dikembangkan
untuk pertanian darmanto 1992 salah satu daerah rawa pasang surut di
propinsi sumatera selatan yang telah direklamasi sejak tahun 1970 untuk
dikembangkan sebagai areal pertanian dan pemukiman transmigrasi adalah
jaringan reklamasi rawa pulau rimau yang berada dalam wilayah kabupaten
musi banyuasin dengan luas keseluruhan 22.600 hektar anonim 1998 dari
hasil identifikasi dan karakteristik wilayah yang dilakukan badan
litbang pertanian diketahui bahwa sampai dengan tahun 1999 kesejahteraan
sebagian penduduk transmigran masih rendah sebagian besar sarana dan
prasarana tata air kurang lengkap atau tidak berfungsi dengan baik
intensitas pertanaman ip di daerah ini masih rendah yaitu sekali setahun
produktivitas sawah pasang surut masih relatif rendah yaitu 1-2 ton
padi gabah kering giling gkg per hektar salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya produktivitas pertanian di daerah studi adalah
karena belum adanya penetapan waktu tanam yang paling menguntungkan
berdasarkan rencana pola tata tanam yang dapat dijadikan pedoman dalam
pemanfaatan lahan pasang surut di jaringan reklamasi rawa pulau rimau
berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu adanya suatu perencanaan pola
tanam yang di dukung pengoperasian pintu air di tingkat tersier untuk
mendukung kegiatan pertanian yang diusahakan studi ini bertujuan untuk
merencanakan alternatif penentuan waktu tanam berdasarkan pola tanam
rencana yang didukung pola operasi bangunan air sehingga diperoleh
kondisi neraca air yang baik dan intensitas tanam yang maksimum serta
memprediksi keuntungan hasil usahatani dari pola tanam yang direncanakan
page 5 of 19 5 bab ii metode penelitian metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan cara deskripsi yang terdiri dari suatu
penilaian atau pengukuran kondisi klimatologi curah hujan tanah
topografi hidrotopografi data teknis jaringan reklamasi dan data usaha
tani sehingga diperoleh informasi tentang kondisi daerah studi kemudian
dianalisa sehingga dapat ditentukan pola tanam dan operasi pintu air
yang sesuai dengan kebutuhan usaha pertanian di lokasi studi studi
dilakukan pada bulan agustus 2001 di jaringan irigasi pasang surut pulau
rimau kecamatan banyuasin iii kabupaten musi banyuasin muba propinsi
sumatera selatan pengumpulan data dilakukan dengan cara survei ke lokasi
untuk melakukan pengamatan kondisi fisik jaringan dan bangunan
pendukungnya serta aktivitas pertanian di lahan usaha tani pengumpulan
data-data sebagai masukan meliputi data klimatologi data curah hujan
data teknis jaringan data usaha tani data tanah topografi dan
hidrotopografi daerah studi yang diperoleh dari hasil pengamatan
dilapangan dan instansi terkait serta dari studi literatur analisis data
yang dilakukan meliputi 1 analisa kondisi iklim penentuan klasifikasi
iklim menggunakan sistem oldeman sehingga diperoleh tipe iklim daerah
studi berdasarkan tipe iklim tersebut dapat ditentukan jenis tanaman dan
sistem pertanaman yang memungkinkan untuk diterapkan pada daerah studi 2
analisis curah hujan andalan r80 perhitungan curah hujan andalan di
tentukan dengan menggunakan metode tahun dasar perencanaan basic year
penentuan curah hujan andalan dengan menggunakan metode ini adalah
dengan menentukan suatu tahun tertentu sebagai dasar perencanaan dengan
hujan andalan sebesar 80 tingkat probabilitas 80 3 kebutuhan air
irigasi untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan guna memenuhi
