Thursday 1 October 2015

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAMA, PENYAKIT DAN GULMA-silv





 keyword :
  laporan hasil praktikum pengendalian hama penyakit dan gulma disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengendalian hama penyakit dan gulma dosen pengampu ir adri haris sasongko disusun oleh silvia apriliani 201241023 program studi agroteknologi fakultas pertanian universitas muria kudus 2014 page 2 of 25 2 kata pengantar puji dan syukur selalu penyusun panjatkan kehadirat illahi rabbi yang senantiasa melimpahkan karunia-nya kepada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum pengendalian hama penyakit dan gulma dengan lancar tanpa halangan apapun penyusun sangat menyadari bahwa dengan terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan yang berbahagia ini penyusun sampaikan terima kasih kepada 1 bapak ir hadi supriyo m.si selaku dekan fakultas pertanian umk 2 bapak ir adri haris sasongko selaku dosen pengampu mata kuliah pengendalian hama penyakit dan gulma 3 orang tua yang telah membantu penyusun dalam hal moral maupun materiil 4 rekan-rekan seperjuangan di fakultas pertanian universitas muria kudus terkhusus angkatan tahun 2012 5 semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan laporan ini semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya tak ada gading yang tak retak penyusun menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penyusun mohon maaf atas kesalahan yang penyusun lakukan penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan penyusunan laporan kami kudus 20 juni 2014 penyusun page 3 of 25 3 daftar isi contents laporan hasil praktikum i kata pengantar ii acara i 1 bab i 1 pendahuluan 1 a.latar belakang 1 b.tujuan 3 bab ii 4 bahan dan metode 4 a.bahan dan alat 4 b.cara kerja 4 bab iii 5 penyandraan serangga 5 a.hasil pengamatan 5 b.pembahasan 7 bab iv 9 kesimpulan 9 daftar pustaka 10 acara ii gulma 11 bab i 11 pendahuluan 11 a latar belakang 11 page 8 of 25 8 bab ii bahan dan metode a.bahan dan alat alat alat tulis bahan berbagai jenis serangga yang sudah di awetkan b.cara kerja siapkan serangga yang akan di identifikasi kemudian lakukan pengamatan catat hasil pengamatan meliputi nama serangga tipe sayap dan ordo dari serangganya klasifikansikan serangga yang sudah di amati ambil gambar foto sebagai bahan untuk laporan page 9 of 25 9 bab iii penyandraan serangga a.hasil pengamatan pengamatan dilakukan sesuai dengan metode yang tertera di atas adapun data yang di dapat adalah sebagai berikut 1.belalang hijau atractomorpha crenulata klasifikasi ilmiah belalang atractomorpha crenulata kingdom animalia phylum arthropoda subphylum hexapoda class insecta order orthoptera suborder caelifera superfamily pyrgomorphoidea family pyrgomorphidae subfamily pyrgomorphinae genus atractomorpha species atractomorpha crenulata ciri-ciri belalang hijau à tubuh terdiri atas caput toraks dan abdomen à tubuh berwarna hijau à merupakan serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna hemimetabola à mempunyai kemampuan polimorfisme warna tubuhnya à mulut belalang hijau memiliki tipe mengunyah chewing 2 belalang kayu valanga nigricornis memiliki klasifikasi sebagai berikut page 10 of 25 10 kingdom animalia phylum arthropoda class insecta order orthoptera family acridoidea genus valanga specific name nigricornis – scientific name - valanga nigricornis bagian-bagian mulut serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe umum mandibulata pengunyah dan haustelata penghisap 3 kumbang dynastinae kingdom animalia sub kingdom invertebrata filum arthropoda kelas insecta ordo coleoptera familia scerabaeidae genus oryctes spesies oryctes rhinocheros alat mulut bertipe penggigit-pengunyah umumnya mandibula berkembang dengan baik pada beberapa jenis khususnya dari suku curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala metamorfose bertipe sempurna holometabola yang perkembangannya melalui stadia telur --- larva --- kepompong pupa --- dewasa imago 4 belalang ranting kerajaan animalia filum arthropoda kelas insecta ordo mantodea famili mantidae genus hierodula page 11 of 25 11 spesies hierodula vitrea  mulut belalang ranting memiliki tipe mengunyah chewing 5 jangkrik gryllus sp kingdom animalia phylum arthropoda klas insecta ordo orthoptera sub ordo ensifera famili gryllidae sub famili gryllinae genus gryllids spesies gryllus mitratus j kepala berwarna hitam dengan dua rambut di dekat matanya j kepala dan perut beerwarna hitam j memiliki 6 pasang kaki j kaki belakang lebih besarndan kuat dari kaki lainnya kaki ini digunakan untuk melompat j memiliki 2 pasang sayap j pangka sayap berwarna kuning j sayap luar memiliki lekukan-lekukan dengan pola tertentu sehingga dapat menghasilkan suara saat sayap ini digerakkan j sayap dalam tipis dan lebar sayap ini digunakn untu terbang j pada ujung perut terdapat 2 ekor yang berbentuk seperti jarum b.pembahasan selama proses pengamatan terdapat beberapa hal yang sangat mencolok baik dari segi morfologi dan anatomi tubuhnya diantaranya dalah sebagai berikut 1 terdapat perbedaan morfologinya yaitu ada yang mempunyai tipe mulut penghisap pengunyah penjilat atau gabungan dari beberapa tipe mulutnya sepertipengunyah penggigit dan lain-lain page 12 of 25 12 2 serangga tidak sepenuhnya diglongkan dalam jenis hama ada yang masuk jenis predator yaitu laba-laba dan capung mereka tergolong sebagai musuh alami bagi serangga yang lainnya 3 serangga juga mempunyai tipe sayap yang berbeda ada yang bertipe sayap membranous seperti terdapat pada ordo diptera orto coleopteran bertipe sayap perisai dan bertipe sayap bersisik seperti pada ordo lepidetira serta ada juga serangga yang tidak memiliki sayap seperti pada arachnida 4 dilihat dari siklus hidupnya ada yang melalui siklus metamorphosisi sempurna holometabola dengan siklus telur-larva-pupa- kepompong -imago dewasa -telur yaitu pada ordo coleopteran kwangwung lepidoptera kupu-kupu serta ada juga yang siklus hidupnya tidak sempurna paurometabola atau type metamorphose sederhana dengan siklus hidup telur-nymfa-imago dewasa -telur page 13 of 25 13 bab iv kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan kita dapat menyimpulkan bahwa 1 serangga mempunyai morfologi yang berbeda-beda tergantung dari ordo dari masing-masing serangganya 2 siklus hidup serangga ada dua yaitu metamorfose sempurna telur-larva-pupa- kepompong -imago dewasa -telur dan metamorfose sederhana atau tidak sempurna telur-nymfa-imago dewasa -telur 3 tidak semua serangga digolongkan dalam jenis hama ada ordo serangga yang dapat digolongkan sebagai musuh alami dari serangga-serangga yang bersifat parasit 4 serangga mempunyai beberapa jenis type mulut yaitu penggigit pengunyah pada kwangwung penusuk penghisap pada kepik penggigit penghisap pada laba-laba penncucuk penghisap pada kupu-kupu dan lain-lain 5 berdasarkan beberapa jenis serangga di atas ternyata yang paling terbanyak terdapat pada fasse imago dewasa 6 page 14 of 25 14 acara ii herbarium bab i pendahuluan a latar belakang herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh turnefor 1700 untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi luca ghini 1490-1550 seorang professor botani di universitas bologna italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah arber 1938 pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 ramadhanil dan gradstein – herbarium celebense 39 praktek ini telah berkembang dan menyebar di eropa ramadhanil 2003 untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya pengawetan dan penyimpanannya koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian objek tersebut perlu ada pembatasan pengambilan objek salah satunya dengan cara pembuatan awetan pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering cara dan bahan pengawet nya bervariasi tergantung sifat objeknya untuk organ tumbuhan yang berdaging seperti buah biasanya dilakukan dengan awetan basah sedang untuk daun batang dan akarnya umumnya dengan awetan kering berupa herbarium suyitno 2004 herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa tidak terserang hama penyakit atau kerusakan fisik lain tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang daun bunga dan buah sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan misalnya daun batang bunga dan akar sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek misalnya buah setyawan dkk 2004 persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti dengan kata lain suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan page 15 of 25 15 yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak spesimen herbarium aththorick dan siregar 2006 herbarium merupakan suatu bukti autentik perjalanan dunia tumbuh-tumbuhan selain berfungsi sebagai acuan identifikasi untuk mengenal suatu jenis pohon istilah herbarium adalah pengawetan specimen tumbuhan dengan berbagai cara.untuk kepentingan koleksi dan ilmu pengetahuan koleksi specimen herbarium biasanya disimpan pada suatu tempat yang diberi perlakuan khusus pula yang dikenal dengan laboratorium herbarium para ahli-ahli botani menyimpan koleksi herbarium mereka pada pusat-pusat herbarium di masing-masing negara di indonesia pusat herbarium terbesar terdapat di herbarium bogoriense bidang botani puslit biologi-lipi berada di wilayah cibinong jawa barat laboratorium ini menyimpan lebih dari 2 juta koleksi herbarium yang berasal dari berbagai wilayah di seluruh indonesia dan dari berbagai negara di dunia balai diklat kehutanan makassar 2011 cyrtococcum acrescens adalah rumput tahunan menjalar yang tumbuh pada tanah yang tidak terlalu lembab sering terdapat pada tempat-tempat ternaung penyebarannya meliputi 0-1300 m dpl berbunga sepanjang tahun merupakan gulma yang dominan dijumpai pada areal tbm maupun tm karena toleransinya terhadap suasana ternaung gulma ini dipandang tidak berbahaya dalam persaingan dengan tanaman budidaya tumbuhan ini bermanfaat sebagai pelindung permukaan tanah terutama pada lokasi yang curam nasution 1986 b tujuan 1 untuk mengetahui macam-macam gulma habitatnya dan cara mengawetkan herbarium 2 page 16 of 25 16 bab ii bahan dan metode a bahan dan alat - gulma - kertas koran - tripleks - alat tulis - formalin 4 - gelas ukur - gunting - akuades - kertas label b cara kerja à cara kerja membuat herbarium 1 ambil salah satu tanaman atau bagian dari tanaman 2 cara pertama masukkan tanaman itu pada sasak bamboo yang telah di buat dan keringkan tanaman dengan penjemuran terhadap cahaya matahari.cara kedua atur posisi tanaman pada lembaran koran hingga rata lapisi lagi dengan beberapa lembar koran tangkup dengan tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencang sehingga tanaman terpress dengan kuat ganti koran dengan yang kering setiap kali koran pembungkus tanaman basah lakukan berulang ulang hingga tanaman benar benar kering 3 tanaman dikatakan kering jika sudah cukup kaku dan tidak terasa dingin 4 tanaman yang akan di buat herbarium sebaiknya memiliki bagian-bagian yang lengkap jika bunganya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut dalam amplop dan selipkan pada herbarium 5 tempelkan tanaman yang telah di keringkan pada karton dengan menggunakan jahitan tali selotip 6 lengkapi keterangan yang terdapat pada collector book 7 pasang etikenya page 17 of 25 17 à cara membuat awetan basah 1 siapkan specimen yang akan di awetkan 2 sediakan formalin yang telah di encerkan sesuai dengan keinginan 3 masukkan specimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah di encerkan 4 tutup rapat botol dan kemudian di beri label yang berisi nama spsimen tersebut dan familinya page 18 of 25 18 bab iii hasil dan pembahasan 3.1 hasil pengamatan berdasarkan hail pengamatan yang sudah dilakukan adapun data yang didapat adalah sebagai berikut a krokot portulaca oleracca l kingdom plantae tumbuhan subkingdom tracheobionta tumbuhan berpembuluh super divisi spermatophyta menghasilkan biji divisi magnoliophyta tumbuhan berbunga kelas magnoliopsida berkeping dua dikotil sub kelas hamamelidae ordo caryophyllales famili portulacaceae genus portulaca spesies portulaca oleracea l krokot adalah tanaman gulma yang habitatnya tumbuh disekitar tanaman kedelai tanaman ini dapat tumbuh hingga ketinggian 35 sampai 40 cm batang bulat beruas merah kecoklatan.daun tunggal bulat telur ujung dan pangkal tumpul tepi rata berdaging tersebar panjang 1-3 cm lebar 1-2 cm hijau berbunga majemuk di ujung cabang kecil kelopak hijau bertaju dan bersayap mahkota bentuk jantung kepala putik tiga sampai dengan lima putih kuning buah kotak berbiji banyak hijau biji bulat kecil mengkilat hitam akar tunggang putih kotor krokot tumbuh liar ditempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari page 19 of 25 19 b alang-alang imperata cylindrica var koenigil kerajaan plantae divisi magnoliphyta kelas liliopsida ordo poales famili poaceae genus imperata spesies imperata cylindrica alang alang adalah salah satu gulma perennial yang habitatnya tumbuh disekitar tanaman padi dan memiliki sistem perakaran rhizoid meluas dengan tinggi tanaman maksimal 100 cm alang-alang selalu menjadi gulma penting bagi hampir semua tanaman budidaya di daerah tropis tingkat penyebaran perkembangan dan daya alelopatinya yang tinggi menyebabkan keberadaan alang-alang di lahan budidaya sering menyebabkan penurunan produktivitas tanaman c gowor commelina bengalensis l kingdom plantae tumbuhan subkingdom tracheobionta tumbuhan berpembuluh super divisi spermatophyta menghasilkan biji divisi magnoliophyta tumbuhan berbunga kelas liliopsida berkeping satu monokotil sub kelas commelinida ordo commelinales famili commelinaceae genus commelina spesies commelina benghalensis l tanaman gowor ini adalah salah satu tanaman gulma yang habitatnyatumbuh disekitar tanaman padi dengan tinggi 30-60 cm batang tegak atau sedikit menjalar bulat beruas-ruas lunak dan berwarna hijau daun tunggal berwarna hijau berseling duduk memeluk batang lonjong bagian tepi sedikit berombak ujung meruncing pangkal page 20 of 25 20 tumpul akar serabut dan berwarna putih gewor di jawa terdapat pada ketinggian tempat dibawah 900 m dpl di tempat yang tersinari matahari atau sedikit ternaungi d maman ungu cleome rutidosperma dc kingdom plantae divisi spermatophyta subdivisi angiospermae kelas dicotyledonae bangsa capparidales suku capparidaceae marga cleome jenis cleome rutidospermae d.c tanaman maman ungu yang tumbuh dengan tegak ini habitatnya tumbuh disekitar tanaman kedelai tumbuh merangkak tinggi 0.15-0 80 m berbunga sepanjang tahun daun mahkota bunga dengan ujung runcing seperti cakar panjang 9-12 mm di jawa berwarna biru bulu-bulu halus yang pendek tangkai buah 20-30 mm batang berbentuk kapsul yang masak berada di atas goresan daun berangsur-angsur meruncing seperti paruh diameter biji 1 75-2 mm elaiosom keputihan helaian daun biasanya 3 bentuk daun memanjang atau bulat memanjang tajam atau tumpul dengan bulu-bulu tebal pendek batang 0 5-2 cm dengan duri tipis e meniran phyllanthus urinarial l kingdom plantae tumbuhan subkingdom tracheobionta tumbuhan berpembuluh super divisi spermatophyta menghasilkan biji divisi magnoliophyta tumbuhan berbunga kelas magnoliopsida berkeping dua dikotil sub kelas rosidae ordo euphorbiales famili euphorbiaceae genus phyllanthus page 21 of 25 21 tanaman gulma ini habitatny tumbuh disekitar tanaman padi tumbuh dengan ketinggian 30-60 cm cukup gundul batang bercabang sering di pangkalan daun banyak distichous sbsessile sering imbricating tumpul lonjong elips stipules ini sangat akut bunga kekuningan sangat banyak aksila bunga-bunga jantan 1-3 di nomor sementara bunga betina yang soliter di alam 3.2 pembahasan herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut hal ini sesuai dengan literatur steenis 2003 yang menyatakan bahwa herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut kegunaan herbarium secara umum antara lain 1 sebagai pusat referensi 2 sebagai lembaga dokumentasi 3 sebagai pusat penyimpanan data hal ini sesuai dengan literatur onrizal 2005 yang menyatakan bahwa kegunaan herbarium secara umum antara lain 1 sebagai pusat referensi merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi ekologi petugas yang menangani jenis tumbuhan langka pecinta alam para petugas yang bergerak dalam konservasi alam 2 sebagai lembaga dokumentasi merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah seperti tipe dari taksa baru contoh penemuan baru tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain lain.3 sebagai pusat penyimpanan data ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker dan sebagainya kelebihan dari herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun namun herbarium kering juga memiliki kelemahan yaitu spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang biaya besar tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh hal ini sesuai dengan literatur wibobo dan abdullah 2007 yang menyatakan page 22 of 25 22 bahwa kelebihan dari herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang biaya besar tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh untuk mendapatkan hasil yang optimum sebaiknya bahan yang akan diherbariumkan dipres selam dua minggu hal ini sesuai dengan litertur onrizal 2005 yang menyatakan bahwa herbarium kering cara kering menggunakan dua macam proses yaitu a pengeringan langsung yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam sasak untuk mendpatkan hasil yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu dua minggu faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu hal ini sesuai dengan literatur subrahmanyam 2002 yang menyatakan bahwa herbarium kering yang baik adalah herbarium yang lengkap organ vegetatif dan organ generatifnya selain itu kerapian herbarium juga akan menentukan nilai estetikanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu page 23 of 25 23 bab iv penutup 4.1 kesimpulan herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan baik data taksonomi morfologi ekologi maupun geografinya selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan specimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru terutama untuk specimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam awetan specimen dapat berupa awetan kering dan awetan basah untuk awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk herbarium sedangkan untuk mengawetkan hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ di dalamnya awetan basah baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh specimen dalam larutan formalin 4 page 24 of 25 24 daftar pustaka aththorick t.a dan siregar e.s 2006 taksonomi tumbuhan departemen biologi fmipa usu medan moenandir j 1996 ilmu gulma dalam sistem pertanian pt.raja grafindo persada jakarta nasution u 1986 gulma dan pengendaliannya di perkebunan karet sumatera utara dan aceh pt gramedia jakarta onrizal 2005 teknik pembuatan herbarium http ocw.usu.ac.id diakses pada tanggal 14 juni 2012 ramadhanil 2003 herbarium celebense ceb dan peranannya dalam menunjang penelitiantaksonomi tumbuhan di sulawesi http unsjournals.com diakses pada tanggal 14 juni2012 setyawan a d indrowuryatno wiryanto winanrno k dan susilowati a 2005 tumbuhan mangrove di pesisir jawa tengah jurusan biologi fmipa universitas sebelas maret surakarta stacey robyn and ashley hay 2004 herbarium cambridge university press new york suyitno a.l.2004 penyiapan specimen awetan objek biologi jurusan biologi fmipa uny yokyakarta tjitrosoepomo g 2007 morfologi tumbuhan gajah mada university press yogyakarta page 25 of 25 25 25 of 25 displaying laporan serangga gulma.docx

No comments:

Post a Comment