keyword :
laporan hasil praktikum pengendalian hama penyakit dan gulma disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah pengendalian hama penyakit dan gulma
dosen pengampu ir adri haris sasongko disusun oleh silvia apriliani
201241023 program studi agroteknologi fakultas pertanian universitas
muria kudus 2014 page 2 of 25 2 kata pengantar puji dan syukur selalu
penyusun panjatkan kehadirat illahi rabbi yang senantiasa melimpahkan
karunia-nya kepada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktikum pengendalian hama penyakit dan gulma dengan
lancar tanpa halangan apapun penyusun sangat menyadari bahwa dengan
terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan yang berbahagia ini
penyusun sampaikan terima kasih kepada 1 bapak ir hadi supriyo m.si
selaku dekan fakultas pertanian umk 2 bapak ir adri haris sasongko
selaku dosen pengampu mata kuliah pengendalian hama penyakit dan gulma 3
orang tua yang telah membantu penyusun dalam hal moral maupun materiil 4
rekan-rekan seperjuangan di fakultas pertanian universitas muria kudus
terkhusus angkatan tahun 2012 5 semua pihak yang tidak dapat penyusun
sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan laporan ini semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya tak ada gading yang tak retak penyusun menyadari dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penyusun
mohon maaf atas kesalahan yang penyusun lakukan penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan
penyusunan laporan kami kudus 20 juni 2014 penyusun page 3 of 25 3
daftar isi contents laporan hasil praktikum i kata pengantar ii acara i 1
bab i 1 pendahuluan 1 a.latar belakang 1 b.tujuan 3 bab ii 4 bahan dan
metode 4 a.bahan dan alat 4 b.cara kerja 4 bab iii 5 penyandraan
serangga 5 a.hasil pengamatan 5 b.pembahasan 7 bab iv 9 kesimpulan 9
daftar pustaka 10 acara ii gulma 11 bab i 11 pendahuluan 11 a latar
belakang 11 page 8 of 25 8 bab ii bahan dan metode a.bahan dan alat alat
alat tulis bahan berbagai jenis serangga yang sudah di awetkan b.cara
kerja siapkan serangga yang akan di identifikasi kemudian lakukan
pengamatan catat hasil pengamatan meliputi nama serangga tipe sayap dan
ordo dari serangganya klasifikansikan serangga yang sudah di amati ambil
gambar foto sebagai bahan untuk laporan page 9 of 25 9 bab iii
penyandraan serangga a.hasil pengamatan pengamatan dilakukan sesuai
dengan metode yang tertera di atas adapun data yang di dapat adalah
sebagai berikut 1.belalang hijau atractomorpha crenulata klasifikasi
ilmiah belalang atractomorpha crenulata kingdom animalia phylum
arthropoda subphylum hexapoda class insecta order orthoptera suborder
caelifera superfamily pyrgomorphoidea family pyrgomorphidae subfamily
pyrgomorphinae genus atractomorpha species atractomorpha crenulata
ciri-ciri belalang hijau à tubuh terdiri atas caput toraks dan abdomen Ã
tubuh berwarna hijau à merupakan serangga yang mengalami metamorfosis
tidak sempurna hemimetabola à mempunyai kemampuan polimorfisme warna
tubuhnya à mulut belalang hijau memiliki tipe mengunyah chewing 2
belalang kayu valanga nigricornis memiliki klasifikasi sebagai berikut
page 10 of 25 10 kingdom animalia phylum arthropoda class insecta order
orthoptera family acridoidea genus valanga specific name nigricornis –
scientific name - valanga nigricornis bagian-bagian mulut serangga dapat
diklasifikasikan menjadi dua tipe umum mandibulata pengunyah dan
haustelata penghisap 3 kumbang dynastinae kingdom animalia sub kingdom
invertebrata filum arthropoda kelas insecta ordo coleoptera familia
scerabaeidae genus oryctes spesies oryctes rhinocheros alat mulut
bertipe penggigit-pengunyah umumnya mandibula berkembang dengan baik
pada beberapa jenis khususnya dari suku curculionidae alat mulutnya
terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala metamorfose
bertipe sempurna holometabola yang perkembangannya melalui stadia telur
--- larva --- kepompong pupa --- dewasa imago 4 belalang ranting
kerajaan animalia filum arthropoda kelas insecta ordo mantodea famili
mantidae genus hierodula page 11 of 25 11 spesies hierodula vitrea
mulut belalang ranting memiliki tipe mengunyah chewing 5 jangkrik
gryllus sp kingdom animalia phylum arthropoda klas insecta ordo
