PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH IBATERHADAP PERTUMBUHAN STEK JERUK PAMELO.docx
keyword :
pengaruh zat pengatur tumbuh iba terhadap pertumbuhan stek jeruk pamelo
proposal penelitian disusun oleh dwi pujianto nim 2012 41 043 program
studi agroteknologi fakultas pertanian universitas muria kudus 2014 page
2 of 17 2 pengaruh zat pengatur tumbuh iba terhadap pertumbuhan stek
jeruk pamelo proposal penelitian diajukan kepada fakultas pertanian
universitas muria kudus untuk memenuhi sebagian dari sayarat-syarat guna
memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian disusun oleh dwi pujianto
nim 2012 41 043 program studi agroteknologi fakultas pertanian
universitas muria kudus 2014 page 3 of 17 3 proposal penelitian pengaruh
zat pengatur tumbuh iba terhadap pertumbuhan stek jeruk pamelo disusun
oleh dwi pujianto nim 2012 41 043 proposal penelitian tersebut telah
diterima sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh skripsi kudus
juni 2014 mengetahui dosen pembimbing utama ir supari msi dosen
pembimbing pendamping ir.suharjianto mp fakultas pertanian universitas
muria kuduskomisi sarjana ir zed nahdi m.sc page 4 of 17 4 daftar isi
halaman judul i halaman pengesahan iii kata pengantar iv i pendahuluan a
latar belakang ii b rumusan masalah iii c tujuan iii d hipotesis iii ii
tinjauan pustaka a botani dan syarat tumbuh 4 b pembiakan vegetatif 5 c
peranan zat pengatur tumbuh 7 iii metodologi penelitian a waktu dan
tempat 9 b alat dan bahan 9 c metode penelitian 9 d pelaksanaan
penelitian 10 daftar pustaka 12 d page 5 of 17 5 page 6 of 17 6 kata
pengantar puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt atas
rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyusun sebuah proposal
dengan judul pengaruh zat pengatur tumbuh iba terhadap pertumbuhan stek
jeruk pamelo proposal ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi sebagian
dari syarat-syarat guna menempuh skripsi tahun 2014 program studi
agroteknologi fakultas pertanian universitas muria kudus atas
tersusunnya proposal penelitian ini tidak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat 1 bpk.ir.suharjianto mp selaku dosen
pembimbing pendamping 2 kedua orangtua saya dan rekan-rekan fakultas
pertanian universitas muria kudus angkatan 2011 3 semua pihak yang telah
membantu terwujudnya proposal ini penulis yakin bahwa proposal ini
tidak luput dari adanya kekurangan dan kesalahan untuk itu penulis
senantiasa terbuka dalam menerima kritik dan saran demi kesempurnannya
akhir kata hanya ucapan terimakasih yang senantiasa bisa penulis
haturkan kudus juni 2014 hormat saya penulis page 7 of 17 7 i
pendahuluan a latar belakang jeruk merupakan salah satu komoditas
buah-buahan yang sangat digemari oleh masyarakat indonesia di indonesia
terdapat berbagai jenis jeruk dengan berbagai karakter yang berbeda
jeruk pamelo citrus grandis l merupakan jenis jeruk yang mempunyai
ukuran buah lebih besar dibanding jeruk dari spesies lain dalam
perdagangan internasional jeruk ini dikenal dengan sebutan pummelo di
indonesia kultivar jeruk pamelo yang terkenal antara lain jeruk
nambangan jeruk bali dan jeruk cikoneng pemilihan bibit yang tepat
merupakan salah satu kunci untuk menghasilkan buah yang berkualitas
pemilihan bibit harus mempertimbangkan pada varietas cara perbanyakan
kesehatan bibit serta keseragaman bibit tanaman buah-buahan dapat
dihasilkan melalui perbanyakan secara generatif maupun secara vegetatif
menurut saptarini 1993 perbanyakan tanaman secara generatif dapat
dilakukan melalui biji yang dibenihkan sedangkan perbanyakan tanaman
secara vegetatif menggunakan bagian tanaman selain biji yaitu akar
cabang tanaman daun dan bagian tanaman lainnya perbanyakan tanaman
secara vegetatif dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya
okulasi cangkok dan stek perbanyakan tanaman jeruk pamelo banyak