keperluan air irigasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah yaitu 1
menghitung evapotranspirasi potensial 2 analisis kebutuhan air tanaman 3
perkiraan laju perkolasi 4 perhitungan kebutuhan air untuk pengolahan
tanah dan persemaian 5 analisis curah hujan efektif 6 perhitungan
kebutuhan air disawah 7 penentuan efisiensi irigasi 8 perhitungan
kebutuhan air di pintu pengambilan page 6 of 19 6 4 pola tanam
berdasarkan analisis iklim jenis tanah topografi dan hidrotopografi
kebutuhan air irigasi dan ketersediaannya maka ditentukan pola tanam
yang memungkinkan untuk diterapkan di daerah studi 5 pola operasi pintu
air untuk menentukan pengoperasian pintu air didasarkan pada kebutuhan
air irigasi jenis tanah kondisi hidrologis dan iklim seperti curah hujan
pola pasang surut suhu dan lainnya 6 analisis usaha tani analisis usaha
tani dilakukan dengan cara menghitung biaya dan keuntungan yang
diperoleh dari masing-masing pola tanam sehingga diperoleh pola tanam
yang paling menguntungkan page 7 of 19 7 bab iii hasil dan pembahasan
jaringan irigasi pasang surut pulau rimau dengan luas bersih 19.206 ha
dari luas keseluruhan 22.600 ha dirancang untuk lokasi transmigrasi dan
lahan pertanian transmigran mulai menempati lokasi tahun 1983 dan hingga
kini dihuni sekitar 7.500 kepala keluarga anonim 1998 dari hasil
pengamatan dilapangan terlihat kondisi jaringan tata air pada umumnya
kurang terawat dan belum semua saluran dilengkapi dengan pintu air hal
tersebut didukung hasil laporan proyek pengembangan sistem usaha
pertanian lahan pasang surut departemen pertanian sumatera selatan tahun
2000 diketahui bahwa sekitar 35 dari jaringan tata air yang ada belum
memiliki saluran tersier 64 saluran sekunder kondisinya kurang terawat
dan hanya 31 pintu air yang berfungsi analisis klimatologi berdasarkan
tipe iklim dan potensi sumber daya airnya dapat ditentukan jenis tanaman
pertanian yang sesuai untuk dikembangkan di daerah studi beserta cara
pengelolaannya data curah hujan bulanan rata-rata daerah studi
ditampilkan gambar 8 dari data curah hujan rerata daerah studi
berdasarkan klasifikasi sistem oldeman termasuk dalam wilayah zone
agroklimat b1 dengan bulan basah curah hujan 200 mm bulan 8 bulan
berturut-turut dan terdapat 1 satu bulan kering curah hujan 100 mm bulan
dalam setahun bulan basah terjadi pada bulan oktober november desember
januari februari maret april dan mei sedangkan bulan kering terjadi pada
bulan agustus berdasarkan pola curah hujan bulanan tersebut maka awal
musim hujan diperkirakan berada pada bulan oktober dan awal musim
kemarau terjadi pada bulan juli kondisi iklim seperti tersebut di atas
berdasarkan kemungkinan intensitas penanaman per tahun masing-masing
zone agroklimat sesuai untuk tanaman dengan pola 2x padi sawah dan 1x
palawija curah hujan andalan r80 perhitungan curah hujan andalan
dimaksudkan untuk mendapatkan curah hujan yang diharapkan selalu terjadi
dengan peluang kejadian 80 curah hujan andalan digunakan sebagai dasar
untuk mendapatkan curah hujan efektif sebagai unsur masukan untuk
perhitungan kebutuhan air tanaman data curah hujan diperoleh dari
stasiun meteorologi dan geofisika sultan mahmud badarudin page 8 of 19 8
smb ii palembang untuk menentukan curah hujan andalan sebagai tahun
dasar perencanaan digunakan rumus r80 dapat diartikan dari 10 kejadian
