Monday 12 October 2015

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH IBATERHADAP PERTUMBUHAN STEK JERUK PAMELO





 keyword :
 pengaruh zat pengatur tumbuh iba terhadap pertumbuhan stek jeruk pamelo proposal penelitian disusun oleh dwi pujianto nim 2012 41 043 program studi agroteknologi fakultas pertanian universitas muria kudus 2014 page 2 of 17 2 pengaruh zat pengatur tumbuh iba terhadap pertumbuhan stek jeruk pamelo proposal penelitian diajukan kepada fakultas pertanian universitas muria kudus untuk memenuhi sebagian dari sayarat-syarat guna memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian disusun oleh dwi pujianto nim 2012 41 043 program studi agroteknologi fakultas pertanian universitas muria kudus 2014 page 3 of 17 3 proposal penelitian pengaruh zat pengatur tumbuh iba terhadap pertumbuhan stek jeruk pamelo disusun oleh dwi pujianto nim 2012 41 043 proposal penelitian tersebut telah diterima sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh skripsi kudus juni 2014 mengetahui dosen pembimbing utama ir supari msi dosen pembimbing pendamping ir.suharjianto mp fakultas pertanian universitas muria kuduskomisi sarjana ir zed nahdi m.sc page 4 of 17 4 daftar isi halaman judul i halaman pengesahan iii kata pengantar iv i pendahuluan a latar belakang ii b rumusan masalah iii c tujuan iii d hipotesis iii ii tinjauan pustaka a botani dan syarat tumbuh 4 b pembiakan vegetatif 5 c peranan zat pengatur tumbuh 7 iii metodologi penelitian a waktu dan tempat 9 b alat dan bahan 9 c metode penelitian 9 d pelaksanaan penelitian 10 daftar pustaka 12 d page 5 of 17 5 page 6 of 17 6 kata pengantar puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt atas rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyusun sebuah proposal dengan judul pengaruh zat pengatur tumbuh iba terhadap pertumbuhan stek jeruk pamelo proposal ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna menempuh skripsi tahun 2014 program studi agroteknologi fakultas pertanian universitas muria kudus atas tersusunnya proposal penelitian ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat 1 bpk.ir.suharjianto mp selaku dosen pembimbing pendamping 2 kedua orangtua saya dan rekan-rekan fakultas pertanian universitas muria kudus angkatan 2011 3 semua pihak yang telah membantu terwujudnya proposal ini penulis yakin bahwa proposal ini tidak luput dari adanya kekurangan dan kesalahan untuk itu penulis senantiasa terbuka dalam menerima kritik dan saran demi kesempurnannya akhir kata hanya ucapan terimakasih yang senantiasa bisa penulis haturkan kudus juni 2014 hormat saya penulis page 7 of 17 7 i pendahuluan a latar belakang jeruk merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang sangat digemari oleh masyarakat indonesia di indonesia terdapat berbagai jenis jeruk dengan berbagai karakter yang berbeda jeruk pamelo citrus grandis l merupakan jenis jeruk yang mempunyai ukuran buah lebih besar dibanding jeruk dari spesies lain dalam perdagangan internasional jeruk ini dikenal dengan sebutan pummelo di indonesia kultivar jeruk pamelo yang terkenal antara lain jeruk nambangan jeruk bali dan jeruk cikoneng pemilihan bibit yang tepat merupakan salah satu kunci untuk menghasilkan buah yang berkualitas pemilihan bibit harus mempertimbangkan pada varietas cara perbanyakan kesehatan bibit serta keseragaman bibit tanaman buah-buahan dapat dihasilkan melalui perbanyakan secara generatif maupun secara vegetatif menurut saptarini 1993 perbanyakan tanaman secara generatif dapat dilakukan melalui biji yang dibenihkan sedangkan perbanyakan tanaman secara vegetatif menggunakan bagian tanaman selain biji yaitu akar cabang tanaman daun dan bagian tanaman lainnya perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya okulasi cangkok dan stek perbanyakan tanaman jeruk pamelo banyak dilakukan melalui