dilakukan melalui okulasi tetapi perbanyakan dengan cara ini kurang
disukai sebagian petani karena dianggap menurunkan kualitas buah menurut
hartmann et al 1981 batang bawah pada okulasi memberikan pengaruh yang
besar terhadap kualitas buah hasil dan ukuran tanaman pada batang atas
tanaman jeruk oleh karena itu sebagian petani jeruk pamelo lebih suka
melakukan perbanyakan tanaman melalui cangkok wudianto 2002 menyebutkan
perbanyakan tanaman dengan cangkok memiliki kelebihan yaitu lebih mudah
dilakukan serta bibit yang dihasilkan lebih cepat berbuah dan memiliki
sifat yang sama dengan induknya namun memiliki kelemahan yaitu bibit
yang dihasilkan dari satu pohon induk sangat terbatas sehingga tidak
dapat memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar alternatif kedua cara
perbanyakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah
perbanyakan melalui stek perbanyakan dengan stek hanya membutuhkan
sedikit bahan tanam dan dapat dihasilkan bibit tanaman dalam jumlah
banyak dari satu pohon induk hampir semua organ tanaman dapat digunakan
bahan stek namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu bahan
stek adalah batang cabang yang muda dan subur page 8 of 17 8 dalam
kondisi pertumbuhan aktif leopold dan kriedermann dalam titin handayani
1975 keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya
regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru
yang memiliki sifat yang sama dengan induknya perbanyakan tanaman jeruk
pamelo c grandis l osbeck melalui stek belum banyak dikembangkan
penelitian mengenai perbanyakan tanaman jeruk ini perlu dilakukan dengan
penggunaan zat pengatur tumbuh untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
pembentukan akar dan tunas pada stek zat pengatur tumbuh yang paling
berperan pada pengakaran stek adalah auksin auksin yang biasa dikenal
yaitu indole-3-acetic acid iaa indole butyric acid iba dan napthalene
acetic acid naa penggunaan naa dan iba bersifat lebih efektif
dibandingkan iaa yang merupakan auksin alami hartmann et al 1990 dalam
inadarliana 2005 beberapa penelitian mengenai penggunaan naa dan iba
dengan telah dilakukan pada stek beberapa spesies jeruk hasil penelitian
ferguson dan young 1985 dalam jurnal muswita 2011 menunjukkan bahwa
perlakuan zat pengatur tumbuh naa dan iba mampu meningkatkan perakaran
pada stek tanaman jeruk swingle citrumelo sabbah et al 1991 menyebutkan
bahwa penggunaan zat pengatur tumbuh naa dan iba pada stek batang c
sinensis c reticulata dan beberapa jenis jeruk hibrida dapat
meningkatkan persentase stek yang berakar serta jumlah dan kualitas akar
yang dihasilkan tiap stek namun terdapat variasi respon perakaran pada
tiap jenis klon jeruk bhatt dan tomar 2010 menambahkan penggunaan iba
juga dapat mempengaruhi perakaran stek pada c auriantifolia swingle
berdasarkan uraian diatas penyusun berminat untuk meneliti pengaruh iba
terhadap pertumbuhan akar pada tanaman jeruk pamelo b rumusan masalah 1
adakah pengaruh iba terhadap pertumbuhan akar pada stek tanaman jeruk
pamelo c grandis l osbeck c tujuan 1 untuk mengetahui pengaruh iba
terhadap pertumbuhan akar pada stek tanaman jeruk pamelo c grandis l
osbeck d hipotesis 1 diduga pemberian iba berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar pada stek tanaman jeruk pamelo c grandis l osbeck page 9
of 17 9 ii tinjauan pustaka a botani dan syarat tumbuh tanaman jeruk
besar citrus grandis l osbeck termasuk ke dalam famili rutaceae famili
rutaceae memiliki sekitar 1 300 spesies yang dikelompokkan menjadi 7 sub
famili dan 120 genus genus citrus memiliki 16 spesies yang diantaranya
adalah jeruk besar atau pamelo setiawan 1993 jeruk besar sering disebut
jeruk bali jeruk cikoneng limau makan atau limau besar dan pummelo
klasifikasi tanaman jeruk besar sebagai berikut sebagai berikut rukmana
2009 kingdom plantae divisi spermatophyta sub-divisi angiospermae kelas
dicotyledonae ordo rutales famili rutaceae genus citrus spesies citrus