curah hujan yang direncanakan akan terlampaui sebanyak 8 kali dari hasil
perhitungan curah hujan andalan diperoleh tahun 1991 sebagai tahun
dasar perencanaan kebutuhan air irigasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan air irigasi antara lain evapotranspirasi pengolahan tanah dan
persemaian perkolasi jenis tanaman dan curah hujan efektif a
evapotranspirasi potensial eto data-data klimatologi yang diperlukan
guna perhitungan evapotranspirasi potensial adalah suhu rata-rata
kelembaban udara relatif kecepatan angin dan lama penyinaran matahari
dalam satu hari berdasarkan data klimatologi tersebut maka nilai
evapotranspirasi potensial eto dihitung dengan menggunakan metode penman
yang dimodifikasi untuk wilayah di indonesia nilai evapotranspirasi
potensial eto dari hasil perhitungan relatif tidak jauh berbeda antara
bulan yang satu dengan bulan yang lain yang berkisar antar 4 6687 614 mm
hari b kebutuhan air selama penyiapan lahan kebutuhan air selama
penyiapan lahan ir termasuk juga kebutuhan air untuk persemaian
kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan
perkolasi disawah yang sudah dijenuhkan m dihitung berdasarkan persamaan
4 evaporasi air terbuka eo diambil sebesar 1 1 eto besarnya perkolasi p
tanah jenis liat berlempung adalah 2 mm hari kebutuhan air untuk
penjenuhan s sebesar 250 mm dan jangka waktu penyiapan lahan t adalah 30
hari pada awal musim hujan diperlukan air sebanyak 100 mm untuk mencuci
keasaman yang terjadi akibat oksidasi pirit selama musim kemarau anonim
1998 c kebutuhan air konsumtif kebutuhan air konsumtif untuk padi dan
palawija berbeda karena nilai koefisien tanaman k dipengaruhi oleh jenis
tanaman varietas dan tingkat pertumbuhan tanaman jenis palawija yang
dipakai sebagai acuan dalam perhitungan selanjutnya adalah tanaman
kacang tanah kebutuhan air tanaman tertinggi pada pola tanam sekarang
dan pola tanam rencana terjadi pada bulan desember periode kedua sebesar
98 76 mm periode hal ini terjadi karena pada page 9 of 19 9 saat
tersebut tanaman sedang dalam masa pertumbuhan vegetatif dimana pada
saat tersebut banyak membutuhkan air d curah hujan efektif r eff
perhitungan curah hujan efektif menggunakan periode lima belas harian
setengah bulanan sehingga dalam satu bulan terdiri dari dua periode e
kebutuhan air di sawah perhitungan air untuk irigasi berdasarkan
persamaan 1 didasarkan pada prinsip keseimbangan air water balance
dimana jumlah air yang dibutuhkan sama dengan jumlah air yang diberikan
dari hasil perhitungan diketahui bahwa kebutuhan air puncak antara pola
tanam rencana dan pola tanam sekarang sama sama terjadi pada bulan
oktober periode kedua yaitu sebesar 261 35 mm f kebutuhan air di pintu
pengambilan besarnya kebutuhan air di pintu pengambilan per satuan luas
tanaman diperoleh dari besarnya kebutuhan air irigasi disawah dikalikan
efisiensi irigasi sedangkan total kebutuhan air di pintu pengambilan
harus dikalikan dengan luas lahan pada studi ini besarnya kebutuhan air
di pintu pengambilan disesuaikan dengan pola operasi pintu air yang
telah dihubungkan dengan kondisi aktual tinggi muka air dimasing-masing
lokasi pola tanam a pola tanam sekarang pada saat ini sebagian besar
areal lahan pertanian di daerah studi merupakan lahan yang kurang
produktif pola penanaman yang ada hanya berdasarkan pengalaman petani
padi ditanam sekali setahun karena menggunakan varietas lokal dengan
cara penanaman tradisional dengan produksi 1-2 ton padi gabah kering