orthoptera sub ordo ensifera famili gryllidae sub famili gryllinae genus
gryllids spesies gryllus mitratus j kepala berwarna hitam dengan dua
rambut di dekat matanya j kepala dan perut beerwarna hitam j memiliki 6
pasang kaki j kaki belakang lebih besarndan kuat dari kaki lainnya kaki
ini digunakan untuk melompat j memiliki 2 pasang sayap j pangka sayap
berwarna kuning j sayap luar memiliki lekukan-lekukan dengan pola
tertentu sehingga dapat menghasilkan suara saat sayap ini digerakkan j
sayap dalam tipis dan lebar sayap ini digunakn untu terbang j pada ujung
perut terdapat 2 ekor yang berbentuk seperti jarum b.pembahasan selama
proses pengamatan terdapat beberapa hal yang sangat mencolok baik dari
segi morfologi dan anatomi tubuhnya diantaranya dalah sebagai berikut 1
terdapat perbedaan morfologinya yaitu ada yang mempunyai tipe mulut
penghisap pengunyah penjilat atau gabungan dari beberapa tipe mulutnya
sepertipengunyah penggigit dan lain-lain page 12 of 25 12 2 serangga
tidak sepenuhnya diglongkan dalam jenis hama ada yang masuk jenis
predator yaitu laba-laba dan capung mereka tergolong sebagai musuh alami
bagi serangga yang lainnya 3 serangga juga mempunyai tipe sayap yang
berbeda ada yang bertipe sayap membranous seperti terdapat pada ordo
diptera orto coleopteran bertipe sayap perisai dan bertipe sayap
bersisik seperti pada ordo lepidetira serta ada juga serangga yang tidak
memiliki sayap seperti pada arachnida 4 dilihat dari siklus hidupnya
ada yang melalui siklus metamorphosisi sempurna holometabola dengan
siklus telur-larva-pupa- kepompong -imago dewasa -telur yaitu pada ordo
coleopteran kwangwung lepidoptera kupu-kupu serta ada juga yang siklus
hidupnya tidak sempurna paurometabola atau type metamorphose sederhana
dengan siklus hidup telur-nymfa-imago dewasa -telur page 13 of 25 13 bab
iv kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan kita dapat
menyimpulkan bahwa 1 serangga mempunyai morfologi yang berbeda-beda
tergantung dari ordo dari masing-masing serangganya 2 siklus hidup
serangga ada dua yaitu metamorfose sempurna telur-larva-pupa- kepompong
-imago dewasa -telur dan metamorfose sederhana atau tidak sempurna
telur-nymfa-imago dewasa -telur 3 tidak semua serangga digolongkan dalam
jenis hama ada ordo serangga yang dapat digolongkan sebagai musuh alami
dari serangga-serangga yang bersifat parasit 4 serangga mempunyai
beberapa jenis type mulut yaitu penggigit pengunyah pada kwangwung
penusuk penghisap pada kepik penggigit penghisap pada laba-laba
penncucuk penghisap pada kupu-kupu dan lain-lain 5 berdasarkan beberapa
jenis serangga di atas ternyata yang paling terbanyak terdapat pada
fasse imago dewasa 6 page 14 of 25 14 acara ii herbarium bab i
pendahuluan a latar belakang herbarium merupakan istilah yang pertama
kali digunakan oleh turnefor 1700 untuk tumbuhan obat yang dikeringkan
sebagai koleksi luca ghini 1490-1550 seorang professor botani di
universitas bologna italia adalah orang pertama yang mengeringkan
tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta
mencatatnya sebagai koleksi ilmiah arber 1938 pada awalnya banyak
spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi
pada abad ke-17 ramadhanil dan gradstein – herbarium celebense 39
praktek ini telah berkembang dan menyebar di eropa ramadhanil 2003
untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya
pengawetan dan penyimpanannya koleksi objek harus memperhatikan pula
kelestarian objek tersebut perlu ada pembatasan pengambilan objek salah
satunya dengan cara pembuatan awetan pengawetan dapat dilakukan terhadap
objek tumbuhan maupun hewan pengawetan dapat dengan cara basah ataupun
kering cara dan bahan pengawet nya bervariasi tergantung sifat objeknya
untuk organ tumbuhan yang berdaging seperti buah biasanya dilakukan
dengan awetan basah sedang untuk daun batang dan akarnya umumnya dengan
awetan kering berupa herbarium suyitno 2004 herbarium dibuat dari
spesimen yang telah dewasa tidak terserang hama penyakit atau kerusakan
fisik lain tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang
daun bunga dan buah sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh
habitus herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan
misalnya daun batang bunga dan akar sedangkan herbarium basah digunakan