okulasi tetapi perbanyakan dengan cara ini kurang disukai sebagian petani karena dianggap menurunkan kualitas buah menurut hartmann et al 1981 batang bawah pada okulasi memberikan pengaruh yang besar terhadap kualitas buah hasil dan ukuran tanaman pada batang atas tanaman jeruk oleh karena itu sebagian petani jeruk pamelo lebih suka melakukan perbanyakan tanaman melalui cangkok wudianto 2002 menyebutkan perbanyakan tanaman dengan cangkok memiliki kelebihan yaitu lebih mudah dilakukan serta bibit yang dihasilkan lebih cepat berbuah dan memiliki sifat yang sama dengan induknya namun memiliki kelemahan yaitu bibit yang dihasilkan dari satu pohon induk sangat terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar alternatif kedua cara perbanyakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah perbanyakan melalui stek perbanyakan dengan stek hanya membutuhkan sedikit bahan tanam dan dapat dihasilkan bibit tanaman dalam jumlah banyak dari satu pohon induk hampir semua organ tanaman dapat digunakan bahan stek namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu bahan stek adalah batang cabang yang muda dan subur page 8 of 17 8 dalam kondisi pertumbuhan aktif leopold dan kriedermann dalam titin handayani 1975 keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang memiliki sifat yang sama dengan induknya perbanyakan tanaman jeruk pamelo c grandis l osbeck melalui stek belum banyak dikembangkan penelitian mengenai perbanyakan tanaman jeruk ini perlu dilakukan dengan penggunaan zat pengatur tumbuh untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pembentukan akar dan tunas pada stek zat pengatur tumbuh yang paling berperan pada pengakaran stek adalah auksin auksin yang biasa dikenal yaitu indole-3-acetic acid iaa indole butyric acid iba dan napthalene acetic acid naa penggunaan naa dan iba bersifat lebih efektif dibandingkan iaa yang merupakan auksin alami hartmann et al 1990 dalam inadarliana 2005 beberapa penelitian mengenai penggunaan naa dan iba dengan telah dilakukan pada stek beberapa spesies jeruk hasil penelitian ferguson dan young 1985 dalam jurnal muswita 2011 menunjukkan bahwa perlakuan zat pengatur tumbuh naa dan iba mampu meningkatkan perakaran pada stek tanaman jeruk swingle citrumelo sabbah et al 1991 menyebutkan bahwa penggunaan zat pengatur tumbuh naa dan iba pada stek batang c sinensis c reticulata dan beberapa jenis jeruk hibrida dapat meningkatkan persentase stek yang berakar serta jumlah dan kualitas akar yang dihasilkan tiap stek namun terdapat variasi respon perakaran pada tiap jenis klon jeruk bhatt dan tomar 2010 menambahkan penggunaan iba juga dapat mempengaruhi perakaran stek pada c auriantifolia swingle berdasarkan uraian diatas penyusun berminat untuk meneliti pengaruh iba terhadap pertumbuhan akar pada tanaman jeruk pamelo b rumusan masalah 1 adakah pengaruh iba terhadap pertumbuhan akar pada stek tanaman jeruk pamelo c grandis l osbeck c tujuan 1 untuk mengetahui pengaruh iba terhadap pertumbuhan akar pada stek tanaman jeruk pamelo c grandis l osbeck d hipotesis 1 diduga pemberian iba berpengaruh terhadap pertumbuhan akar pada stek tanaman jeruk pamelo c grandis l osbeck page 9 of 17 9 ii tinjauan pustaka a botani dan syarat tumbuh tanaman jeruk besar citrus grandis l osbeck termasuk ke dalam famili rutaceae famili rutaceae memiliki sekitar 1 300 spesies yang dikelompokkan menjadi 7 sub famili dan 120 genus genus citrus memiliki 16 spesies yang diantaranya adalah jeruk besar atau pamelo setiawan 1993 jeruk besar sering disebut jeruk bali jeruk cikoneng limau makan atau limau besar dan pummelo klasifikasi tanaman jeruk besar sebagai berikut sebagai berikut rukmana 2009 kingdom plantae divisi spermatophyta sub-divisi angiospermae kelas dicotyledonae ordo rutales famili rutaceae genus citrus spesies citrus grandis l osbeck atau citrus