giling gkg per hektar anonim 1999 masa tanam dari persemaian sampai
panen cukup lama yaitu antara 6-7 bulan sehingga produktivitas lahan
sangat rendah pola tanam yang ada pada daerah studi saat ini sebagian
besar hanya satu kali musim tanam dalam setahun yaitu padi–bera dengan
tingkat kebutuhan air maksimum terjadi pada bulan oktober periode kedua
sebesar 261 35 mm atau 17 42 mm hari pola tanam rencana berdasarkan
hasil analisis iklim jenis tanah hidrotopografi dan kondisi jaringan
maka untuk meningkatkan intensitas tanam dan efektivitas pemanfaatan
potensi lahan dan air yang ada direncanakan pola tanam tiga kali musim
tanam padi-padi-palawija dalam satu tahun pada periode awal oktober
berdasarkan hasil penelitian di karang agung di rekomendasikan untuk
daerah rawa pasang surut di sumatera selatan jenis padi yang digunakan
adalah varietas banyuasin dengan umur panen antara 3 54 0 bulan setelah
tanam anonim 2000 untuk tanaman palawija dipilih kacang tanah umur
panen ± 3 bulan dengan pertimbangan tanaman tersebut tidak membutuhkan
air dalam jumlah besar serta page 10 of 19 10 dapat meningkatkan
kandungan nitrogen dalam tanah sehingga dapat mengurangi tingkat
keasaman tanah pola tanam yang direncanakan sesuai untuk lahan dengan
jenis tanah liat rawa 1a 1b 1c dan tanah gambut 3a 3b yang memiliki
ketebalan gambut tipis hingga sedang dan cukup subur yang terdapat pada
hidrotopografi kategori a dan b dimana pada hidrotopografi tersebut
lahan dimungkinkan mendapat irigasi pasang surut untuk lahan dengan
jenis tanah yang sama namun berada pada hidrotopografi kategori c muka
air tanah masih dipengaruhi oleh perubahan pasang surut dan diharapkan
dengan adanya rehabilitasi bangunan air yang sedang dilaksanakan
pengelolaan dan pengoperasian pintu air yang baik maka kebutuhan air
pada lahan kategori ini dapat dipenuhi untuk pola tanam yang
direncanakan untuk jenis tanah dataran peralihan 2a 2b0 yang tingkat
kesuburannya rendah dan jenis tanah gambut tebal 3c tebal gambut 1 0 m
yang terdapat pada hidrotopografi kategori d dimana lahan sama sekali
tidak terpengaruh oleh pasang surut dataran non pasang surut untuk
sementara waktu kurang sesuai untuk pola tanam yang direncanakan dan
lebih sesuai untuk tanaman palawija atau tanaman keras seperti kelapa
yang dapat tumbuh dengan baik pada lahan tersebut bila proses reklamasi
berjalan dengan baik maka lahan tersebut dapat dibenahi untuk
dikembangkan lebih lanjut dengan pola tanam seperti ini maka intensitas
tanam per tahun maksimum yang bisa dicapai adalah tiga kali musim tanam
dalam setahun dengan tingkat kebutuhan air maksimum terjadi pada bulan
oktober periode kedua sebesar 261 35 mm atau 17 42 mm hari pengelolaan
air dan pola operasi pintu a pengelolaan air rencana pengelolaan air
menyajikan kerangka untuk pengoperasian bangunan sekunder dan tersier
secara rinci berdasarkan atas informasi yang tersedia mengenai tanah
topografi hidrotopografi dan pola tata tanam rencana serta data teknis
jaringan konsep sistem aliran yang diterapkan adalah sistem aliran satu
arah one way flow system hal ini dilakukan untuk memperlancar proses
pencucian senyawa-senyawa beracun seperti fe2 dan al3 yang dapat
meracuni tanaman yang terjadi akibat proses oksidasi pirit yang umumnya
terjadi pada musim kemarau dan dampaknya baru terlihat pada pertanaman
musim penghujan penerapan konsep aliran satu arah one way flow system di