grandis l osbeck atau citrus maxima merr tanaman jeruk besar merupakan
tanaman menahun perennial dengan karakteristik tinggi pohon antara 5 m -
15 m batang tanaman kuat dengan diameter 10 cm - 30 cm dan berkulit
agak tebal kulit bagian luar berwarna cokelat kekuning- kuningan
sedangkan bagian dalamnya berwarna kuning pohon jeruk pamelo memiliki
banyak percabangan yang terletak saling berjauhan dan merunduk pada
bagian ujungnya cabang yang masih muda bersudut dan berwarna hijau namun
lama-kelamaan berubah menjadi bulat dan berwarna hijau tua rukmana 2009
batang pohon jeruk besar ada yang berduri dan ada yang tanpa duri
penanaman pohon yang berasal dari biji menyebabkan pohon berduri pada
awal pertumbuhannya namun setelah dewasa duri akan menghilang tanaman
yang berasal dari perkembangbiakan secara vegetatif tidak memiliki duri
sejak awal pertumbuhannya karena berasal dari pohon dewasa setiawan 1993
daun tanaman jeruk besar berbentuk bulat telur dan berukuran lebih
besar daripada jenis jeruk lain daun muda berwarna hijau muda kekuningan
dan kemudian page 10 of 17 10 berubah menjadi hijau tua antara daun dan
batang dihubungkan oleh tangkai daun yang bersayap lebar setiawan 1993
tanaman jeruk besar mulai berproduksi pada umur 4-6 tahun tergantung
pada varietas dan pemeliharaan produktivitas jeruk ini sangat bervariasi
sesuai varietas umur dan tingkat pertumbuhan tanaman yang didukung oleh
lingkungan satu pohon jeruk pamelo dapat menghasilkan 75-200 buah
setiawan 1993 ciri khas jeruk besar adalah buahnya yang berukuran besar
dan berkulit tebal sehingga tahan lama disimpan atau diangkut dalam
jarak jauh buah berbentuk bulat atau seperti bola yang tertekan dan
berkulit agak tebal sampai tebal berisi 11-16 segmen warna daging buah
bervariasi yaitu merah jambu putih hijau muda atau kekuning-kuningan
daging buah bertekstur keras sampai lunak berasa manis sampai sedikit
asam dan berbiji sedikit rukmana 2009 b pembiakan vegetatif secara
garis besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi perbanyakan
secara vegetatif widiarto dalam delima nababan 2000 perkembang biakan
secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu diperhatikan salah
satunya adalah dengan cara stek perkembangbiakan dengan cara stek
diharapkan dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan indukanya astuti
dalam delima nababan 2000 perbanyakan vegetatif memiliki keunggulan
antara lain sebagai metoda lain guna menanggulangi masalah pembuahan
yang tidak teratur dan kehilanagan daya kecambah secara cepat pada biji
memiliki peluang memperbaiki produksi tanaman dari seleksi pohoon induk
dan untuk meningkatkan keuntungan dari tingginya produktifitas tanaman
adjersdan otsamo dalam delima nababan 1996 stek merupakan cara
perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian
batang akar atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru
sebagai alternatif perbanyakan vegetatif buatan stek lebih ekonomis
lebih mudah tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan
dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya hampir semua organ
tanaman dapat digunakan bahan stek namun ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu bahan stek adalah batang cabang yang muda dan
subur dalam kondisi pertumbuhan aktif leopold dan kriedermann dalam
titin handayani 1975 page 11 of 17 11 keberhasilan suatu stek sangat
bergantung dari berbagai faktor seperti bahan stek penggunaan zat
pengatur tumbuh zpt media penyetekan dan faktor lingkungan terutama
kelembaban udara suhu dan cahaya hartman et al 2002 faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan stek 1 faktor tanaman a umur tanaman induk
hartman et al dalam silvya indah bunga rosari poli 1990 menyatakan bahwa
pada tanaman yang mudah diperbanyak melalui stek pengaruh umur dari
stock plant yang digunakan sebagai bahan stek tidak memberikan pengaruh
yang besar tetapi pada tanaman yang tergolong sulit dibiakkan melalui
stek faktor umur menjadi sangat penting bahwa pada umumnya stek batang
dan stek akar yang diambil dari bahan tanaman muda akan berakar lebih
cepat dibanding bahan tanaman tua umur bahan stek sangat menentukan
terhadap keberhasilan stek yang dibuat b jenis tanaman bagian tanaman
yang muda dan subur dapat digunakan sebagai bahan stek karena bagian ini
mempunyai jaringan yang belum terdiferensiasi sehingga memudahkan
terjadinya diferensiasi primordia akar serta mempunyai tunas yang sudah
atau siap terbentuk weaver dalam silvya indah bunga rosari poli 1972 c
adanya tunas dan daun pada stek tunas diperlukan untuk mendorong
terjadinya perakaran stek pembentukan akar tidak akan terjadi bila
seluruh tunas dihilangkan atau dalam keadaan dorman tunas berperan
sebagai sumber auksin terutama bila tunas tersebut mulai tumbuh baik
auksin yang dihasilkan oleh tunas maupun daun bersama-sama dengan
rooting cofactor akan bergerak ke bawah atau basipetal dan menumpuk di
dasar stek hartman and kester dalam silvya indah bunga rosari poli 1983
d persediaan bahan makanan persediaan bahan makanan sering dinyatakan
dengan perbandingan antara persediaan karbohidrat dan nitrogen c n ratio
bahan stek yang mengandung karbohidrat tinggi dan nitrogen cukup akan
membentuk akar dan tunas hartmann et al dalam silvya indah bunga rosari
poli 1990 page 12 of 17 12 2 faktor lingkungan faktor lingkungan yang
mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek diantaranya adalah media
perakaran suhu kelembaban dan cahaya hartmann et al 1990 a media
perakaran media perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama
pembentukan akar memberi kelembaban pada stek dan memudahkan penetrasi
udara pada pangkal stek media perakaran yang baik menurut hartmann et al
1990 adalah yang dapat memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup
berdrainase baik serta bebas dari patogen yang dapat merusak stek b suhu
dan kelembaban suhu berpengaruh terhadap kerja enzim suhu yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan degradasi pada beberapa enzim suhu ideal yang
diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum yang
berbeda untuk setiap jenis tumbuhan kelembaban tinggi dapat mengurangi
transpirasi pada stek hartmann et al 1990 c cahaya menurut hartmann et
al 1990 intensitas cahaya yang terlalu tinggi membahayakan daun pada
stek menghambat perakaran dan menurunkan pertumbuhan akar rochiman dan
harjadi 1973 menambahkan bahwa stek yang diberi naungan akan berakar
lebih banyak daripada yang menerima cahaya matahari langsung c peranan
zat pengatur tumbuh zat pengatur tumbuh adalah suatu bahan sintesis atau
hormon tumbuh yang mempengaruhi proses fisiologis tanaman zat ini
mengatur pertumbuhan tanaman dengan cara meniru suatu hormon
mempengaruhi sintesis hormon destruksi translokasi atau mungkin
memodifikasi aktivitas hormonal hartmann et al 1990 menurut watimena
dalam silvya indah bunga rosari poli 1988 aktivitas auksin sintetik
dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor-faktor tersebut diantaranya
yaitu kesanggupan senyawa tersebut untuk dapat menembus lapisan kutikula
atau epidermis yang berlilin sifat translokasi di dalam tanaman
pengubahan auksin menjadi senyawa yang tidak aktif di dalam tanaman
destruksi atau pengikatan page 13 of 17 13 interaksi dengan hormon
tumbuh lainnya spesies tanaman fase pertumbuhan serta lingkungan suhu
radiasi dan kelembaban auksin yang biasa dikenal yaitu indole-3-acetic
acid iaa indole butyric acid iba dan napthalene acetic acid naa menurut
kusumo 1984 penggunaan naa dan iba lebih baik daripada iaa auksin naa
dan iba memiliki sifat kimia yang lebih stabil dan mobilitasnya di dalam
tanaman rendah sedangkan iaa dapat tersebar ke tunas-tunas dan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tunas tersebut naa memiliki