maxima merr tanaman jeruk besar merupakan tanaman menahun perennial dengan karakteristik tinggi pohon antara 5 m - 15 m batang tanaman kuat dengan diameter 10 cm - 30 cm dan berkulit agak tebal kulit bagian luar berwarna cokelat kekuning- kuningan sedangkan bagian dalamnya berwarna kuning pohon jeruk pamelo memiliki banyak percabangan yang terletak saling berjauhan dan merunduk pada bagian ujungnya cabang yang masih muda bersudut dan berwarna hijau namun lama-kelamaan berubah menjadi bulat dan berwarna hijau tua rukmana 2009 batang pohon jeruk besar ada yang berduri dan ada yang tanpa duri penanaman pohon yang berasal dari biji menyebabkan pohon berduri pada awal pertumbuhannya namun setelah dewasa duri akan menghilang tanaman yang berasal dari perkembangbiakan secara vegetatif tidak memiliki duri sejak awal pertumbuhannya karena berasal dari pohon dewasa setiawan 1993 daun tanaman jeruk besar berbentuk bulat telur dan berukuran lebih besar daripada jenis jeruk lain daun muda berwarna hijau muda kekuningan dan kemudian page 10 of 17 10 berubah menjadi hijau tua antara daun dan batang dihubungkan oleh tangkai daun yang bersayap lebar setiawan 1993 tanaman jeruk besar mulai berproduksi pada umur 4-6 tahun tergantung pada varietas dan pemeliharaan produktivitas jeruk ini sangat bervariasi sesuai varietas umur dan tingkat pertumbuhan tanaman yang didukung oleh lingkungan satu pohon jeruk pamelo dapat menghasilkan 75-200 buah setiawan 1993 ciri khas jeruk besar adalah buahnya yang berukuran besar dan berkulit tebal sehingga tahan lama disimpan atau diangkut dalam jarak jauh buah berbentuk bulat atau seperti bola yang tertekan dan berkulit agak tebal sampai tebal berisi 11-16 segmen warna daging buah bervariasi yaitu merah jambu putih hijau muda atau kekuning-kuningan daging buah bertekstur keras sampai lunak berasa manis sampai sedikit asam dan berbiji sedikit rukmana 2009 b pembiakan vegetatif secara garis besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan secara vegetatif widiarto dalam delima nababan 2000 perkembang biakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu diperhatikan salah satunya adalah dengan cara stek perkembangbiakan dengan cara stek diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan indukanya astuti dalam delima nababan 2000 perbanyakan vegetatif memiliki keunggulan antara lain sebagai metoda lain guna menanggulangi masalah pembuahan yang tidak teratur dan kehilanagan daya kecambah secara cepat pada biji memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi pohoon induk dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas tanaman adjersdan otsamo dalam delima nababan 1996 stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang akar atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru sebagai alternatif perbanyakan vegetatif buatan stek lebih ekonomis lebih mudah tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya hampir semua organ tanaman dapat digunakan bahan stek namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu bahan stek adalah batang cabang yang muda dan subur dalam kondisi pertumbuhan aktif leopold dan kriedermann dalam titin handayani 1975 page 11 of 17 11 keberhasilan suatu stek sangat bergantung dari berbagai faktor seperti bahan stek penggunaan zat pengatur tumbuh zpt media penyetekan dan faktor lingkungan terutama kelembaban udara suhu dan cahaya hartman et al 2002 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek 1 faktor tanaman a umur tanaman induk hartman et al dalam silvya indah bunga rosari poli 1990 menyatakan bahwa pada tanaman yang mudah diperbanyak melalui stek pengaruh umur dari stock plant yang digunakan sebagai bahan stek tidak memberikan pengaruh yang besar tetapi pada tanaman yang tergolong sulit dibiakkan melalui stek faktor umur menjadi sangat penting bahwa pada umumnya