lapangan dilandasi oleh pemikiran air yang masuk ke lahan yang
kondisinya masih segar tidak tercampur dengan air yang keluar dari lahan
yang kualitasnya sudah rendah karena didalamnya sudah terlarut
senyawa-senyawa beracun dalam penerapan konsep aliran satu arah di
lapangan diatur sedemikian rupa sehingga air dari saluran page 11 of 19
11 sekunder spd hanya difungsikan sebagai saluran pemasukan saja dan air
dari sawah lahan usaha dialirkan ke saluran tersier keluar melalui
saluran drainase sdu yang hanya difungsikan pengelolaan air untuk
tanaman padi sawah selama musim hujan difokuskan pada retensi drainase
yang terkendali untuk membuang air hujan yang berlebihan atau selama
pemupukan pembilasan dan pencucian unsur-unsur racun dan asam dan
irigasi pasang surut drainase diperlukan apabila genangan air menjadi
terlalu dalam atau apabila kualitas air memburuk pengelolaan air untuk
tanaman palawija relatif sederhana dan difokuskan pada drainase sesuai
dengan rencana tata guna lahan palawija ditanam pada musim kemarau
setelah panen tanaman padi kedua selesai pencucian akan mengeluarkan
kandungan asam dari dalam tanah namun untuk kasus yang berat penggunaan
kapur diperlukan pengelolaan air pada tingkat sekunder harus difokuskan
pada drainase lahan dengan cara mempertahankan tinggi muka air saluran
tetap rendah namun juga mempertahankan tinggi muka air tanah yang cukup
tinggi guna menghindari oksidasi lapisan asam sulfat potensial b pola
operasi pintu dalam studi ini perencanaan jaringan reklamasi dilengkapi
dengan sistem pengendali aliran air pengoperasian sistem pengendali air
sangat penting karena saluran yang ada berfungsi ganda saluran dapat
berfungsi sebagai drainasi pada saat terjadi kelebihan air dan dapat
berfungsi sebagai saluran irigasi pada saat terjadi kekurangan air di
lahan berdasarkan hasil perhitungan pola tanam rencana diketahui
kebutuhan air tertinggi adalah pada bulan oktober sebesar 261 35 mm
periode yang berdasarkan hasil analisis klimatologi termasuk kedalam
bulan hujan dan berdasarkan rencana tata guna lahan diketahui bahwa
lahan pertanian yang akan dimanfaatkan adalah lahan dengan ketinggian
maksimal 2 00 m msl yang termasuk pada kategori hidrotopografi c dimana
pada kategori tersebut tinggi muka air masih mencapai lahan yang
direncanakan dari data pasang surut diketahui tinggi muka air pasang dan
surut rata-rata adalah 2 95 m msl dan 0 94 m msl dengan berasumsikan
bahwa pola pasang surut yang demikian dan tinggi muka air maksimal yang
diperlukan untuk kebutuhan air irigasi adalah 2 261 m msl maka air
pasang akan cukup untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dan pada saat
surut untuk mendrainasi air dilahan untuk mendapatkan pengoperasian
pintu dengan tepat perlu dilakukannya suatu simulasi untuk mendapatkan
tinggi bukaan pintu sesuai dengan kondisi di lapang dan pola pasang
surut di daerah studi karena pada studi ini tidak dilakukan simulasi
maka dengan mengasumsikan bahwa pola pasang surut yang terjadi adalah
lamanya waktu pasang antara 6-7 jam dan selanjutnya adalah surut seperti
yang tergambarkan pada lampiran 3 maka untuk operasi pengosongan
drainasi dilakukan 5 atau 5 5 jam setelah page 12 of 19 12 terjadinya
pasang maksimum spring tide pintu tersier dibuka untuk mengeluarkan air
melalui sdu ke saluran primer 11 sebelas jam setelah terjadi puncak
maksimum atau sebelum surut minimum low tide pintu air ditutup kembali
