Tuesday 17 March 2015

Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Pembungaan, Produksi, dan Mutu Benih Botani Bawang Merah

 Selamat sore,, kali ini kita akan mempelajari tentang "Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Pembungaan, Produksi, dan Mutu Benih Botani Bawang Merah " ,, langsung aja,, file nya bisa di lihat di bawah, dan bisa langsung di DOWNLOAD dengan meng KLICK LINK di bawah ini,, jika tidak bisa cara DOWNLOAD,, bisa lihat cara DOWNLOAD di pinggir layar anda,, oke trimakasih,, semoga bermanfaat,,
http://adf.ly/1AGIpR


http://adf.ly/1AGIpR

Keywords :
pengaruh ketinggian tempat terhadap pembungaan produksi dan mutu benih botani bawang merah the effect of altitude on flowering production and quality of true shallot seed hilman y1 rosliani r2 dan palupi er3 1 pusat penelitian dan pengembangan hortikultura jl raya ragunan 29a pasarminggu jakarta selatan 12540 2 balai penelitian tanaman sayuran jl tangkuban parahu 517 lembang bandung barat 40791 3 departemen agronomi dan hortikultura fakultas pertanian institut pertanian bogor jl meranti kampus ipb dramaga bogor e-mail yusdar_hilman yahoo.com naskah diterima tanggal 19 februari 2014 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 16 juni 2014 abstrak kendala produksi benih bawang merah allium cepa var ascalonicum asal biji atau tss di dataran rendah adalah rendahnya persentase pembungaan dan pembentukan biji seed-set .untuk meningkatkan pembentukan biji bawang merah memerlukan suhu 17–19oc di indonesia suhu udara tersebut hanya terdapat di dataran tinggi 1.000 m dpl. percobaan dilaksanakan di kebun percobaan balai penelitian tanaman sayuran balitsa lembang 1.250 m dpl dan di kebun percobaan paseh subang 100 m dpl yang sekaligus merupakan perlakuan percobaan penelitian dimulai dari bulan agustus 2011 sampai agustus 2012 tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pembungaan viabilitas serbuk sari produksi dan mutu benih tss di dataran tinggi dan dataran rendah pengujian viabilitas serbuk sari serta mutu benih dilakukan di laboratorium benih balitsa lembang hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pembungaan dan produksi biji di dataran tinggi lebih besar daripada di dataran rendah sebaliknya mutu benih yang dihasilkan di dataran rendah lebih baik daripada di dataran tinggi implikasi penelitian ini adalah dataran tinggi sangat potensial untuk pengembangan produksi biji bawang merah di mana biji bawang merah dapat menghasilkan umbi bibit yang jauh lebih baik daripada umbi bibit yang beredar di pasar katakunci allium cepa cv ascalonicum ketinggian tempat bunga biji produksi mutu abstract constraint of seed production of shallot allium cepa var ascalonicum or tss in the lowland is a low percentage of flowering and seed formation seed-set to increase the formation of shallot seeds shallot requires temperature between 17 to 19oc in indonesia suitable air temperature is only found at high altitudes 1 000 m asl experiment was conducted at the experimental farm of vegetable research institute ivegri lembang 1 250 asl and at the experimental farm subang 100 m asl which is also as a treatment trial the experiment was started from august 2011 to august 2012 the objective of the research is to study flowering pollen viability seed production and quality of tss both in the highlands and lowlands testing of the viability of pollen and seed quality was conducted in the seed laboratory ivegri lembang results showed that the level of flowering and seed production in the highlands is greater than in the lowlands while the quality of the seeds produced in the lowlands are better than in the highlands implication of this study higland area is potential for development of shallot seed production whereas shallot seeds can produce much better seed bulb quality than the seed bulbs sealed on the market keywords allium cepa cv ascalonicum altitude flower seed production quality kendala utama peningkatan produktivitas bawang merah antara lain adalah tidak ada jaminan ketersediaan benih atau umbi benih bermutu yang berdaya hasil tinggi dan murah menurut direktorat jenderal hortikultura 2010 umbi bibit bawang merah yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan para petani untuk penanaman setiap tahunnya rerata ketersediaan umbi benih bawang merah baru mencapai 15–16 dari kebutuhan setiap tahunnya kontinuitas ketersediaan umbi bibit bawang merah yang bermutu merupakan faktor penting untuk keberlanjutan pengembangan penanaman bawang merah di indonesia terutama adanya off-season biasanya terjadi kelangkaan benih bawang merah di petani untuk musim tanam berikutnya kelangkaan benih bawang merah juga terjadi akibat petani menjual seluruh hasil panen umbinya karena harga umbi konsumsi tinggi sehingga pada musim tanam bawang benih umbi bibit harus diimpor kelemahan umbi bibit adalah masa dormansi umbinya tidak bisa diatur 4 hingga 9 minggu sedangkan hasil penangkaran panen bulan maret-april memiliki selang waktu amat singkat antara pemanenan dan penanaman berikutnya sehingga belum siap sebagai bahan tanam bibit wardani et al 2012 alternatif sumber benih selain dengan umbi adalah penggunaan biji botani true shallot seed tss yang potensial untuk dikembangkan menurut currah proctor 1990 penggunaan biji botani mempunyai keuntungan yang menjanjikan dalam meningkatkan produktivitas tanaman dan dapat menghasilkan tanaman

No comments:

Post a Comment