kisaran konsentrasi yang sempit sedangkan iba memiliki kisaran
konsentrasi yang lebih fleksibel pemberian auksin dapat meningkatkan
jumlah dan kualitas akar yang terbentuk salah satu jenis auksin yang
efektif merangsang pemberian akar adalah indol butyric acid iba hartman
et al dalam gusniwati bambang irawan neliyati 1997 penggunaan iba untuk
merangsang pembentukan akar pada setek telah banyak dilakukan dengan
hasil yang cukup memuaskan pada tanaman jeruk manis pemberian iba dengan
konsentrasi 250 ppm dengan lama perendaman 2 jam berpengaruh nyata
terhadap setek berakar dan persentase setek hidup jika dibandingkan
tanpa pemberian iba wibisono dalam gusniwati bambang irawan neliyati
1987 perendaman pangkal setek jambu biji di dalam iba 250 ppm selama 12
jam dapat meningkatkan jumlah akar yang terbentuk jawal et al dalam
dalam gusniwati bambang irawan neliyati 1996 hasil penelitian irawan
dalam gusniwati bambang irawan neliyati 1999 menunjukkan bahwa
pencelupan setek bulian dalam larutan iba 1500 ppm selama 5 detik
memberi pengaruh terbaik pada pertumbuhan setek menurut sabbah et al
1991 penggunaan zat pengatur tumbuh naa dan iba pada stek batang c
sinensis c reticulata dan beberapa jenis jeruk hibrida dapat
meningkatkan persentase stek yang berakar serta jumlah dan kualitas akar
yang dihasilkan tiap stek namun terdapat variasi respon perakaran pada
tiap jenis klon jeruk bhatt dan tomar 2010 menambahkan penggunaan iba
juga dapat mempengaruhi perakaran stek pada c auriantifolia swingle page
14 of 17 14 iii bahan dan metode penelitian a waktu dan tempat
penelitian akan dilaksankan di desa tambakromo kabupaten pati provinsi
jawa tengah ketinggian tempat berada pada ±575 m dpl jenis tanah latosol
penelitian akan di laksanakan sekitar bulan januari-juni 2014 b alat
dan bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cabang jeruk
pamelo yang diambil dari tanaman induk jeruk pamelo kultivar nambangan
di kebun desatambak romo larutan stok auksin iba fungisida pupuk daun
dan media tanam berupa arang sekam alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah gunting stek gelas plastik hand sprayer digital
thermohygrometer pot plastik plastik sungkup plastik mulsa penggaris
jangka sorong dan alat tulis c metode penelitian penelitian ini akan
dilakukan pada polybag dengan menggunakan rancangan acak kelompok
lengkap rakl pengelompokan berdasarkan perbedaan penyinaran perlakuan
ini terdiri satu perlakuan tunggal dengan tiga kali ulangan dan
masing-masing perlakuan terdiri dari 5 polybag dengan perincian sebagai
berikut perlakuan pemberian zpt iba ko aquades k1 100ppm k2 150ppm k3
200ppm k4 250ppm k5 300ppm model analisis penelitian adalah sebagai
berikut yij µ pj ki ʃij keterangan yijk nilai pengamatan tanaman µ
rerata atau nilai tengah umum ρj pengaruh kelompok blok atau ulangan
ke-k ki pengaruh perlakuan zpt iba ʃij pengaruh sisa kesalahan percobaan
level m dan level k page 15 of 17 15 apabila dalam analisis terjadi
beda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda jarak duncan dmrt duncan’s
new multiple range test dengan α 0 05 d pelaksanaan penelitian 1
persiapan alat dan bahan kegiatan persiapan meliputi persiapan tempat
penyetekan yang terdiri dari pembuatan sungkup dan persiapan media tanam
persiapan larutan zat pengatur tumbuh auksin dan persiapan bahan stek
area penyetekan berupa rumah sungkup yang terbuat dari plastik
penyungkupan dilakukan untuk menjaga agar kelembaban di area penyetekan
tetap tinggi bahan stek berupa bagian pucuk dari cabang tanaman jeruk
pamelo yang berwarna hijau tua cabang tanaman dipilih yang memiliki
diameter sekitar 0.5 cm dan kemudian dipotong dengan panjang 20 cm untuk
bahan stek jumlah daun dikurangi menjadi 3 helai pada tiap stek untuk
mengurangi transpirasi dan disisakan hanya bagian sayap daun bahan stek
direndam dalam larutan fungisida dithane m-45 selama 15 menit dengan
konsentrasi 2g l untuk mencegah dari serangan bakteri dan cendawan 2
aplikasi zat pengatur tumbuh aplikasi zat pengatur tumbuh dilakukan
sebelum stek ditanam pada media aplikasi ini menggunakan metode
perendaman dilute solution soaking method pangkal stek direndam dalam
larutan auksin sedalam 1 inchi selama 24 jam sesuai dengan konsentrasi
zat pengatur tumbuh yang telah ditentukan hartmann et al 1990 3
penanaman stek padamedia stek ditanam dalam pot plastik yang berisi
media tanam berupa arang sekam stek diletakkan dalam rumah sungkup untuk
menjaga kelembaban stek ditempatkan dibawah naungan paranet 65 untuk
mengurangi kontak langsung dengan sinar matahari 4 pemeliharaan
pemeliharaan yang dilakukan adalah kegiatan penyiraman pemupukan dan
pengendalian organisme penggangu tanaman opt penyiraman dilakukan
ketika kelembaban media rendah pemupukan dilakukan seminggu sekali
menggunakan pupuk daun growmore dengan kandungan npk 10-55-10
diaplikasikan pada daun dengan konsentrasi 2 g l pengendalian opt
menggunakan fungisida dithane dengan konsentrasi 2 g l page 16 of 17 16 5
pengamatan pengamatan dilakukan hingga 10 minggu setelah tanam mst
peubah yang diamati meliputi a persentase stek bertunas diamati jumlah
stek yang muncul tunas persentase stek bertunas jumlah stek bertunas x
100 jumlah stek total b jumlah tunas unit pengamatan dilakukan terhadap
jumlah tunas yang muncul pada tiap stek menggamatan berhenti pada 3bulan
setelah tanam c panjang tunas cm diukur dari pangkal hingga ujung tunas
d diameter tunas cm diukur diameter tunas pada pangkal tunas.1 inch e
jumlah daun helai pengamatan dilakukan pada jumlah daun yang telah
terbentuk sempurna f persentase stek berkalus pengamatan dilakukan pada
stek yang tumbuh kalus pengamatan dilakukan pada akhir penelitian
berlangsung yaitu pada 10 mst g persentase stek berakar pengamatan stek
berakar dilakukan pada stek yang masih segar dan telah tumbuh akar
pengamatan dilakukan pada akhir penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst
h jumlah akar unit diamati setiap stek terhadap jumlah akar primer
pengamatan dilakukan pada akhir penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst
i panjang akar cm diamati panjang akar setiap stek yang dihitung mulai
pangkal hingga ujung akar terpanjang pengamatan dilakukan pada akhir
penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst j diameter akar cm pengamatan
diameter akar dilakukan pada pangkal akar pengamatan dilakukan pada
akhir penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst k persentase stek
berakar-bertunas diamati jumlah stek yang muncul akar dan tunas
pengamatan dilakukan pada akhir penelitian berlangsung yaitu pada 10 mst
page 17 of 17 17 daftar pustaka adjers g.dan otsama a 1996 dalam
veronika i.2005 pengaruh berbagai media dan jumlah ruas terhadap
pertumbuhan stek pucuk eucalyptus grandis skripsi tidak dipublikasikan
astuti p 2000 pengaruh lama pengeratan bahan stek dan konsentrasi
rootone fterhadapertumbuhan stek kopi robusta coffea canephora
www.unmul.ac.id dat pub frontirpuji.pdf 18 febuari 2008 hartman h t and
d.e kester 1983 plant propagation principles and practice hall inc. new
jersey 538p hartman h t. d.e kester and jr f t davies 1990 plant
propagation principles and practitice fifth editions prentice - hall
international inc london 130p leopold a c dan p e kriedemann 1975 plant
growth and development.tata mc.graw hill book co ltd new delhi weaver j r
1972 plant growth substance in agriculture university of california
davis w h freeman and co. san fransisco 594p wikipedia 2007
indole-3-buthyric acid iba atau indol asam butirat jerman http
en.wikipedia.org wiki indole-3-butyric_acid wudianto r 1996 membuat stek
cangkok dan okulasi penebar swadaya jakarta
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
menyediakan hormon two four D 100ml untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletecuma beda perlakuan
ReplyDelete