sedangkan untuk operasi pengisian kembali air pasang dibiarkan masuk
dengan membuka pintu pada saluran spd hingga mencapai saluran 7 jam atau
sebelum air kembali surut air yang masuk tersebut sudah dapat memenuhi
blok sekunder setelah air penuh pintu tersier ditutup kembali untuk
diatur ketinggiannya sesuai dengan kebutuhan air di lahan usahatani
gambar pengoperasian pintu klep otomatis pada saat kondisi pasang dan
surut dapat dilihat pada gambar 2 kegiatan pengendalian air pada studi
ini dibagi menjadi 2 yaitu 1 pengendalian air di tingkat jaringan
sekunder pengendalian air pada saluran sekunder spd dan saluran drainase
sdu dilengkapi dengan pintu klep otomatis yang dasar pengoperasiannya
dipengaruhi oleh perbedaan antara muka air dihilir pintu dan dihulu
pintu akibat terjadinya frekuensi pasang surut dalam pengoperasiannya
pintu klep otomatis dilengkapi dengan pintu sorong yang dapat bergerak
vertikal secara manual sepanjang batang ulir pada bagian inlet pintu
klep secara otomatis terbuka bila muka air di saluran primer lebih
tinggi dari muka air di dalam saluran sebaliknya pintu akan menutup
apabila muka air di saluran primer surut karena pintu dibagian ini
direncanakan hanya dapat memasukkan air aliran searah berbeda dengan
pintu klep dibagian hulu saluran inlet pintu dibagian hilir outlet akan
menutup apabila muka air disaluran primer lebih tinggi dari muka air di
saluran dan akan segera membuka pada saat muka air di saluran primer
mulai surut aliran satu arah pada saat drainasi maksimum dilakukan
apabila terjadi curah hujan yang tinggi dan waktunya bersamaan dengan
waktu terjadinya pasang maksimum untuk menghindari terjadinya
penggenangan yang terlalu lama pada saat air surut pintu klep di sdu
diangkat untuk membantu mengeluarkan air dari lahan gambar 1 hubungan
tinggi air pasang surut dengan kebutuhan air irigasi gambar 2 operasi
pintu spd dan sdu pada kondisi p asang dan surut sdu outlet spd inlet
air pasang air surut el 2 40 m el 3 40 m el 3 40 m el 2 40 m el.lahan 2
00 m el.genangan maks 2 261 m el 2 95 m el 0 94 m note semua elevasi
dalam satuan m msl page 13 of 19 13 pada kondisi ini pintu klep dapat
dikombinasikan dengan pengoperasian pintu sorong dimana pada saat air
mulai pasang pintu sorong ditutup untuk menghindari penambahan genangan
dan dibuka kembali saat muka air surut pengoperasian ini dilakukan
sampai kondisi lahan dianggap normal pada saat pembilasan yang dilakukan
saat kadar racun yang ada di lahan dan saluran tinggi secepatnya harus
diganti dengan air segar karena waktu pasang yang singkat maka pintu
outlet dapat diangkat agar air dapat masuk ke saluran apabila kesegaran
air di lahan dirasa cukup pintu dioperasikan lagi seperti semula 2
pengendalian air di tingkat jaringan tersier cara pengendalian air pada
saluran tersier dengan mengoperasikan pintu air tipe i pintu sekat pada
bagian inlet dan tipe ii pintu sekat dan klep pada bagian outlet
pengoperasian pintu yang ada pada saluran tersier bertujuan untuk 1
meningkatkan debit aliran yang masuk dengan cara membuka pintu pada saat
muka air di daluran sekunder tinggi 2 menjaga kelembaban tanah dengan
cara mempertahankan tinggi muka air di saluran 3 melakukan drainasi dan
pencucian saat musim hujan guna memperbaiki kualitas air dan tanah serta
membuang kelebihan air pengoperasian pintu di saluran tersier dapat
dilakukan dengan cara 1 drainasi maksimum pintu ditutup selama muka air