untuk spesimen yang berair dan lembek misalnya buah setyawan dkk 2004
persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam
praktek pembuatan herbarium spesimen herbarium yang baik harus
memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para
peneliti dengan kata lain suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh
bagian tumbuhan dan harus ada keterangan page 15 of 25 15 yang
memberikan seluruh informasi yang tidak nampak spesimen herbarium
aththorick dan siregar 2006 herbarium merupakan suatu bukti autentik
perjalanan dunia tumbuh-tumbuhan selain berfungsi sebagai acuan
identifikasi untuk mengenal suatu jenis pohon istilah herbarium adalah
pengawetan specimen tumbuhan dengan berbagai cara.untuk kepentingan
koleksi dan ilmu pengetahuan koleksi specimen herbarium biasanya
disimpan pada suatu tempat yang diberi perlakuan khusus pula yang
dikenal dengan laboratorium herbarium para ahli-ahli botani menyimpan
koleksi herbarium mereka pada pusat-pusat herbarium di masing-masing
negara di indonesia pusat herbarium terbesar terdapat di herbarium
bogoriense bidang botani puslit biologi-lipi berada di wilayah cibinong
jawa barat laboratorium ini menyimpan lebih dari 2 juta koleksi
herbarium yang berasal dari berbagai wilayah di seluruh indonesia dan
dari berbagai negara di dunia balai diklat kehutanan makassar 2011
cyrtococcum acrescens adalah rumput tahunan menjalar yang tumbuh pada
tanah yang tidak terlalu lembab sering terdapat pada tempat-tempat
ternaung penyebarannya meliputi 0-1300 m dpl berbunga sepanjang tahun
merupakan gulma yang dominan dijumpai pada areal tbm maupun tm karena
toleransinya terhadap suasana ternaung gulma ini dipandang tidak
berbahaya dalam persaingan dengan tanaman budidaya tumbuhan ini
bermanfaat sebagai pelindung permukaan tanah terutama pada lokasi yang
curam nasution 1986 b tujuan 1 untuk mengetahui macam-macam gulma
habitatnya dan cara mengawetkan herbarium 2 page 16 of 25 16 bab ii
bahan dan metode a bahan dan alat - gulma - kertas koran - tripleks -
alat tulis - formalin 4 - gelas ukur - gunting - akuades - kertas label b
cara kerja à cara kerja membuat herbarium 1 ambil salah satu tanaman
atau bagian dari tanaman 2 cara pertama masukkan tanaman itu pada sasak
bamboo yang telah di buat dan keringkan tanaman dengan penjemuran
terhadap cahaya matahari.cara kedua atur posisi tanaman pada lembaran
koran hingga rata lapisi lagi dengan beberapa lembar koran tangkup
dengan tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencang sehingga
tanaman terpress dengan kuat ganti koran dengan yang kering setiap kali
koran pembungkus tanaman basah lakukan berulang ulang hingga tanaman
benar benar kering 3 tanaman dikatakan kering jika sudah cukup kaku dan
tidak terasa dingin 4 tanaman yang akan di buat herbarium sebaiknya
memiliki bagian-bagian yang lengkap jika bunganya mudah gugur maka
masukkan bunga tersebut dalam amplop dan selipkan pada herbarium 5
tempelkan tanaman yang telah di keringkan pada karton dengan menggunakan
jahitan tali selotip 6 lengkapi keterangan yang terdapat pada collector
book 7 pasang etikenya page 17 of 25 17 Ã cara membuat awetan basah 1
siapkan specimen yang akan di awetkan 2 sediakan formalin yang telah di
encerkan sesuai dengan keinginan 3 masukkan specimen pada larutan
formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah di encerkan 4 tutup
rapat botol dan kemudian di beri label yang berisi nama spsimen tersebut
dan familinya page 18 of 25 18 bab iii hasil dan pembahasan 3.1 hasil
pengamatan berdasarkan hail pengamatan yang sudah dilakukan adapun data
yang didapat adalah sebagai berikut a krokot portulaca oleracca l
kingdom plantae tumbuhan subkingdom tracheobionta tumbuhan berpembuluh
super divisi spermatophyta menghasilkan biji divisi magnoliophyta
tumbuhan berbunga kelas magnoliopsida berkeping dua dikotil sub kelas
hamamelidae ordo caryophyllales famili portulacaceae genus portulaca
spesies portulaca oleracea l krokot adalah tanaman gulma yang habitatnya
tumbuh disekitar tanaman kedelai tanaman ini dapat tumbuh hingga
ketinggian 35 sampai 40 cm batang bulat beruas merah kecoklatan.daun
tunggal bulat telur ujung dan pangkal tumpul tepi rata berdaging