stek batang dan stek akar yang diambil dari bahan tanaman muda akan berakar lebih cepat dibanding bahan tanaman tua umur bahan stek sangat menentukan terhadap keberhasilan stek yang dibuat b jenis tanaman bagian tanaman yang muda dan subur dapat digunakan sebagai bahan stek karena bagian ini mempunyai jaringan yang belum terdiferensiasi sehingga memudahkan terjadinya diferensiasi primordia akar serta mempunyai tunas yang sudah atau siap terbentuk weaver dalam silvya indah bunga rosari poli 1972 c adanya tunas dan daun pada stek tunas diperlukan untuk mendorong terjadinya perakaran stek pembentukan akar tidak akan terjadi bila seluruh tunas dihilangkan atau dalam keadaan dorman tunas berperan sebagai sumber auksin terutama bila tunas tersebut mulai tumbuh baik auksin yang dihasilkan oleh tunas maupun daun bersama-sama dengan rooting cofactor akan bergerak ke bawah atau basipetal dan menumpuk di dasar stek hartman and kester dalam silvya indah bunga rosari poli 1983 d persediaan bahan makanan persediaan bahan makanan sering dinyatakan dengan perbandingan antara persediaan karbohidrat dan nitrogen c n ratio bahan stek yang mengandung karbohidrat tinggi dan nitrogen cukup akan membentuk akar dan tunas hartmann et al dalam silvya indah bunga rosari poli 1990 page 12 of 17 12 2 faktor lingkungan faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek diantaranya adalah media perakaran suhu kelembaban dan cahaya hartmann et al 1990 a media perakaran media perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama pembentukan akar memberi kelembaban pada stek dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek media perakaran yang baik menurut hartmann et al 1990 adalah yang dapat memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup berdrainase baik serta bebas dari patogen yang dapat merusak stek b suhu dan kelembaban suhu berpengaruh terhadap kerja enzim suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan degradasi pada beberapa enzim suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum yang berbeda untuk setiap jenis tumbuhan kelembaban tinggi dapat mengurangi transpirasi pada stek hartmann et al 1990 c cahaya menurut hartmann et al 1990 intensitas cahaya yang terlalu tinggi membahayakan daun pada stek menghambat perakaran dan menurunkan pertumbuhan akar rochiman dan harjadi 1973 menambahkan bahwa stek yang diberi naungan akan berakar lebih banyak daripada yang menerima cahaya matahari langsung c peranan zat pengatur tumbuh zat pengatur tumbuh adalah suatu bahan sintesis atau hormon tumbuh yang mempengaruhi proses fisiologis tanaman zat ini mengatur pertumbuhan tanaman dengan cara meniru suatu hormon mempengaruhi sintesis hormon destruksi translokasi atau mungkin memodifikasi aktivitas hormonal hartmann et al 1990 menurut watimena dalam silvya indah bunga rosari poli 1988 aktivitas auksin sintetik dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu kesanggupan senyawa tersebut untuk dapat menembus lapisan kutikula atau epidermis yang berlilin sifat translokasi di dalam tanaman pengubahan auksin menjadi senyawa yang tidak aktif di dalam tanaman destruksi atau pengikatan page 13 of 17 13 interaksi dengan hormon tumbuh lainnya spesies tanaman fase pertumbuhan serta lingkungan suhu radiasi dan kelembaban auksin yang biasa dikenal yaitu indole-3-acetic acid iaa indole butyric acid iba dan napthalene acetic acid naa menurut kusumo 1984 penggunaan naa dan iba lebih baik daripada iaa auksin naa dan iba memiliki sifat kimia yang lebih stabil dan mobilitasnya di dalam tanaman rendah sedangkan iaa dapat tersebar ke tunas-tunas dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tunas tersebut naa memiliki kisaran konsentrasi yang sempit sedangkan iba memiliki kisaran konsentrasi yang lebih fleksibel pemberian auksin dapat meningkatkan jumlah dan kualitas akar yang