di saluran spd dan sdu tinggi dari muka air di saluran tersier pasang
tinggi jika air surut pintu dibuka 2 drainasi terkendali pintu ditutup
selama muka air di saluran spd maksimum dan sebagian dibuka selama waktu
surut untuk menjaga muka air di tersier pada elevasi tertentu dengan
curah hujan normal pintu klep dioperasikan otomatis dengan demikian
memungkinkan drainase yang optimum 3 retensi air pintu ditutup untuk
untuk menghindari aliran air pada saluran tersier keluar pemasangan
balok sekat disesuaikan dengan kebutuhan dan curah hujan yang nyata 4
pembilasan pada 2-3 hari sebelum pasang purnama spring tide balok sekat
dipasang 1 2-1 4 m dibawah permukaan tanah sedangkan pintu klep berada
pada posisi otomatis disaat-saat pasang tinggi terakhir pintu klep
dibuka dengan demikian memungkinkan aliran air pasang masuk tetapi hanya
bila tidak asin balok sekat dipasang lagi untuk pemulihan permukaan air
dan setelah itu operasi kembali ke prosedur standard bila air di dalam
saluran primer selama musim hujan asin maka pintu klep tetap dalam
posisi otomatis dan penambahan tinggi muka air di dalam spd akan
bergantung pada curah hujan 5 pengendalian banjir bila muka air saluran
primer sangat tinggi menyebabkan banjir pintu ditutup untuk mencegah air
masuk hal yang sama dapat dilakukan bila kadar garam dalam saluran
primer tinggi dengan curah hujan page 14 of 19 14 yang berlebihan banjir
harus dicegah dengan memusatkan pada drainase maksimum dengan
melepaskan semua balok sekat dan memastikan pintu klep dalam posisi
otomatis analisis usahatani ukuran keberhasilan petani dalam mengelola
usahataninya adalah besarnya tingkat keuntungan yang mampu diterimanya
besarnya biaya produksi pertanian adalah total dari biaya yang
dibutuhkan untuk tiap musim tanam dari tiap-tiap jenis tanaman yang
ditanam nilai yang digunakan untuk perincian biaya produksi dan tingkat
keuntungan produksi nilai jual adalah nilai yang berlaku pada saat
penelitian dilakukan dan nilai tersebut merupakan hasil wawancara dengan
petani di daerah studi dari hasil analisis usahatani pola tanam yang
sekarang padi-bera dengan menggunakan padi varietas lokal umur panen 6-7
bulan setelah tanam dengan biaya produksi rp.815.000 tingkat produksi
maksimal yang bisa dicapai petani adalah 2 ton gkg dengan pendapatan
bersih sebesar rp.1.495.000 ha tahun untuk pola tanam rencana
padi-padi-palawija dengan menggunakan padi varietas unggul umur panen 3
5-4 bulan setelah tanam dengan biaya produksi rp.1.495.000 tingkat
produksi rata-rata yang bisa dicapai petani adalah 4 ton gkg dengan
pendapatan bersih sebesar rp.2.905.000 untuk satu musim tanam sehingga
untuk dua musim tanam padi diperoleh keuntungan bersih sebesar
rp.5.810.000 untuk kacang tanah diperoleh keuntungan bersih sebesar
rp.1.920.750 per musim tanam total keuntungan bersih dapat diperoleh
dengan pola tanam rencana adalah sebesar rp.7.730.750 ha tahun dari
hasil analisis usahatani diperoleh nilai b c ratio 1 83 untuk tanaman
padi lokal dan untuk padi varietas unggul nilai b c ratio 1 94 dan untuk
kacang tanah diperoleh nilai b c ratio 2 32 nilai benefit cost ratio b c
1 menunjukkan bahwa usahatani tersebut layak secara finansial karena
jumlah penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan dari aspek
penggunaan input produksi penggunaan padi varietas unggul pola tanam
rencana membutuhkan input biaya yang lebih tinggi dibandingkan padi
lokal pola tanam sekarang di sisi lain tambahan penggunaan input
tersebut mampu memberikan nilai tambah untuk mengukur tingkat efisiensi
tambahan penggunaan input produksi pada pola tanam rencana padi varietas
unggul terhadap pola tanam sekarang padi varietas lokal dapat diketahui
dari nilai mbcr marginal benefit cost ratio kadariah dan adyana dalam
anonim 1998 dari hasil perhitungan diperoleh nilai mbcr adalah 2 07 ini
berarti bahwa untuk setiap unit tambahan biaya untuk menanam sesuai
dengan pola tanam rencana padi varietas unggul mampu memberikan tambahan
penerimaan 2 07 unit page 15 of 19 15 pemilihan pola tanam terbaik
mengacu pada hasil perhitungan pola tanam sekarang padi-bera yang ada
pada daerah studi dan pola tanam rencana padi-padi-palawija dapat
dibandingkan antara keduanya dari berbagai faktor yang mempengaruhinya
berdasarkan hasil perbandingan maka dipilih pola tanam terbaik yaitu
pola tanam usulan padi-padi-palawija karena pola tanam tersebut lebih
banyak memenuhi kriteria dan memberikan keuntungan lebih besar jika
dibandingkan dengan pola tanam yang ada pada daerah studi saat ini page
17 of 19 17 perkumpulan petani pemakai air p3a untuk mendukung kegiatan
usaha pertanian didaerah studi page 18 of 19 18 makalah ini merupakan
editing dari jurnal perencanaan pola tanam yang di tulis oleh
wirosudarmo dan apriadi dengan disahkan pada jurnal teknologi pertanian
vol.3 no.1 56 – 66 dan berikut daftar pustaka yang diambil oleh penulis
sebagai referensi daftar pustaka anonim 1986 petunjuk operasional
perbaikan relamasi tanah bagi petani transmigrasi lahan pasang surut
departemen pertanian dan fakultas teknologi pertanian ugm jakarta
_______ 1986 standar perencanaan irigasi kriteria perencanaan kp01 kp-03
dan kp-05 dirjen pengairan departemen pekerjaan umum jakarta _______
1998 laporan proyek pengembangan daerah rawa sumatera selatan dirjen
pengairan direktorat pembinaan pelaksanaan wilayah barat departemen
pekerjaan umum jakarta _______ 1999 pengembangan sistem usaha pertanian
lahan pasang surut sumatera selatan badan litbang departemen pertanian
palembang _______ 2000 rencana pembangunan pengairan di sumatera selatan
dinas pu pengairan sumatera selatan arsyad s 1980 ilmu iklim dan
pengairan yasaguna jakarta brouwer c and heibloem m 1986 irrgation water
needs fao rome italy darmanto 1992 teknologipengembangan rawa pasang
surut untuk mendukung program pembangunan makalah dalam seminar
reklamasi rawa hm.pengairan fakultas teknik universitas brawijaya malang
deka pentra pt 1994 survey tanah pertanian lokasi pulau rimau palembang
euroconsult 1999 final environmental report south sumatera swamp
improment project sssip pulau rimau and air sugihan kiri directorate of
water resurces development jakarta lakitan b 1994 dasar dasar
klimatologi radja erafindo persada jakarta pratikto w.a 1997 perencanaan
fasilitas pantai dan laut bpfe yogyakarta sosrodarsono s 1976 hidrologi
untuk pengairan pradny paramita jakarta page 19 of 19 19 suhardjono
1994 pengantar reklamasi rawa itn malang _________ 1994 diktat
perkuliahan rancangan saluran dan bangunan drainasi persawahanh pasang
surut fakultas teknik unibraw malang suryadi 1991 pasang surut gelombang
dan intrusi salinitas dirjen pengairan departemen pekerjaan umum
jakarta wirosoedarmo r 1985 dasar dasar irigasi pertanian universitas
brawijaya malang 19 of 19 analisa pola tanam tgel.docx
No comments:
Post a Comment