tersebar panjang 1-3 cm lebar 1-2 cm hijau berbunga majemuk di ujung
cabang kecil kelopak hijau bertaju dan bersayap mahkota bentuk jantung
kepala putik tiga sampai dengan lima putih kuning buah kotak berbiji
banyak hijau biji bulat kecil mengkilat hitam akar tunggang putih kotor
krokot tumbuh liar ditempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari
page 19 of 25 19 b alang-alang imperata cylindrica var koenigil kerajaan
plantae divisi magnoliphyta kelas liliopsida ordo poales famili poaceae
genus imperata spesies imperata cylindrica alang alang adalah salah
satu gulma perennial yang habitatnya tumbuh disekitar tanaman padi dan
memiliki sistem perakaran rhizoid meluas dengan tinggi tanaman maksimal
100 cm alang-alang selalu menjadi gulma penting bagi hampir semua
tanaman budidaya di daerah tropis tingkat penyebaran perkembangan dan
daya alelopatinya yang tinggi menyebabkan keberadaan alang-alang di
lahan budidaya sering menyebabkan penurunan produktivitas tanaman c
gowor commelina bengalensis l kingdom plantae tumbuhan subkingdom
tracheobionta tumbuhan berpembuluh super divisi spermatophyta
menghasilkan biji divisi magnoliophyta tumbuhan berbunga kelas
liliopsida berkeping satu monokotil sub kelas commelinida ordo
commelinales famili commelinaceae genus commelina spesies commelina
benghalensis l tanaman gowor ini adalah salah satu tanaman gulma yang
habitatnyatumbuh disekitar tanaman padi dengan tinggi 30-60 cm batang
tegak atau sedikit menjalar bulat beruas-ruas lunak dan berwarna hijau
daun tunggal berwarna hijau berseling duduk memeluk batang lonjong
bagian tepi sedikit berombak ujung meruncing pangkal page 20 of 25 20
tumpul akar serabut dan berwarna putih gewor di jawa terdapat pada
ketinggian tempat dibawah 900 m dpl di tempat yang tersinari matahari
atau sedikit ternaungi d maman ungu cleome rutidosperma dc kingdom
plantae divisi spermatophyta subdivisi angiospermae kelas dicotyledonae
bangsa capparidales suku capparidaceae marga cleome jenis cleome
rutidospermae d.c tanaman maman ungu yang tumbuh dengan tegak ini
habitatnya tumbuh disekitar tanaman kedelai tumbuh merangkak tinggi
0.15-0 80 m berbunga sepanjang tahun daun mahkota bunga dengan ujung
runcing seperti cakar panjang 9-12 mm di jawa berwarna biru bulu-bulu
halus yang pendek tangkai buah 20-30 mm batang berbentuk kapsul yang
masak berada di atas goresan daun berangsur-angsur meruncing seperti
paruh diameter biji 1 75-2 mm elaiosom keputihan helaian daun biasanya 3
bentuk daun memanjang atau bulat memanjang tajam atau tumpul dengan
bulu-bulu tebal pendek batang 0 5-2 cm dengan duri tipis e meniran
phyllanthus urinarial l kingdom plantae tumbuhan subkingdom
tracheobionta tumbuhan berpembuluh super divisi spermatophyta
menghasilkan biji divisi magnoliophyta tumbuhan berbunga kelas
magnoliopsida berkeping dua dikotil sub kelas rosidae ordo euphorbiales
famili euphorbiaceae genus phyllanthus page 21 of 25 21 tanaman gulma
ini habitatny tumbuh disekitar tanaman padi tumbuh dengan ketinggian
30-60 cm cukup gundul batang bercabang sering di pangkalan daun banyak
distichous sbsessile sering imbricating tumpul lonjong elips stipules
ini sangat akut bunga kekuningan sangat banyak aksila bunga-bunga jantan
1-3 di nomor sementara bunga betina yang soliter di alam 3.2 pembahasan
herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah
dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan
data-data mengenai tumbuhan tersebut hal ini sesuai dengan literatur
steenis 2003 yang menyatakan bahwa herbarium merupakan suatu spesimen
dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda
tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut
kegunaan herbarium secara umum antara lain 1 sebagai pusat referensi 2
sebagai lembaga dokumentasi 3 sebagai pusat penyimpanan data hal ini
sesuai dengan literatur onrizal 2005 yang menyatakan bahwa kegunaan
herbarium secara umum antara lain 1 sebagai pusat referensi merupakan
sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi
ekologi petugas yang menangani jenis tumbuhan langka pecinta alam para
petugas yang bergerak dalam konservasi alam 2 sebagai lembaga
dokumentasi merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah seperti tipe
dari taksa baru contoh penemuan baru tumbuhan yang mempunyai nilai
ekonomi dan lain lain.3 sebagai pusat penyimpanan data ahli kimia
memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid ahli farmasi menggunakan
untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker dan sebagainya kelebihan
dari herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat
bertahan lama hingga ratusan tahun namun herbarium kering juga memiliki
kelemahan yaitu spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang
kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi
untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual tidak bisa diakses
secara bersama-sama oleh berberapa orang biaya besar tidak bisa diakses
sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh hal ini sesuai
dengan literatur wibobo dan abdullah 2007 yang menyatakan page 22 of 25
22 bahwa kelebihan dari herbarium kering dibandingkan dengan herbarium
basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun terdapat beberapa
kelemahan pada herbarium yaitu spesimen mudah mengalami kerusakan akibat
perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang
cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual tidak
bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang biaya besar tidak
bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh untuk
mendapatkan hasil yang optimum sebaiknya bahan yang akan diherbariumkan
dipres selam dua minggu hal ini sesuai dengan litertur onrizal 2005
yang menyatakan bahwa herbarium kering cara kering menggunakan dua macam
proses yaitu a pengeringan langsung yakni tumpukan material herbarium
yang tidak terlalu tebal di pres di dalam sasak untuk mendpatkan hasil
yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu dua minggu faktor-faktor yang
mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium tempat
penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu hal ini sesuai dengan
literatur subrahmanyam 2002 yang menyatakan bahwa herbarium kering yang
baik adalah herbarium yang lengkap organ vegetatif dan organ
generatifnya selain itu kerapian herbarium juga akan menentukan nilai
estetikanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium
adalah lama pembuatan herbarium tempat penyimpanan dan faktor lingkungan
seperti suhu page 23 of 25 23 bab iv penutup 4.1 kesimpulan herbarium
merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metode tertentu herbarium biasanya dilengkapi dengan
data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan baik data taksonomi morfologi
ekologi maupun geografinya selain itu dalam herbarium juga memuat waktu
dan nama pengkoleksi pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan
pengamatan specimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang
baru terutama untuk specimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam
awetan specimen dapat berupa awetan kering dan awetan basah untuk awetan
kering tanaman di awetkan dalam bentuk herbarium sedangkan untuk
mengawetkan hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ di dalamnya
awetan basah baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan
merendam seluruh specimen dalam larutan formalin 4 page 24 of 25 24
daftar pustaka aththorick t.a dan siregar e.s 2006 taksonomi tumbuhan
departemen biologi fmipa usu medan moenandir j 1996 ilmu gulma dalam
sistem pertanian pt.raja grafindo persada jakarta nasution u 1986 gulma
dan pengendaliannya di perkebunan karet sumatera utara dan aceh pt
gramedia jakarta onrizal 2005 teknik pembuatan herbarium http
ocw.usu.ac.id diakses pada tanggal 14 juni 2012 ramadhanil 2003
herbarium celebense ceb dan peranannya dalam menunjang
penelitiantaksonomi tumbuhan di sulawesi http unsjournals.com diakses
pada tanggal 14 juni2012 setyawan a d indrowuryatno wiryanto winanrno k
dan susilowati a 2005 tumbuhan mangrove di pesisir jawa tengah jurusan
biologi fmipa universitas sebelas maret surakarta stacey robyn and
ashley hay 2004 herbarium cambridge university press new york suyitno
a.l.2004 penyiapan specimen awetan objek biologi jurusan biologi fmipa
uny yokyakarta tjitrosoepomo g 2007 morfologi tumbuhan gajah mada
university press yogyakarta page 25 of 25 25 25 of 25 displaying laporan
serangga gulma.docx
No comments:
Post a Comment