terbentuk salah satu jenis auksin yang efektif merangsang pemberian akar adalah indol butyric acid iba hartman et al dalam gusniwati bambang irawan neliyati 1997 penggunaan iba untuk merangsang pembentukan akar pada setek telah banyak dilakukan dengan hasil yang cukup memuaskan pada tanaman jeruk manis pemberian iba dengan konsentrasi 250 ppm dengan lama perendaman 2 jam berpengaruh nyata terhadap setek berakar dan persentase setek hidup jika dibandingkan tanpa pemberian iba wibisono dalam gusniwati bambang irawan neliyati 1987 perendaman pangkal setek jambu biji di dalam iba 250 ppm selama 12 jam dapat meningkatkan jumlah akar yang terbentuk jawal et al dalam dalam gusniwati bambang irawan neliyati 1996 hasil penelitian irawan dalam gusniwati bambang irawan neliyati 1999 menunjukkan bahwa pencelupan setek bulian dalam larutan iba 1500 ppm selama 5 detik memberi pengaruh terbaik pada pertumbuhan setek menurut sabbah et al 1991 penggunaan zat pengatur tumbuh naa dan iba pada stek batang c sinensis c reticulata dan beberapa jenis jeruk hibrida dapat meningkatkan persentase stek yang berakar serta jumlah dan kualitas akar yang dihasilkan tiap stek namun terdapat variasi respon perakaran pada tiap jenis klon jeruk bhatt dan tomar 2010 menambahkan penggunaan iba juga dapat mempengaruhi perakaran stek pada c auriantifolia swingle page 14 of 17 14 iii bahan dan metode penelitian a waktu dan tempat penelitian akan dilaksankan di desa tambakromo kabupaten pati provinsi jawa tengah ketinggian tempat berada pada ±575 m dpl jenis tanah latosol penelitian akan di laksanakan sekitar bulan januari-juni 2014 b alat dan bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cabang jeruk pamelo yang diambil dari tanaman induk jeruk pamelo kultivar nambangan di kebun desatambak romo larutan stok auksin iba fungisida pupuk daun dan media tanam berupa arang sekam alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting stek gelas plastik hand sprayer digital thermohygrometer pot plastik plastik sungkup plastik mulsa penggaris jangka sorong dan alat tulis c metode penelitian penelitian ini akan dilakukan pada polybag dengan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap rakl pengelompokan berdasarkan perbedaan penyinaran perlakuan ini terdiri satu perlakuan tunggal dengan tiga kali ulangan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 5 polybag dengan perincian sebagai berikut perlakuan pemberian zpt iba ko aquades k1 100ppm k2 150ppm k3 200ppm k4 250ppm k5 300ppm model analisis penelitian adalah sebagai berikut yij µ pj ki ʃij keterangan yijk nilai pengamatan tanaman µ rerata atau nilai tengah umum ρj pengaruh kelompok blok atau ulangan ke-k ki pengaruh perlakuan zpt iba ʃij pengaruh sisa kesalahan percobaan level m dan level k page 15 of 17 15 apabila dalam analisis terjadi beda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda jarak duncan dmrt duncan’s new multiple range test dengan α 0 05 d pelaksanaan penelitian 1 persiapan alat dan bahan kegiatan persiapan meliputi persiapan tempat penyetekan yang terdiri dari pembuatan sungkup dan persiapan media tanam persiapan larutan zat pengatur tumbuh auksin dan persiapan bahan stek area penyetekan berupa rumah sungkup yang terbuat dari plastik penyungkupan dilakukan untuk menjaga agar kelembaban di area penyetekan tetap tinggi bahan stek berupa bagian pucuk dari cabang tanaman jeruk pamelo yang berwarna hijau tua cabang tanaman dipilih yang memiliki diameter sekitar 0.5 cm dan kemudian dipotong dengan panjang 20 cm untuk bahan stek jumlah daun dikurangi menjadi 3 helai pada tiap stek untuk mengurangi transpirasi dan disisakan hanya bagian sayap daun bahan stek direndam dalam larutan fungisida dithane m-45 selama 15 menit dengan konsentrasi 2g l untuk mencegah dari serangan bakteri dan cendawan 2 aplikasi zat pengatur tumbuh aplikasi zat pengatur tumbuh dilakukan sebelum stek ditanam pada media aplikasi ini menggunakan metode perendaman dilute solution soaking method pangkal stek direndam dalam larutan auksin sedalam 1 inchi selama 24 jam sesuai dengan konsentrasi zat pengatur tumbuh yang telah ditentukan hartmann et al 1990 3 penanaman stek padamedia stek ditanam dalam pot plastik yang berisi media tanam berupa arang sekam stek diletakkan dalam rumah sungkup untuk menjaga kelembaban stek ditempatkan dibawah naungan paranet 65 untuk mengurangi kontak langsung dengan sinar matahari 4 pemeliharaan pemeliharaan yang dilakukan adalah kegiatan penyiraman pemupukan dan pengendalian organisme penggangu tanaman opt penyiraman dilakukan ketika kelembaban media rendah pemupukan dilakukan seminggu sekali menggunakan pupuk daun growmore dengan kandungan npk 10-55-10 diaplikasikan pada daun dengan konsentrasi 2 g l pengendalian opt menggunakan fungisida dithane dengan konsentrasi 2 g l page 16 of 17 16 5 pengamatan pengamatan dilakukan hingga 10 minggu setelah tanam mst peubah yang diamati meliputi a persentase stek bertunas diamati jumlah stek yang muncul tunas persentase stek bertunas jumlah stek bertunas x 100 jumlah stek total b jumlah tunas unit pengamatan dilakukan terhadap jumlah tunas yang muncul pada tiap stek menggamatan berhenti pada 3bulan setelah tanam c panjang tunas cm diukur dari pangkal hingga ujung tunas d diameter tunas cm diukur diameter tunas pada pangkal tunas.1 inch e jumlah daun helai pengamatan dilakukan pada jumlah daun yang telah terbentuk sempurna f persentase stek berkalus pengamatan dilakukan pada stek yang tumbuh kalus pengamatan dilakukan pada akhir penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst g persentase stek berakar pengamatan stek berakar dilakukan pada stek yang masih segar dan telah tumbuh akar pengamatan dilakukan pada akhir penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst h jumlah akar unit diamati setiap stek terhadap jumlah akar primer pengamatan dilakukan pada akhir penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst i panjang akar cm diamati panjang akar setiap stek yang dihitung mulai pangkal hingga ujung akar terpanjang pengamatan dilakukan pada akhir penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst j diameter akar cm pengamatan diameter akar dilakukan pada pangkal akar pengamatan dilakukan pada akhir penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst k persentase stek berakar-bertunas diamati jumlah stek yang muncul akar dan tunas pengamatan dilakukan pada akhir penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst page 17 of 17 17 daftar pustaka adjers g.dan otsama a 1996 dalam veronika i.2005 pengaruh berbagai media dan jumlah ruas terhadap pertumbuhan stek pucuk eucalyptus grandis skripsi tidak dipublikasikan astuti p 2000 pengaruh lama pengeratan bahan stek dan konsentrasi rootone fterhadapertumbuhan stek kopi robusta coffea canephora www.unmul.ac.id dat pub frontirpuji.pdf 18 febuari 2008 hartman h t and d.e kester 1983 plant propagation principles and practice hall inc. new jersey 538p hartman h t. d.e kester and jr f t davies 1990 plant propagation principles and practitice fifth editions prentice - hall international inc london 130p leopold a c dan p e kriedemann 1975 plant growth and development.tata mc.graw hill book co ltd new delhi weaver j r 1972 plant growth substance in agriculture university of california davis w h freeman and co. san fransisco 594p wikipedia 2007 indole-3-buthyric acid iba atau indol asam butirat jerman http en.wikipedia.org wiki indole-3-butyric_acid wudianto r 1996 membuat stek cangkok dan okulasi penebar swadaya jakarta

3 comments:


  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan hormon two four D 100ml untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete