Download File
Klasifikasi Kemampuan Lahan.docx
Klasifikasi Kemampuan Lahan.docx
Keyword :
konsep-konsep-dasar klasifikasi-kemampuan- lahan pd tgl 23 4 2013
klasifikasi kemampuan lahan klasifikasi kemampuan lahan adalah
klasifikasi lahan yang dilakukan dengan metode faktor penghambat dengan
metode ini setiap kualitas lahan atau sifat-sifat lahan diurutkan dari
yang terbaik sampai yang terburuk atau dari yang paling kecil hambatan
atau ancamanya sampai yang terbesar kemudian disusun tabel kriteria
untuk setiap kelas penghambat yang terkecil untukkelas yang terbaik dan
berurutan semakin besar hambatan semakin rendah kelasnya sistem
klasifikasi kemampuan lahan yang banyak dipakai di indonesia dikemukakan
oleh hockensmith dan steele 1943 menurut sistem ini lahan dikelompokan
dalam tiga kategori umum yaitu kelas subkelas dan satuan kemampuan
capability units atau satuan pengelompokan management unit
pengelompokan di dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor
penghambat jadi kelas kemampuan adalah kelompok unit lahan yang memiliki
tingkat pembatas atau penghambat degree of limitation yang sama jika
digunakan untuk pertanian yang umum sys et al 1991 tanah dikelompokan
dalam delapan kelas yang ditandai dengan huruf romawi dari i sampai viii
ancaman kerusakan atau hambatan meningkat berturut-turut dari kelas i
sampai kelas viii seperti pada gambar 1 page 2 of 41 tanah pada kelas i
sampai iv dengan pengelolaan yang baik mampu menghasilkan dan sesuai
untuk berbagai penggunaan seperti untuk penanaman tanaman pertanian
umumnya tanaman semusim dan setahun rumput untuk pakan ternak padang
rumput atau hutan tanah pada kelas v vi dan vii sesuai untuk padang
rumput tanaman pohon-pohonan atau vegetasi alami dalam beberap hal tanah
kelas v dan vi dapat menghasilkan dan menguntungkan untuk beberapa
jenis tanaman tertentu seperti buah-buahan tanaman hias atau
bunga-bungaan dan bahkan jenis sayuran bernilai tinggi dengan
pengelolaan dan tindakan konservasi tanah dan air yang baik tanah dalam
lahan kelas viii sebaiknya dibiarkan dalam keadaan alami untuk
menerapkan dan menggunakan sistem klasifikasi ini secara benar
setidaknya terdapat 14 asumsi yang perlu dimengerti kelas kemampuan
lahan page 3 of 41 kelas kemampuan i lahan kelas kemampuan i mempunyai
sedikit penghambat yang membatasi penggunaannya lahan kelas i sesuai
untuk berbagai penggunaan pertanian mulai dari tanaman semusim dan
tanaman pertanian pada umumnya tanaman rumput padang rumputm hutan
produksi dan cagar alam tanah-tanah dalam kelas kemampuan i mempunyai
salah satu atau kombinasi sifat dan kualitas sebagai berikut 1 terletak
pada topografi datar kemiringan lereng 3 2 kepekaan erosi sangat rendah
sampai rendah 3 tidak mengalami erosi 4 mempunyai kedalaman efektif yang
dalam 5 umumnya berdrainase baik 6 mudah diolah 7 kapasitas menahan air
baik 8 subur atau responsif terhadap pemupukan 9 tidak terancam banjir
10 di bawah iklim setempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman umumnya
kelas kemampuan ii tanah-tanah dalam lahan kelas kemampuan ii memiliki
beberapa hambatan atau ancaman kerusakan yang mengurangi pilihan
penggunaannya atau mengakibatkannya memerlukan tindakan konservasi yang
sedang lahan kelas ii memerlukan pengelolaan yang hati-hati termasuk di
dalamnya tindakan-tindakan konservasi untuk mencegah kerusakan atau
memperbaiki hubungan air dan udara jika tanah diusahakan untuk pertanian
tanaman semusim hambatan pada lahan kelas ii sedikit dan tindakan yang
diperlukan mudah diterapkan tanah- tanah ini sesuai untuk penggunaan
tanaman semusim tanaman rumput padang penggembalaan hutan produksi dan
cagar alam hambatan atau ancaman kerusakan pada lahan kelas ii adalah
salah satu atau kombinasi dari faktor berikut 1 lereng yang landai atau
berombak 3 – 8 2 kepekaan erosi atau tingkat erosi sedang 3 kedalaman
efetif sedang 4 struktur tanah dan daya olah kurang baik 5 salinitas
sedikit sampai sedang atau terdapat garam natrium yang mudah dihilangkan
akan tetapi besar kemungkinabn timbul kembali 6 kadang-kadang terkena
banjir yang merusak 7 kelebihan air dapat diperbaiki dengan drainase
akan tetapi tetap ada sebagai pembatas yang sedang tingkatannya atau 8
keadaan iklim agak kurang sesuai bagi tanaman atau pengelolannya kelas
kemampuan iii tanah-tanah dalam kelas iii mempunyai hambatan yang berat
yang mengurangi pilihan pengunaan atau memerlukan tindakan konservasi
khusus atau keduanya tanah-tanah dalam lahan kelas iii mempunyai
pembatas yang lebih berat dari tanah-tanah kelas ii dan jika digunakan
bagi tanaman yang memerlukan pengolahan tanah tindakan konservasi yang
diperlukan biasanya lebih sulit diterapkan dan dipelihara lahan kelas
iii dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman yang memerlukan
pengolahan tanah tanaman rumput padang rumput hutan produksi hutan
lindung dan suaka marga satwa hambatan yang terdapat pada tanah dalam
lahan kelas iii membatasi lama penggunaannya bagi tanaman semusim waktu
pengolahan pilihan tanaman atau kombinasi pembatas-pembatas tersebut
hambatan atau ancaman kerusakan mungkin disebabkan oleh salah satu atau
beberapa hal berikut 1 lereng yang agak miring atau bergelombang 8 – 15 2
kepekaan erosi agak page 4 of 41 tinggi sampai tinggi atau telah
mengalami erosi sedang 3 selama satu bulan setiap tahun dilanda banjir
selama waktu lebih dari 24 jam 4 lapisan bawah tanah yang
permeabilitasnya agak cepat 5 kedalamannya dangkal terhadap batuan
lapisan padas keras hardpan lapisan padas rapuh fragipan atau lapisan
liat padat claypan yang membatasi perakaran dan kapasitas simpanan air 6
terlalu basah atau masih terus jenuh air setelah didrainase 7 kapasitas
menahan air rendah 8 salinitas atau kandungan natrium sedang 9 kerikil
dan batuan di permukaan sedang atau 1 hambatan iklim yang agak besar
kelas kemampuan iv hambatan dan ancaman kerusakan pada tanah-tanah di
dalam lahan kelas iv lebih besar dari pada tanah-tanah di dalam kelas
iii dan pilihan tanaman juga lebih terbatas jika digunakan untuk tanaman
semusim diperlukan pengelolaan yang lebih hati-hati dan tindakan
konservasi yang lebih sulit diterapkan dan dipelihara seperti teras
bangku saluran bervegatasi dan dam penghambat disamping tindakan yang
dilakukan untuk memelihara kesuburan dan kondisi fisik tanah tanah di
dalam kelas iv dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman
pertanian dan pada umumnya tanaman rumput hutan produksi padang
penggembalaan hutan lindung dan cagar alam hambatan atau ancaman
kerusakan tanah-tanah di dalam kelas iv disebabkan oleh salah satu atau
kombinasi faktor-faktor berikut 1 lereng yang miring atau berbukit 15 –
30 2 kepekaan erosi yang sangat tinggi 3 pengaruh bekas erosi yang agak
berat yang telah terjadi 4 tanahnya dangkal 5 kapasitas menahan air yang
rendah 6 selama 2 sampai 5 bulan dalam setahun dilanda banjir yang
lamanya lebih dari 24 jam 7 kelebihan air bebas dan ancaman penjenuhan
atau penggenangan terus terjadi setelah didrainase drainase buruk 8
terdapat banyak kerikil atau batuan di permukaan tanah 9 salinitas atau
kandungan natrium yang tinggi pengaruhnya hebat dan atau 1 keadaan iklim
yang kurang menguntungkan kelas kemampuan v tanah-tanah di dalam lahan
kelas v tidak terancam erosi akan tetapi mempunyai hambatan lain yang
tidak praktis untuk dihilanghkan yang membatasi pilihan pengunaannya
sehingga hanya sesuai untuk tanaman rumput padang penggembalaan hutan
produksi atau hutan lindung dan cagar alam tanah-tanah di dalam kelas v
mempunyai hambatan yang membatasi pilihan macam penggunaan dan tanaman
dan menghambat pengolahan tanah bagi tanaman semusim tanah- tanah ini
terletak pada topografi datar tetapi tergenang air selalu terlanda
banjir atau berbatu- batu lebih dari 90 permukaan tanah tertutup kerikil
atau batuan atau iklim yang kurang sesuai atau mempunyai kombinasi
hambatan tersebut contoh tanah kelas v adalah 1 tanah-tanah yang sering
dilanda banjir sehingga sulit digunakan untuk penanaman tanaman semusim
secara normal 2 tanah-tanah datar yang berada di bawah iklim yang tidak
memungknlah produksi tanaman secara normal 3 tanah datar atau hampir
datar yang 90 permukaannya tertutup batuan atau kerikil dan atau 4
tanah-tanah yang tergenang yang tidak layak didrainase untuk tanaman
semusim tetapi dapat ditumbuhi rumput atau pohon-pohonan page 5 of 41
kelas kemampuan vi tanah-tanah dalam lahan kelas vi mempunyai hambatan
yang berat yang menyebabkan tanah- tanah ini tidak sesuai untuk
pengunaan pertanian penggunaannya terbatas untuk tanaman rumput atau
padang penggembalaan hutan produksi hutan lindung atau cagar alam
tanah-tanah dalam lahan kelas vi mempunyai pembatas atau ancaman
kerusakan yang tidak dapat dihilangkan berupa salah satu atau kombinasi
faktor-faktor berikut 1 terletak pada lereng agak curam 30 – 45 2 telah
tererosi berat 3 kedalaman tanah sangat dangkal 4 mengandung garam laut
atau natrium berpengaruh hebat 5 daerah perakaran sangat dangkal atau 6
iklim yang tidak sesuai tanah-tanah kelas vi yang terletak pada lereng
agak curam jika digunakan untuk penggembalaan dan hutan produksi harus
dikelola dengan baik untuk menghindari erosi beberapa tanah di dalam
lahan kelas vi yang daerah perakarannya dalam tetapi terletak pada
lereng agak curam dapat digunakan untuk tanaman semusim dengan tindakan
konservasi yang berat seperti pembuatan teras bangku yang baik kelas
kemampuan vii lahan kelas vii tidak sesuai untuk budidaya pertanian jika
digunakan untuk padanag rumput atau hutan produksi harus dilakukan
dengan usaha pencegahan erosi yang berat tanah-tanah dalam lahan kelas
vii yang dalam dan tidak peka erosi jika digunakan unuk tanaman
pertaniah harus dibuat teras bangku yang ditunjang dengan cara-ceara
vegetatif untuk konserbvasi tanah disamping yindkan pemupukan
tanah-tanah kelas vii mempunuaio bebetapa hambatan atyai ancaman
kerusakan yang berat da tidak dapatdihiangkan seperti 1 terletak pada
lereng yang curam 45 – 65 dan atau 2 telah tererosi sangat berat berupa
erosi parit yang sulit diperbaiki kelas kemampuan viii lahan kelas viii
tidak sesuai untuk budidaya pertanian tetapi lebih sesuai untuk
dibiarkan dalam keadaan alami lahan kelas viii bermanfaat sebagai hutan
lindung tempat rekreasi atau cagar alam pembatas atau ancaman kerusakan
pada lahan kelas viii dapat berupa 1 terletak pada lereng yuang sangat
curam 65 atau 2 berbatu atau kerikil lebih dari 90 volume tanah terdiri
dari batu atau kerikil atau lebih dari 90 permukaan lahan tertutup
batuan dan 3 kapasitas menahan air sangat rendah contoh lahan kelas viii
adalah puncak gunung tanah mati batu terungkap dan pantai pasir sumber
sitanala arsyad 2006 konservasi tanah dan air bogor ipb press
klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan page 6 of 41 oleh nining
wahyuningrum c nugroho sp wardojo beny harjadi endang savitri sudimin
sudirman info das surakarta no 15 th 2003 i pendahuluan 1.1 latar
belakang isu tentang degradasi lahan dan hutan yang gencar muncul di
berbagai wacana menuntut pemerintah dan masyarakat untuk segera menindak
lanjuti dengan tindakan yang nyata tindakan nyata tersebut tentu saja
harus disertai dengan perencanaan yang matang dari berbagai aspek salah
satu aspek yang menonjol dalam hal ini adalah aspek pengelolaan lahan
dalam perencanaan pengelolaan lahan informasi yang dibutuhkan salah
satunya adalah tentang potensi lahan dan kesesuaiannya untuk jenis
tanaman tertentu informasi ini diperlukan terutama untuk menentukan
kegiatan atau jenis konservasi tanah yang harus dilakukan selain itu
informasi tentang kesesuaian lahan juga diperlukan untuk menentukan
sistem silvikutur hutan tanaman hti tanaman semusim dan hutan rakyat
hutan rakyat sebagai salah satu jenis konservasi tanah sangat strategis
dilakukan karena selain berfungsi ekologi juga berfungsi ekonomi
penurunan produksi hutan alam hutan tanaman berakibat menurunnya pasokan
kayu sehingga diperlukan sumber-sumber lain di luar kawasan hutan salah
satu sumber kayu yang potensial adalah hutan rakyat. fungsi ekonomi
hutan rakyat terutama untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan
kesempatan kerja sedangkan fungsi ekologi antara lain untuk meningkatkan
kesuburan tanah serta menciptakan kondisi ekologi hutan seperti pada
hutan alam dengan adanya perbaikan ekologi akan memungkinkan bagi
tumbuhnya jenis-jenis baru secara alami sehingga meningkatkan penutupan
lahan dan menurunkan erosi triwilaida 1997 sistem perencanaan
pengelolaan hutan perlu dilakukan secara berjenjang dengan tingkat skala
yang berbeda pula di tingkat nasional dan propinsi dibutuhkan
perencanaan umum yang berskala tinjau reconnaisance scale yang memuat
arahan umum program hutan rakyat dan lokasi pengembangan pada lokasi
pengembangan dibutuhkan suatu perencanaan operasional yang lebih detil
dan terpadu yang memuat informasi tentang kemampuan lahan dan kesesuaian
jenis tanaman disamping perencanaan beberapa sarana pendukung
eksplorasi lainnya untuk mendukung suatu perencanaan yang menyeluruh
maka dibutuhkan suatu perangkat pengelolaan dan perencanaan yang mampu
memadukan informasi yang kompleks sistem informasi geografis sig adalah
perangkat analisa yang dapat digunakan untuk memadukan informasi
geografis dan atribut bagi keperluan perencanaan dan pengelolaan dengan
dukungan sig maka perencanaan dapat disusun berdasarkan suatu analisis
yang melibatkan banyak parameter sehingga akan dapat meningkatkan
akurasi perencanaan tersebut bertitik tolak dari dasar pemikiran
tersebut maka balai penelitian dan pengembangan teknologi pengelolaan
das bp2tpdas ibb menyusun suatu pedoman tentang klasifikasi kemampuan
dan kesesuaian lahan pedoman ini merupakan revisi dari pedoman teknis
kesesuaian lahan page 7 of 41 dan jenis-jenis hti 1999 revisi ini
dilakukan berdasarkan dari kajian yang dilakukan balai teknologi
pengelolaan das btpdas surakarta pada tahun 1994 -1996 dengan melakukan
kajian tentang klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan hti pada
tingkat skala operasional yang didukung oleh aplikasi sig dan hasil uji
coba di beberapa wilayah hti di sumatera kalimantan dan jawa wilayah
perum perhutani revisi tersebut terutama adalah pada kriteria
kesesuaian lahan ditambah dengan kriteria kesesuaian lahan untuk
beberapa jenis tanaman industri tanaman pangan dan tanaman buah yang
diperoleh dari pengalaman pelaksanaan klasifikasi kemampuan dan
kesesuaian lahan kerjasama dengan perum perhutani mulai tahun 1999 s d
2003 1.2 maksud tujuan dan manfaat petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk
menyajikan uraian dan memberi tuntunan guidance tentang proses
klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan dalam klasifikasi ini akan
digunakan fasilitas sig hasil klasifikasi diharapkan dapat digunakan
untuk kegiatan pengelolaan lahan terutama untuk kegiatan pengembangan
hutan rakyat dan mendukung silvikultur hutan tanaman baik program phbm
maupun hkm sistem informasi yang disusun dalam proses klasifikasi dengan
sig ini akan dapat digunakan sebagai alat pemantau kondisi fisik lahan
informasi tentang kondisi fisik lahan yang diperoleh dari inventarisasi
sumber daya lahan akan merupakan suatu informasi biofisik dan geofisik
yang bermanfaat untuk perencanaan yaitu untuk mengalokasikan jenis-jenis
tanaman yang direkomendasikan seluruh informasi tersebut merupakan
masukan penting bagi pemerintah dan masyarakat dalam rangka penyusunan
suatu rencana operasional pengembangan hutan rakyat dan hutan tanaman
1.3 tahapan kerja secara umum untuk klasifikasi kemampuan dan kesesuaian
lahan yang didukung oleh pendayagunaan sig terbagi menjadi dua kegiatan
pokok yaitu inventarisasi sumber daya lahan isdl sebagai masukan data
data entry dan pendayagunaan sig dengan menggunakan data isdl tersebut
untuk klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan dua kegiatan tersebut
membutuhkan penguasaan bidang yang berbeda kegiatan isdl akan lebih
menekankan pada keahlian survei evaluasi lahan dan tanah dengan dukungan
penafsiran citra baik foto udara maupun citra satelit sedangkan
kegiatan klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan dengan sig lebih
menuntut kemampuan di bidang komputer dan analisa sistem persyaratan
keahlian sebagai akibat dari dua kegiatan yang berbeda tersebut perlu
diperhatikan dalam penetapan kriteria pemilihan personil yang akan
melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan dua jenis kegiatan
tersebut maka prosedur pendayagunaan sig untuk klasifikasi kemampuan dan
kesesuaian lahan dapat dirinci menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan
tahap survei lapangan dan pengumpulan data penunjang serta tahap
analisa klasifikasi tahap persiapan dan survei lapangan yang disertai
pengumpulan data penunjang merupakan kegiatan isdl sedang tahap analisa
klasifikasi merupakan kegiatan pendayagunaan sig untuk klasifikasi
kemampuan dan kesesuaian lahan urutan tahapan kerja selengkapnya dapat
dilihat pada gambar 1 uraian selanjutnya petunjuk teknis ini akan
mendasarkan pada urutan kerja gambar 1 tersebut page 8 of 41 gambar 1
urutan tahapan kerja klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan ii
inventarisasi sumber daya lahan isdl hudson 1992 menyebutkan bahwa tidak
ada orang yang merencanakan suatu industri tanpa mempelajari terlebih
dahulu berapa banyak bahan baku yang tersedia demikian pula pengelolaan
hutan rakyat dan hutan tanaman perlu mengetahui potensi aktual lahan
hutan yang sekarang dikelola sehingga dapat direncanakan langkah-langkah
yang perlu di ambil untuk penyempurnaan pengelolaan berikutnya
inventarisasi sumber daya lahan adalah inventarisasi informasi fisik
tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan pengelolaan lahan dan
konservasi tanah tindakan pengelolaan dan konservasi merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam rangka proses produksi yang
lestari pertanyaan selanjutnya adalah faktor-faktor manakah yang perlu
untuk dikumpulkan dalam kaitannya dengan pengelolaan hutan dan bagaimana
caranya secara umum faktor-faktor yang dikumpulkan dapat dikelompokkan
menjadi dua grup yaitu faktor yang bersifat permanen misalnya bentuk
lahan tipe batuan jenis tanah dsb dan faktor yang bersifat dinamis
misalnya kondisi vegetasi erosi dsb faktor-faktor tersebut dapat page 9
of 41 diperoleh dari berbagai sumber seperti peta-peta hasil penelitian
terdahulu survei lapangan yang dibantu dengan penafsiran foto udara dan
klasifikasi citra satelit petunjuk teknis ini akan membahas tentang
isdl yang dilaksanakan melalui survei lapangan yang didukung penafsiran
foto udara dan peta dasar serta peta tematik yang ada sebenarnya
aktivitas inventarisasi sumber daya lahan bukan suatu hal yang baru
namun yang sering terjadi adalah suatu kegiatan pengumpulan data-data
mati artinya banyak data terkumpul yang tidak saling mengkait dan tidak
ada telaah lebih jauh dari data tersebut sering juga terjadi data-data
terkumpul hanya digelar tanpa pendayagunaan lebih lanjut hal ini sering
dilakukan terhadap data-data hasil perisalahan lapangan dalam proses
perencanaan pengelolaan hutan kegiatan isdl sebetulnya juga telah banyak
dilaksanakan yaitu melalui kegiatan perisalahan lapangan atau
survei-survei lainnya perisalahan lapangan tersebut sebetulnya juga
suatu kegiatan inventarisasi sumber daya lahan tetapi selama ini data
hasil perisalahan hanya digunakan untuk menyajikan gambaran umum lokasi
hasil risalah lapangan yang lalu kemungkinan masih bisa digunakan untuk
isdl terutama data-data karakteristik tanah dan lahan yang sifatnya
permanen 2.1 bahan dan alat yang dibutuhkan bahan dan alat yang
dibutuhkan untuk kegiatan inventarisasi sumber daya lahan terdiri dari
peta dan foto udara perangkat penafsiran foto udara dan perangkat
pengelola data bahan peta topografi atau rupa bumi 1 50 000 sebagai
peta dasar foto udara skala 1 50 000 atau lebih besar peralatan
peralatan tulis dan untuk penafsiran foto peralatan lapangan untuk
survei tanah peralatan penafsiran foto udara stereoskop cermin dan
saku zoom transferscope perangkat pengelola data terdiri dari
perangkat keras komputer digitizer printer dan plotter dan perangkat
lunak program sig dan program pengelolaan data dasar 2.2 pembatasan
unit lahan pembatasan unit lahan dilakukan melalui penafsiran citra baik
foto udara maupun citra satelit penafsiran foto udara atau klasifikasi
citra satelit pada tahap persiapan dititikberatkan untuk membatasi
satuan lahan yang mempunyai karakteristik fisik yang sama dalam hal ini
digunakan satuan bentuk lahan landform hasil dari tahap ini akan
menjadi masukan data yang berupa data grafis pada sig satuan lahan ini
selanjutnya dapat digunakan untuk referensi batas petak sehingga setiap
petak akan mempunyai karakteristik fisik yang sama dengan demikian
disarankan batas petak menggunakan batas alam prosedur pembatasan unit
lahan dapat diuraikan sebagai berikut 1 persiapan o siapkan stereoskop
cermin o siapkan pasangan foto udara yang akan digunakan untuk
penafsiran page 10 of 41 o siapkan kertas transparansi dan pena
transparansi o siapkan peta-peta dasar yang berupa peta topografi skala 1
50 000 peta petak skala 1 50 000 dan peta geologi skala 1 250 000 o
tempelkan kertas transparansi di atas foto udara dengan selotip 2
identifikasi lokasi o identifikasikan lokasi dengan penandaan gambaran
yang mudah ditentukan misalnya desa jalan sungai dsb o identifikasikan
lokasi tersebut pada peta-peta dasar yang ada 3 delineasi unit lahan o
batasi tiap-tiap satuan bukit dan dataran sebagai satu satuan bentuk
lahan landform unit o setiap satuan bentuk lahan dibagi lagi menjadi
beberapa unit berdasarkan keseragaman kemiringan lereng o unit yang ada
dibagi lagi berdasarkan jenis tanaman dan kelompok umur tanaman yang ada
satuan terkecil yang diperoleh tersebut merupakan unit lahan yang akan
dinilai parameter-parameter fisik lahannya contoh pembatasan unit lahan
dengan bantuan foto udara dapat dilihat pada gambar 2a dan 2b 4 transfer
batas unit lahan ke peta dasar o hasil penafsiran foto udara perlu
ditransfer ke peta dasar peta dasar yang digunakan adalah peta petak
skala 1 25 000 atau 1 50 000 o perlu dicatat bahwa foto udara yang
digunakan mungkin mempunyai skala yang berbeda dengan peta dasar
sehingga dibutuhkan alat bantu yang disebut zoom trasferscope bila alat
bantu zoom transferscope tersebut tidak tersedia maka pemindahan hasil
penafsiran bisa menggunakan cara bebas free hand page 11 of 41 gambar 1
pembatasan unit lahan gambaran unit lahan di lapangan atas pembatasan
unit lahan di foto udara 2.3 penafsiran parameter parameter fisik yang
dikumpulkan dalam inventarisasi sumber daya lahan terdiri dari 1 aspek
lahan – bentuk lahan – kemiringan dan arah lereng – kondisi drainase –
kondisi permukaan 2 aspek tanah – jenis tanah – tipe batuan dan
kedalaman regolit – kedalaman tanah – sifat fisik tanah – keasaman tanah
ph tanah 3 kondisi erosi – jenis dan tingkat erosi – prosentase lahan
tererosi dalam satu satuan lahan 4 aspek tanaman 5 aspek iklim –
rata-rata hujan setahun dari rekaman data 10 tahun terakhir – jumlah
bulan basah dalam setahun – jumlah bulan kering dalam setahun
keterkaitan masing-masing parameter dan cara identifikasinya diuraikan
pada bab berikut page 12 of 41 1 bentuk lahan bentuk lahan landform
menguraikan tentang jenis-jenis terain khusus dan menempatkan satuan
peta inventarisasi ke dalam bentang lahan landscape cara yang mudah
untuk identifikasi di foto udara menggunakan bentang lahan dan
kelerengan topografi klasifikasi bentuk lahan dapat diperoleh dari
katalog bentuk lahan desaunettes 1977 dan kucera 1988 disarankan untuk
menggunakan klasifikasi kucera 1988 karena lebih sederhana tetapi
lengkap bentuk lahan memberikan gambaran pada kita tentang kondisi
lokasi secara umum melalui informasi bentuk lahan juga dapat diperoleh
gambaran karakteristik lahan yang lain misalnya bentuk lahan yang
bergunung akan mempunyai jenis-jenis tanah tertentu biasanya
kelerengannya curam dan solum tanahnya relatif dangkal sebaliknya bentuk
lahan aluvium akan memberi gambaran tentang kondisi yang datar dengan
drainase yang kurang baik teksturnya halus dan solum tanahnya dalam
penilaian parameter bentuk lahan akan disesuaikan dengan skala surveinya
pada skala detil misalnya bentuk lahan bukit hill dapat dirinci lagi
menjadi puncak bukit lereng atas lereng tengah atau lereng bawah
sedangkan skala tinjau cukup disajikan bukit saja pada perisalahan hutan
skala yang digunakan adalah skala semi detil didukung dengan foto udara
skala 1 50 000 atau lebih besar lagi sehingga deskripsi bentuk lahan
perlu diuraikan detil 2 kemiringan dan arah lereng informasi kemiringan
dan arah lereng sangat diperlukan bagi pengelolaan lahan parameter
kelerengan juga digunakan untuk klasifikasi beberapa keperluan misalnya
untuk penentuan fungsi lindung dan budidaya jadi informasi ini sangat
dibutuhkan untuk keperluan pengelolaan termasuk pengelolaan hutan
keterkaitan kelerengan lahan dengan parameter lain cukup dominan
biasanya pada topografi yang berbeda yang berarti kemiringan lerengnya
berbeda maka perkembangan tanahnya juga berbeda perbedaan perkembangan
tanah juga berarti ada perbedaan karakteristiknya perkembangan tanah
juga dipengaruhi oleh arah lereng karena perbedaan arah lereng akan
mempengaruhi kecepatan pelapukan batuan menjadi tanah dengan demikian
maka kemiringan lereng biasanya mengandung konsekuensi perbedaan tekstur
tanah kondisi drainase jenis tanaman dan kedalaman tanah ada beberapa
klasifikasi kemiringan lereng yang penggunaannya tergantung tujuan pada
klasifikasi tersebut setiap departemen akan mempunyai klasifikasi
sendiri sesuai tujuannya bila ditujukan untuk menentukan areal
transmigrasi misalnya akan berbeda dengan klasifikasi yang ditujukan
untuk ekstensifikasi pertanian dalam buku ini klasifikasi yang digunakan
adalah klasifikasi di sektor kehutanan untuk survei sumber daya lahan
tingkat detil informasi tambahan tentang lereng perlu dicatat misalnya
panjang lereng dan bentuk lereng 3 kondisi drainase page 13 of 41
parameter kondisi drainase perlu dicatat dalam kaitannya untuk penentuan
klasifikasi baik kemampuan maupun kesesuaian lahan parameter ini
dibutuhkan mengingat pengaruhnya yang besar pada pertumbuhan tanaman
keterkaitan parameter ini dengan parameter fisik lainnya cukup besar
pada daerah aluvial biasanya mempunyai drainase yang relatif jelek
daripada pada daerah miring namun demikian pada lereng bukit yang
bentuknya kompleks dimungkinkan adanya cekungan atau dataran di
sepanjang lereng tersebut sehingga kondisi drainase di cekungan maupun
dataran di lereng akan berbeda dengan kondisi drainase umum di lereng
tersebut kondisi drainase pada lahan dengan batuan induk kapur akan
berbeda dengan batuan vulkanik karena kapur dapat meloloskan air
sedangkan batuan induk vulkanik umumnya didominasi oleh tekstur halus
yang sulit dilalui air klasifikasi kondisi drainase dinyatakan dalam
suatu keadaan yang nisbi karena sulit untuk dibuat kuantitatif jadi
klasifikasi akan didasarkan pada deskripsi penciri yang ada kondisi
drainase jelek misalnya dicirikan oleh adanya bercak-bercak motling di
profil tanah makin banyak bercak dan makin dekat posisinya ke permukaan
maka kondisi drainasenya makin buruk 4 kondisi permukaan lahan kondisi
permukaan lahan dinyatakan dalam prosentase batuan singkapan barerock
dan adanya batu di permukaan rockness terhadap luas unit lahan informasi
kondisi permukaan lahan yang menyangkut batuan singkapan dan bebatuan
di permukaan sangat diperlukan dalam kaitannya dengan kemungkinan untuk
penerapan tumpangsari tanaman semusim pada kondisi tanah yang berbatu
atau tersingkap tidak mungkin dilaksanakan pengolahan tanah yang baik
karena adanya gangguan tersebut disamping itu prosentase batuan
tersingkap yang cukup luas akan mengurangi jumlah tanaman per satuan
luas karena pada bebatuan tersebut tidak mungkin dilaksanakan penanaman
terjadinya kondisi tanah yang berbatu dan tersingkap dapat disebabkan
oleh dua tenaga yang berbeda apabila batuan permukaan dan singkapan
batuan tersebut terjadi pada daerah datar maka dapat diidentifikasi
bahwa daerah tersebut terjadi karena pengangkatan oleh tenaga endogen
sedangkan bila kondisi tersebut terjadi pada lereng-bukit maka
dimungkinkan fenomena tersebut terjadi karena tenaga eksogen dalam hal
ini adalah erosi dan pengikisan dengan demikian apabila suatu lokasi
mempunyai kelerengan yang terjal dan prosentase singkapan batuan yang
besar maka dapat dikatakan tingkat erosi yang terjadi juga tinggi bagi
pengelola hutan informasi kondisi permukaan ini sangat diperlukan karena
prosentase singkapan dan batuan permukaan yang besar terhadap unit
lahan mengandung arti luasan lahan tidak produktif yang besar pula
perhitungan luasan lahan tidak produktif atau terdegradasi lanjut sangat
penting karena mempengaruhi efisiensi produksi 5 jenis tanah jenis
tanah akan sangat dipengaruhi oleh jenis batuan indukn iklim dan
vegetasinya klasifikasi tanah yang umum dilaksanakan menggunakan us soil
taxonomy atau klasifikasi indonesia apapun metode klasifikasi yang
digunakan jenis tanah akan selalu berkaitan dengan karakteristik page 14
of 41 fisik lahannya cara klasifikasi tanah yang umum digunakan akan
diuraikan tersendiri dengan demikian apabila suatu lahan mempunyai jenis
tanah entisol maka kedalaman tanah tersebut umumnya dangkal sedangkan
tanah vertisol hanya bisa terjadi pada daerah dataran dan atau berkapur
informasi jenis tanah biasanya dapat diperoleh dari peta tanah yang
tersedia pada umumnya peta tanah yang ada mempunyai skala kecil 1 100
000 atau 1 250 000 hanya lokasi-lokasi tertentu saja yang dipetakan
secara detil hal ini disebabkan adanya proyek khusus yang besar namun
demikian informasi yang diperoleh dari peta tetap bisa dimanfaatkan
terutama deskripsi profil tanahnya dengan berbekal pengetahuan dari
deskripsi profil tanah pada peta tanah maka akan dapat diidentifikasi
jenis-jenis tanah di lapangan adapun pembeda antara peta tanah dengan
hasil survei yaitu batas tiap jenis tanah 6 tipe batuan dan kedalaman
regolit tipe batuan penting untuk diketahui karena menentukan parameter
yang lain adanya perbedaan tipe batuan pembeda tanah akan membedakan
cara pengelolaan tanah tersebut pengelolaan tanah yang berkembang dari
batu kapur misalnya akan berbeda dengan pengelolaan tanah yang
berkembang dari batuan vulkanik oleh karena itu tipe batuan sering
digunakan untuk kriteria klsifikasi kemampuan lahan pada tingkat unit
secara umum tipe batuan dibagi menjadi tiga yaitu batuan beku batuan
sedimen dan batuan malihan metamorf batuan beku vulkanik igneous rocks
adalah batuan yang terbentuk dari magma yang mengeras atau membeku
batuan sedimen sedimentary rocks adalah sedimen yang mengalami
konsolidasi dari hasil erosi yang terangkut dari batuan endapan batuan
beku atau batuan metamorf sedangkan batuan malihan metamorf metamorphic
rocks adalah batuan yang telah mengalami perubahan struktur kimia atau
mineral sebagai akibat dari perubahan temperatur tekanan tegangan geser
atau lingkungan kimiawi masing-masing tipe batuan mempunyai watak
sendiri-sendiri sehingga parameter yang dipengaruhi oleh tipe batuan
tertentu akan mempunyai watak yang berbeda terhadap parameter yang
dipengaruhi oleh tipe batuan lain tipe batuan akan menentukan bentuk
lahannya jenis tanah juga sangat ditentukan oleh tipe batuan karena
tanah terbentuk dari pelapukan batuan pengaruh lebih jauh adalah
kepekaan tanah terhadap erosi tanah yang terbentuk dari batuan kapur
akan mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda dibandingkan dengan
tanah yang berkembang dari batuan vulkanik untuk mempermudah
identifikasi tipe batuan di lapangan dapat digunakan peta geologi peta
tersebut dapat diperoleh di museum geologi bandung dan untuk wilayah
jawa telah tersedia dengan skala 1 250 000 informasi yang diperoleh dari
peta ini masih bersifat global sehingga perlu dirinci pada saat survei
lapangan kedalaman regolit agak sulit diperkirakan di foto udara
sehingga perlu di selidiki dan diukur di lapangan pengukuran kedalaman
regolit dilakukan mulai dari permukaan lahan sampai suatu kedalaman
tanah dimana batuan dasar setempat mulai berada pada prakteknya
kedalaman regolit diukur sampai pada kedalaman dimana struktur masa
batuan menunjukkan perbedaan yang nyata page 15 of 41 informasi
kedalaman regolit diperlukan untuk pertimbangan perlakuan lahan misalnya
penterasan disamping itu kedalaman regolit juga sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman pada kedalaman regolit lebih dangkal dari 50 cm
dipertimbangkan sebagai pembatas ekstrim untuk sebagian besar spesies
pohon-pohonan selain berpengaruh pada praktek konservasi tanah dan
pertumbuhan tanaman kedalaman regolit juga mempengaruhi kondisi drainase
tanah 7 kedalaman tanah kedalaman tanah sangat menentukan pertumbuhan
tanaman tanah yang dangkal akan terbatas kemampuannya dalam menyediakan
air dan unsur-unsur hara lainnya disamping itu kedalaman tanah sangat
menentukan lahan bisa diolah atau tidak pada tanah yang dangkal
pengolahan tanah justru akan membalik sub soil ke atas yang berakibat
terganggunya pertumbuhan tanaman pada klasifikasi kemampuan dan
kesesuaian lahan faktor kedalaman tanah sangat diperhitungkan dan
menentukan pada satu unit lahan kedalaman tanah mempunyai pola umum di
kaki bukit biasanya mempunyai kedalaman tanah terbesar dibandingkan pada
lereng tengah demikian pula tanah di lereng atas umumnya lebih dangkal
dibandingkan dengan lereng tengah dengan mengikuti pola umum tersebut
maka kedalaman tanah dapat diidentifikasikan dengan penafsiran foto
udara keterkaitan kedalaman tanah dengan parameter lain misalnya
drainase jenis tanah dan kemiringan lereng telah disinggung terdahulu
seperti halnya kondisi permukaan kedalaman tanah juga dapat berubah
karena tenaga endogen dan tenaga eksogen pada daerah dengan tingkat
pelapukan yang rendah maka pembentukan tanahnya lambat di lain pihak
kedalaman tanah juga dapat berubah karena adanya pengikisan atau erosi
jadi parameter ini juga bisa dikatakan parameter yang dinamis walaupun
perubahannya tidak secepat parameter erosi 8 sifat fisik tanah sifat
fisik tanah yang penting untuk pengelolaan lahan dan dideskripsikan di
lapangan mencakup tekstur tanah dan struktur tanah tekstur tanah dapat
didefinisikan sebagai perbandingan antara fraksi tanah pasir debu dan
lempung sand silt dan clay sedangkan struktur tanah adalah bentuk
spesifik dari agregat tanah tekstur tanah relatif tidak berubah tetapi
struktur tanah mudah berubah terutama apabila ada pengolahan tanah
parameter ini sangat berkaitan dengan parameter lainnya antara lain
kemiringan lereng kondisi drainase tipe batuan dan bentuk lahan pada
lereng yang terjal tekstur tanah biasanya lebih kasar dibandingkan
dengan daerah yang datar karena partikel halus telah terkikisdan
diendapkan di daerah yang datar akibat lebih jauh drainase daerah miring
akan lebih baik dibandingkan dengan dengan daerah datar tipe batuan
akan mempengaruhi komposisi fraksi tanah yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada tekstur tanah sedangkan bentuk lahan akan mempengaruhi
tenaga eksogen yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap sifat fisik
tanah penentuan tekstur tanah dapat dilakukan secara teliti di
laboratorium tetapi dalam isdl ini tekstur tanah dapat dinilai di
lapangan melalui metode sidik cepat ciri tanah di lapang ketelitian
penentuan tekstur tanah di lapangan tergantung pengalaman surveyor
tetapi pada page 16 of 41 prinsipnya tidak sulit untuk dilaksanakan
penilaian struktur tanah hanya bisa dilaksanakan di lapangan cara
penilaian sifat-sifat fisik tanah tersebut di lapangan akan diuraikan
lebih jauh pada petunjuk praktek lapangan 9 sifat kimia tanah bahan
penting yang diabsorbsi tanaman dan dipindahkan dari tanah adalah air
dan unsur hara tanaman dapat mengalami kekurangan defisiensi unsur hara
bila unsur tersebut tidak terdapat dalam tanah atau unsur tersebut
terdapat dalam jumlah cukup tetapi sangat sedikit terlarut atau tidak
tersedia untuk menopang kebutuhan tanaman tanaman tahunan relatif lebih
tahan terhadap defisiensi unsur hara dampak kekurangan unsur hara
terhadap pertumbuhan tanaman juga berlangsung dalam jangka panjang
dibandingkan dengan tanaman semusim oleh karena itu sifat kimia tanah
hanya digunakan dalam penentuan kesesuaian lahan pada tanaman semusim
kondisi kesuburan tanah ditunjukkan oleh kandungan unsur hara tanah
unsur hara tanah yang diukur di sini adalah merupakan unsur hara
esensial yang terdiri dari unsur makro dan mikro dalam kegiatan ini yang
diukur adalah unsur hara makro saja unsur-unsur makro terdiri tersebut
adalah nitrogen n total phosphor p2o5 tersedia dan kalium k2o tersedia
kalsium ca magnesium mg unsur n merupakan penyusun semua protein
klorophyl di dalam koensim dan asam-asam nukleat unsur p berperan dalam
transfer energi sebagai bagian dari adenosin tripospat beberapa penyusun
protein koensim asam nukleat dan substrat metabolisme unsur k meskipun
penting tetapi hanya sedikit peranannya sebagai penuyusun komponen
tanaman fungsi utama adalah untuk pengaturan mekanisme seperti
fotosintesis translokasi karbohidrat sintesa protein dan lain-lain
keasaman tanah yang dinyatakan dalam eksponen hidrogen ph merupakan
aspek kimia tanah yang tetap diperlukan dalam kegiatan ini hal ini
disebabkan karena pengaruh ph yang sangat besar terhadap kesesuaian
lahan dan pertumbuhan tanaman ph tanah berhubungan erat dengan jumlah
kalsium ca dan magnesium mg ca dan mg ini merupakan salah satu dari
unsur hara makro ca merupakan komponen dinding sel berperan dalam
struktur dan permeabilitas membran sedangkan mg merupakan penyusun
klorophyl and ensim aktivator pengukuran ph dilakukan pada horison a
maupun b dengan menggunakan alat-alat testing lapangan sederhana pada
ketelitian 0 1 satuan meskipun parameter ph merupakan faktor yang
dinamis tetapi tetap diperlukan dalam kaitannya dengan pengelolaan lahan
kapasitas tukar kation ktk menggambarkan jumlah besarnya kation yang
dapat dipertukarkan sehingga semakin besar nilai ktk maka akan semakin
banyak kation yang dapat dipertukarkan sehingga ketersediaan hara
tanaman akan semakin meningkat sedangkan bahan organik bo corg
menunjukkan besarnya kandungan bahan organik tanah semakin banyak bo
maka struktur tanah akan semakin baik dan akan mempengaruhi ktk 10
kondisi erosi erosi merupakan pembatas utama dari penggunaan lahan yang
berkelanjutan identifikasi erosi di lahan hutan diperlukan untuk
mengetahui jenis dan tingkat erosi serta prosentase luasan tererosi pada
satuan peta sehingga upaya konservasi tanah yang efektif dapat
direncanakan pengalaman page 17 of 41 lapangan menunjukkan bahwa erosi
biasanya terjadi cukup besar pada saat awal penebangan atau pembukaan
lahan sampai tanaman berumur 2 tahun parameter ini sangat dinamis karena
kondisi erosi bisa berubah drastis setiap waktu oleh karena itu perlu
dicatat bahwa informasi jenis dan tingkat erosi hasil perisalahan adalah
kondisi pada saat dilakukan survei lapangan pembaruan updating data
parameter ini perlu sering dilakukan mengingat cepatnya perkembangan
tanah tererosi erosi yang dibahas dalam petunjuk ini adalah erosi yang
disebabkan karena air sedangkan erosi angin walaupun ada tidak begitu
banyak terjadi di indonesia secara umum dikenal empat jenis erosi tanah
oleh air yaitu erosi permukaan lembar sheet erosion erosi parit rill
erosion erosi jurang gully erosion erosi tebing sungai streambank
erosion dan erosi longsoran landslide erosion pembagian tingkat erosi
dilakukan secara kualitatif yaitu diabaikan ringan sedang dan berat pada
umumnya erosi tanah banyak terjadi di lahan miring daripada di lahan
datar dalam kaitannya dengan aspek tanaman erosi juga akan banyak
terjadi di lahan yang terbuka setelah penebangan sebelum adanya semak
perlu dicatat pula bahwa penanaman sistem tumpangsari juga mempunyai
resiko tinggi terhadap terjadinya erosi akibat adanya pengolahan tanah
pada dasarnya setiap tanah mempunyai tingkat kepekaan yang berbeda
terhadap erosi tergantung dari sifat fisik dan batuan pembentuknya
dengan demikian maka kondisi erosi selain terkait dengan bentuk lahan
juga terkait dengan sifat tanah dan tipe batuan 11 aspek tanaman
inventarisasi parameter tanaman dilakukan karena kinerja tanaman yang
ada merupakan pencerminan kondisi lahan sehingga identifikasi kondisi
tanaman bisa digunakan sebagai indikator kondisi lahan saat itu
informasi ini penting terutama bagi lokasi baru yang akan dibuka untuk
hutan tanaman bagi areal hutan tanaman yang sudah beroperasi informasi
kinerja tanaman juga sangat penting sebagai sarana pemantauan di tiap
petak atau anak petak dengan demikian maka penanganan areal yang
bermasalah yang ditandai dengan buruknya kinerja tanaman dapat segera
direncanakan berdasarkan informasi ini 12 aspek iklim anasir iklim yang
dibahas dalam kesempatan ini hanya curah hujan karena terbatasnya
stasiun meteorologi mengingat bahwa areal hutan banyak terletak di
pegunungan maka sangat dimungkinkan terpengaruh oleh hujan orografis
akibatnya pola hujan dan distribusi hujan antar petak dapat sangat
berlainan oleh karena itu diperlukan beberapa stasiun hujan pada satu
bagian hutan agar rekaman hujan dapat mencerminkan kondisi yang
realistis pengalaman lapangan menunjukkan bahwa antar petak dalam satu
bagian bisa mempunyai pola dan curah hujan yang berbeda tergantung
elevasi dan arah lerengnya page 18 of 41 fenomena perbedaan pola hujan
antar petak juga merupakan bukti keterkaitan iklim mikro dalam hal ini
curah hujan dengan kondisi fisik lahan terutama bentuk lahan kemiringan
lereng dan arah lereng dengan demikian informasi hujan dapat dikaitkan
dengan parameter yang lain informasi hujan yang diperlukan dalam
kegiatan ini adalah rata-rata curah hujan setahun dari data 10 tahun
terakhir jumlah bulan basah jumlah bulan kering dan jumlah hari hujan
setiap bulannya 2.4 survei inventarisasi sumber daya lahan setelah
mengetahui parameter fisik lahan yang akan dirisalah di lapangan dan
keterkaitan antar paramater tersebut langkah berikutnya adalah
menetapkan langkah-langkah yang diperlukan bagi pelaksanaan identifikasi
dan penilaian parameter fisik lahan tersebut di lapangan proses
identifikasi dan penilaian parameter fisik lahan tersebut disebut
evaluasi lahan dengan demikian evaluasi lahan dapat dilakukan melalui
inventarisasi sumber daya lahan di setiap unit lahan yang telah dibatasi
pada tahap pembatasan unit lahan dalam pelaksanaan evaluasi lahan
sangat membutuhkan penafsiran atau interpretasi foto udara untuk itu
dibutuhkan pengetahuan tentang medan yang akan di survei dan latar
belakang pengetahuan tentang parameter yang akan diidentifikasi di foto
udara penafsiran foto udara pada hakekatnya adalah usaha mendapatkan
informasi melalui foto udara sehingga dapat memudahkan dan
menyederhanakan pemantauan perubahan di lapangan jadi penafsiran foto
udara tidak dapat menggantikan kegiatan survei lapangan namun harus
dilakukan untuk memudahkan kegiatan risalah tersebut hasil dari kegiatan
penafsiran foto udara dan evaluasi lahan di lapangan merupakan data
terbaru yang perlu dikelola dan ditata untuk proses lebih lanjut dengan
demikian maka kegiatan penafsiran foto udara survei inventarisasi sumber
daya lahan dan pengelolaan data dasar hasil survei merupakan suatu
satuan rangkaian kegiatan survei inventarisasi sumber daya lahan
dilaksanakan dengan mendeskripsikan setiap unit lahan di lapangan dan
memanfaatkan bahan informasi yang diperoleh dari penafsiran foto udara
jumlah titik atau tempat yang dideskripsikan di setiap unit lahan
tergantung pada skala surveinya hubungan antara skala survei dan jumlah
titik sampel pengamatan dapat dilihat pada tabel 1 page 19 of 41 berikut
adalah uraian tentang identifikasi masing-masing parameter di lapangan
yang akan digunakan pada klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan 1
bentuk lahan bentuk lahan dapat ditetapkan melalui penafsiran foto udara
sehingga pada saat kegiatan survei lapangan perlu dicek kebenarannya
seperti diuraikan pada bab sebelumnya klasifikasi bentuk lahan dapat
menggunakan katalog bentuk lahan desaunettes 1977 dan kucera 1988
seperti pada tabel berikut page 20 of 41 2 kemiringan dan arah lereng
identifikasi kemiringan dan arah lereng juga dapat dilakukan dengan
menggunakan penafsiran foto udara kemiringan lereng yang dilaksanakan
dapat menggunakan klasifikasi menurut dit page 21 of 41 jen rrl dept
kehutanan pengukuran kelerengan tetap dilaksanakan pada survei lapangan
yang selanjutnya juga dapat digunakan untuk kunci klasifikasi 3 kondisi
drainase penilaian kondisi drainase dilaksanakan secara kualitatif
dengan menggunakan indikasi lapangan yang ada kriteria penilaian kondisi
drainase dapat dilihat pada tabel berikut page 22 of 41 4 kondisi
permukaan lahan page 23 of 41 kondisi permukaan lahan dinyatakan dengan
prosentase areal batuan di permukaan dan prosentase singkapan batuan
untuk mempermudah penetapan prosentase terhadap luasan tertentu dapat
menggunakan pola sebaran bercak lampiran 1 pada kondisi permukaan yang
melebihi 50 maka digunakan perkiraan yang berdasarkan pada pola sebaran
bercak tersebut 5 jenis tanah petunjuk penentuan jenis tanah dapat
diperoleh dari berbagai sumber tetapi disarankan menggunakan buku us
soil taxonomi petunjuk teknis ini tidak akan enguraikan secara khusus
cara penentuan jenis tanah namun demikian yang lebih penting untuk
diingat adalah karakter masingmasing jenis tanah tersebut page 24 of 41 6
tipe batuan dan kedalaman regolit klasifikasi tipe batuan dan kedalaman
regolit dapat diuraikan seperti pada tabel berikut page 25 of 41 7
kedalaman tanah penilaian kedalaman tanah pada potret udara perlu
memperhatikan letak areal terhadap perbukitan atau topografinya seperti
telah disinggung pada bab terdahulu klasifikasi kedalaman tanah sesuai
tabel berikut 8 sifat fisik tanah identifikasi sifat fisik tanah dari
potret udara skala 1 20 000 sangat sulit untuk dilakukan sehingga
dianjurkan penilaian parameter sifat fisik tanah dilakukan di lapangan
buku pedoman page 26 of 41 praktis yang bisa digunakan untuk
identifikasi sifat fisik tanah di lapangan adalah selidik cepat ciri
tanah di lapangan tejoyuwono 1985 untuk kegiatan ini sifat fisik tanah
yang dinilai hanya tekstur dan struktur tanah klasifikasi tekstur dan
struktur tanah diuraikan pada tabel berikut 9 sifat kimia tanah
penilaian sifat kimia tanah tidak bisa dilakukan dengan penafsiran
potret udara khusus untuk ph penilaian dilakukan di lapangan dengan
perlengkapan yang ada ada beraneka ragam peralatan pengukuran ph di
lapangan oleh karena itu dianjurkan untuk memilih peralatan ph meter
sendiri sedangkan untuk sifat kimia yang lain harus melalui analisis
laboratorium untuk keprluan tersebut maka diperlukan pengambilan sampel
tanah pengambilan sampel tanah dilakukan secara komposit yaitu dengan
mengambil contoh tanah dari beberapa tempat yang berbeda pada satu unit
lahan kemudian dicampur menjadi satu dan dianalisis di laboratorium
hasil analisis sifat kimia tanah dapat dinilai seperti pada tabel 10
berikut page 27 of 41 10 kondisi erosi kondisi erosi sangat mudah untuk
diidentifikasi menggunakan potret udara demikian pula prosentase unit
lahan yang mengalami erosi penilaian jenis dan tingkat erosi menggunakan
kriteria berikut klasifikasi jenis dan tingkat erosi diuraikan pada
tabel berikut page 28 of 41 11 iklim secara alamiah pertumbuhan tanaman
tergantung pada kondisi tanah lahan dan iklim oleh karena itu kegiatan
isdl juga perlu mengumpulkan informasi tentang iklim berbeda dengan
parameter lain yang bisa dikumpulkan langsung di lapangan parameter
iklim memerlukan pencatatan data dalam kurun waktu yang relatif panjang
sehingga kegiatan ini lebih banyak mengumpulkan data sekunder parameter
iklim yang penting dalam klasifikasi ini adalah suhu temperatur dan
curah hujan data tentang suhu dan temperatur biasanya agak sulit
dijumpai tetapi data curah hujan biasanya tersedia data curah hujan yang
penting untuk klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan mencakup data
hujan setahun dalam mm dan banyaknya bulan basah dan bulan kering selama
setahun gambar 3 pembagian wilayah hujan dengan metode poligon thiessen
khusus tentang penakar hujan biasanya terdapat beberapa penakar hujan
pada suatu wilayah yang disurvei untuk menentukan areal yang diwakili
oleh masing-masing penakar hujan maka dapat digunakan metode poligon
thiessen gambar 3 peta poligon thiessen inilah yang akan digunakan
untuk operasi overlay nya 2.5 pengelolaan data inventarisasi sumber daya
lahan page 29 of 41 hasil survei lapangan belum berguna bagi
perencanaan maupun pengelolaan hutan tanpa pendayagunaan lebih lanjut
dengan demikian maka langkah berikutnya dari survei lapangan isdl adalah
pengelolaan data kegiatan pengelolaan data terdiri dari dua tahapan
yaitu manipulasi data dan tabulasi data manipulasi data adalah suatu
cara penyajian data sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat
dikomunikasikan dan mudah dimengerti penggunaan kode baik angka maupun
huruf merupakan bagian dari proses manipulasi data tersebut sedangkan
tabulasi data adalah upaya pengelolaan data dengan memasukkan data hasil
survei ke dalam suatu tabel sesuai dengan tujuan survei isdl untuk
klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan maka pengelolaan data
diarahkan untuk menyiapkan data hasil survei lapangan yang selanjutnya
dimasukkan dalam sistem dalam hal ini adalah sig pembuatan kode untuk
setiap parameter telah diuraikan pada bab sebelumnya kode-kode tersebut
juga telah dituliskan pada kartu lapangan sebagai hasil survei
inventarisasi sumber daya lahan sebelum melaksanakan tabulasi data perlu
dibuat rancangan tabulasi tersebut sehingga dapat dikontrol
kelengkapannya beberapa prinsip dalam pelaksanaan tabulasi dapat
disebutkan sebagai berikut 1 setiap data harus masuk dalam satu kolom
dan jangan sampai ada satu kolom mengandung dua data 2 kode data
sebaiknya dalam bentuk numerik angka 1 2 3 dst dan usahakan tidak
menggunakan karakter huruf a b c contoh rancangan tabulasi data dapat
dilihat pada tabel 12 berikut keterangan lu land unit lf landform sl
slope kemiringan lereng dr drainase prbt prosentase batuan prsg
prosentase singkapan tbt tipe batuan teks tekstur tanah struk struktur
tanah ph keasaman tanah kdt kedalaman tanah page 30 of 41 kode
masing-masing parameter dapat dilihat pada bab terdahulu pengelolaan
data tersebut dapat dilakukan dengan manual atau dengan komputer
pengelolaan data manual dapat dilakukan dengan pembuatan tabel biasa
tetapi cara ini akan menyulitkan pembaruan updating data apabila
tersedia fasilitas komputer dianjurkan untuk menggunakan perangkat lunak
lotus atau dbase kedua program tersebut telah dikenal secara luas dan
mudah dipelajari dalam kaitannya dengan pemanfaatan sig dan pembuatan
database di komputer dianjurkan menggunakan dbase karena format ini
dapat dimasukkan ke piranti lunak sig iii klasifikasi kemampuan dan
kesesuaian lahan 3.1 klasifikasi kemampuan lahan kemampuan penggunaan
lahan adalah suatu sistematika dari berbagai penggunaan lahan
berdasarkan sifat-sifat yang menentukan potensi lahan untuk berproduksi
secara lestari lahan diklasifikasikan atas dasar penghambat fisik sistem
klasifikasi ini membagi lahan menurut faktorfaktor penghambat serta
potensi bahaya lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman jadi hasil
klasifikasi ini dapat digunakan untuk menentukan arahan penggunaan
lahan secara umum misalnya untuk budidaya tanaman semusim perkebunan
hutan produksi dsb di areal hti hasil klasifikasi ini terutama akan
bermanfaat untuk alokasi areal sistem tumpangsari klasifikasi kemampuan
penggunaan lahan kpl menggunakan metoda yang dikembangkan oleh usda dan
telah diadaptasikan di indonesia melalui proyek pemetaan sumber daya
lahan kerjasama antara land care research new zealand dengan dept
kehutanan tahun 1988- 1990 di btpdas surakarta fletcher dan gibb 1990
ada tiga kategori dalam klasifikasi kpl yaitu klas sub klas dan unit
pengelompokan klas didasarkan pada intensitas faktor penghambat
sedangkan sub klas menunjukkan jenis faktor penghambat tingkat terendah
adalah unit yang merupakan pengelompokan lahan yang mempunyai respon
sama terhadap sistem pengelolaan tertentu secara umum sistem ini
menggunakan delapan klas apabila makin besar faktor penghambatnya dan
makin tinggi klasnya maka akan semakin terbatas pula penggunaannya
pembagian klas- klas tersebut adalah sebagai berikut klas i – iv dapat
digunakan untuk sawah tegalan atau tumpangsari klas v untuk tegalan
atau tumpangsari dengan tindakan konservasi tanah klas vi untuk hutan
produksi klas vii untuk hutan produksi terbatas klas viii untuk
hutan lindung adapun penghambat yang digunakan adalah e erosi w drainase
s tanah c iklim dan g kelerengan pada klasifikasi ini dikenal
prioritas penanganan penghambat berdasarkan tingkat kemudahan
penanganannya pada kelas yang sama bilamana mempunyai beberapa
penghambat maka akan dipilih prioritas penghambat yang paling besar
urutan prioritas penghambat tersebut adalah dari yang paling mudah
diatasi e – w – - s – c – g jadi apabila hasil klasifikasi dalam page 31
of 41 satu unit lahan menunjukkan klas ive ivw dan ivs maka akan
ditetapkan sebagai klas ivs karena mempunyai jenis penghambat yang
paling sulit ditangani deskripsi tiap klas sub klas dan unit dalam
sistem klasifikasi kpl mengikuti standar yang ada deskripsi tersebut
dapat dinyatakan dalam satu tabel kriteria kriteria ini kemudian
digunakan untuk melakukan sortasi data karakteristik lahan di setiap
unit lahan contoh kriteria untuk klas i antara lain adalah adanya teknik
konservasi tanah yang baik tidak ada erosi kedalaman tanah 90 cm lereng
0 – 8 dan tidak ada batuan singkapan pada permukaan tanah secara
lengkap kriteria kemampuan penggunaan lahan dapat dilihat pada lampiran 2
contoh operasi klasifikasi secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut suatu wilayah mempunyai kondisi tertentu yang dinilai
berdasarkan kriteria yang disebut pada bab 2.4 dan hasilnya ditulis pada
tabel 13 kolom 2 setiap parameter dinilai berdasarkan kriteria
lampiran 2 dan hasilnya masuk ke kolom 3 berdasarkan prinsip klasifikasi
maka lokasi yang mempunyai karakteristik lahan tersebut termasuk kelas
vig termasuk kelas vi karena hambatan kemiringan lereng penentuan unit
didasarkan pada tipe batuan yang ada bila tipe batuannya sama maka
penentuan unit didasarkan pada bentuk lahannya operasi klasifikasi
tersebut dilakukan pada setiap unit lahan page 32 of 41 3.2 klasifikasi
kesesuaian lahan berbeda dengan klasifikasi ‘kemampuan lahan’ yang
merupakan klasifikasi tentang potensi lahan untuk penggunaan secara umum
‘kesesuaian lahan’ lebih menekankan pada kesesuaian lahan untuk jenis
tanaman tertentu dengan demikian klasifikasi kemampuan dan kesesuaian
lahan akan saling melengkapi dan memberikan informasi yang menyeluruh
tentang potensi lahan ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk
pelaksanaan klasifikasi kesesuaian lahan misalnya metode fao 1976 yang
dikembangkan di indonesia oleh puslittanak 1993 metode plantgro yang
digunakan dalam penyusunan rencana induk nasional hti hacket 1991 dan
national masterplan forest plantation nmfp 1994 dan metode webb 1984
masing-masing mempunyai penekanan sendiri dan kriteria yang dipakai juga
berlainan metoda fao lebih menekankan pada pemilihan jenis tanaman
semusim sedangkan plantgro dan webb lebih pada tanaman keras pada
prinsipnya klasifikasi kesesuaian lahan dilaksanakan dengan cara
memadukan antara kebutuhan tanaman atau persyaratan tumbuh tanaman
dengan karakteristik lahan oleh karena itu klasifikasi ini sering juga
disebut species matching klas kesesuaian lahan terbagi menjadi empat
tingkat yaitu sangat sesuai s1 sesuai s2 sesuai marjinal s3 dan tidak
sesuai n sub klas pada klasifikasi kesesuaian lahan ini juga
mencerminkan jenis penghambat ada tujuh jenis penghambat yang dikenal
yaitu e erosi w drainase s tanah a keasaman g kelerengan sd kedalaman
tanah dan c iklim pada klasifikasi kesesuaian lahan tidak dikenal
prioritas penghambat dengan demikian seluruh hambatan yang ada pada
suatu unit lahan akan disebutkan semuanya akan tetapi dapat dimengerti
bahwa dari hambatan yang disebutkan ada jenis hambatan yang mudah
seperti a w e g dan sd atau sebaliknya hambatan yang sulit untuk
ditangani c dan s dengan demikian maka hasil akhir dari klasifikasi
ditetapkan berdasarkan klas terjelek dengan memberikan seluruh hambatan
yang ada perubahan klasifikasi menjadi setingkat lebih baik dimungkinkan
terjadi apabila seluruh hambatan yang ada pada unit lahan tersebut
dapat diperbaiki untuk itu maka unit lahan yang mempunyai faktor
penghambat c atau s sulit untuk diperbaiki keadaannya klasifikasi
kesesuaian lahan dilakukan dengan melalui sortasi data karakteristik
lahan berdasarkan kriteria kesesuaian lahan untuk setiap jenis tanaman
contoh beberapa kriteria pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada lampiran
4 kriteria tersebut dapat diperoleh dari fao 1983 dan 1993 webb 1984
dan plantgro 1991 prinsip klasifikasi kesesuaian lahan hampir sama
dengan kemampuan lahan yaitu 1 katagori kelas diputuskan sesuai dengan
kelas kesesuaian terendah 2 pada kelas yang sama tetapi ada beberapa sub
kelas yang berbeda semua sub kelas yang ada perlu disebut dan tidak ada
prioritas bila suatu wilayah akan dinilai tingkat kesesuaiannya
terhadap tanaman jati tectona grandis maka diperlukan inventarisasi
kondisi iklim tanah dan lahannya hasil inventarisasi tersebut kemudian
dicocokkan dengan kriteria tempat tumbuh tanaman contoh operasi
klasifikasi secara sederhana dapat dilihat pada tabel 14 page 33 of 41
hasil akhir klasifikasi untuk wilayah tersebut adalah sesuai marjinal s3
dengan jenis hambatan meliputi hambatan keasaman tanah prosentase
batuan dan kelerengan operasi klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan
yang dicontohkan tersebut di atas akan dilakukan dengan menggunakan
fasilitas sistem informasi geografis bila tidak tersedia perangkat
komputer untuk melaksanakan klasifikasi dengan sig ini maka
prinsip-prinsip sig seperti yang diuraikan terdahulu tetap dapat
dilaksanakan secara manual namun demikian bila jumlah unit lahan yang
harus diklasifikasi sangat banyak maka penggunaan perangkat komputer
akan sangat membantu selanjutnya uraian berikut akan diberikan dengan
asumsi menggunakan perangkat komputer untuk melakukan analisa
klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan 3.3 klasifikasi kemampuan dan
kesesuaian lahan dengan pendayagunaan sig sistem informasi geografi sig
merupakan suatu sistem analisis yang digunakan untuk operasi analisa
data spasial data spasial merupakan data yang berkaitan dengan suatu
tempat locational dan terdiri dari dua bentuk yaitu data grafis dan data
atribut yang menerangkan data grafis tersebut gambar 4 analisa sig
yang sudah lama dikenal adalah analisa tumpang susun overlay dan analisa
basis data dalam tabel prinsip dasar analisa ini sudah lama dikenal dan
dilaksanakan secara manual terutama oleh perencana untuk mendukung
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan suatu pengelolaan
perkembangan komputerisasi dan kartografi kemudian memungkinkan analisis
dalam sig yang dahulunya dikerjakan secara manual sekarang dapat
dikerjakan secara elektronis sehingga prosesnya lebih cepat dan hasilnya
akurat page 34 of 41 dengan fasilitas sig data yang masuk ke dalam
sistem dapat dipanggil kembali dan ditampilkan dalam berbagai bentuk
perubahan keadaan yang terjadi terutama pada faktor-faktor yang dinamis
dapat langsung dan dengan mudah dilakukan data dan atribut tersebut
disimpan dalam sub sistem dbms database management system sehingga dapat
dihindarkan tampilan data yang tidak menunjang proses perencanaan data
yang tidak ditampilkan tidak berarti hilang melainkan masih tersimpan di
dalam sistem dan dapat dipanggil sewaktu-waktu apabila diperlukan
hubungan antara atribut dan data geografi juga dapat diketahui sehingga
memudahkan telaah data terhadap suatu fenomena data juga siap untuk
digunakan dalam analisis baik analisis spasial maupun analisis sortasi
biasa analisis data spasial yang umum dilakukan adalah tumpang susun
peta overlaying baik tumpang susun sederhana dua peta saja maupun yang
menyangkut banyak peta sortasi data yang ada dalam dbms juga dapat
dilakukan berdasarkan kriteria tertentu klasifikasi kpl dan kesesuaian
lahan dalam kegiatan ini akan menggunakan kemampuan analisis dari sig
tersebut tahapan kerja pendayagunaan sig untuk klasifikasi kemampuan dan
kesesuaian lahan dapat dilihat pada gambar 5 berikut masing-masing
tahapan kegiatan akan diuraikan di bawah ini page 35 of 41 1 pemasukan
data page 36 of 41 a jenis data yang akan dimasukkan ke dalam sistem
dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu data grafis berupa peta-peta dasar
dan peta hasil penafsiran foto udara dan data atribut berupa data hasil
penilaian parameter fisik lapangan di setiap unit lahan pada waktu isdl
b data grafis dimasukkan ke dalam sistem melalui proses digitasi
sedangkan data atribut langsung dimasukkan melalui sistem pengelolaan
data dasar database management system dbms dbms yang saat ini banyak
dikenal yaitu dbase iv c pemasukan lembar peta baru coverage harus
selalu dimulai dengan pemasukan titik kontrol pada umumnya setiap
perangkat lunak sig menghendaki paling sedikit empat titik kontrol
titik-titik kontrol ini harus jelas posisinya dan mudah diidentifikasi
koordinatnya di peta dasar maupun di lapangan karena titik-titik ini
nantinya digunakan untuk transformasi persimpangan jalan atau
percabangan sungai dapat digunakan sebagai titik-titik kontrol yang
mudah diidentifikasi d pada saat digitasi akan terjadi dua kemungkinan
kesalahan penggambaran pada pertemuan dua garis yaitu garis yang tidak
bertemu undershoot dan garis yang berpotongan overshoot berdasarkan
pengalaman editing garis berpotongan lebih mudah dan lebih cepat
dibandingkan garis yang tidak bertemu untuk itu dianjurkan melebihkan
garis pada akhir digitasi garis tak menyambung undershoot garis yang
berpotongan overshoot gambar 6 cara mengakhiri digitasi pada ujung garis
e sesuai dengan jenis gambaran yang ada titik garis dan poligon maka
digitasi tiap lembar perlu ditentukan jenis gambaran nya sungai dan
jalan dimasukkan ke dalam sistem sebagai lembar garis line coverage peta
unit lahan dan peta hujan dimasukkan sebagai lembar poligon polygon
coverage sampel pengamatan dan desa dimasukkan sebagai lembar titik
point polygon f data atribut dimasukkan langsung dengan fasilitas dbms
yang ada 2 transformasi dan pembentukan topologi a transformasi
dilakukan untuk memproyeksikan koordinat suatu coverage dari suatu
sistem koordinat ke sistem koordinat baku hal ini diperlukan karena pada
waktu melakukan masukan data malalui digitizer koordinat yang digunakan
adalah koordinat digitizer transformasi ini didasarkan pada titik-titik
kontrol yang telah ditentukan pada saat digitasi transformasi page 37
of 41 dilakukan dengan mengganti koordinat digitizer suatu coverage
dengan koordinat sebenarnya yang diperoleh dari peta rujukan peta kerja
yang telah disiapkan kemudian ditransformasikan ke coverage kosong yang
telah mempunyai koordinat peta rujukan tersebut b transformasi
dianjurkan untuk menggunakan sistem proyeksi utm bila peta dasarnya
belum mempunyai proyeksi peta tertentu maka bisa menggunakan peta dasar
berkoordinat utm sebagai referensi dengan menggunakan titik kontrol
namun bila peta kerja mempunyai sistem proyeksi peta yang belum seragam
perlu disamakan terlebih dahulu ada beberapa perangkat lunak untuk
mengkonversi sistem proyeksi peta yang berbeda c setelah peta
ditransformasikan maka bisa dibuat plotting dengan berbagai skala sesuai
kebutuhan d topologi dalam bahasa yang sederhana bisa diartikan sebagai
hubungan antara data grafis dengan tabel atribut di setiap perangkat
lunak telah tersedia fasilitas untuk pembentukan topologi secara
otomatis pada arc info misalnya tersedia build dan clean 3 editing
perbaikan hasil digitasi data grafis mutlak diperlukan untuk mendapatkan
data yang akurat proses pembentukan hasil pemasukan data ini biasa
disebut editing beberapa kesalahan yang sering timbul pada proses
digitasi yaitu poligon yang tidak berlabel atau mempunyai label lebih
dari satu kesalahan pada saat mengakhiri digitasi garis overshoot dan
undershoot kesalahan posisi label penomoran label kesalahan
penomoran 4 analisis secara garis besar ada dua jenis analisis dalam sig
yang digunakan dalam proses klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan
yaitu analisis data grafis dan analisis data dasar analisis data grafis
lebih dikenal dengan tumpang susun overlay sedangkan analisis data dasar
disebut query a tumpang susun overlay tumpang susun overlay suatu data
grafis adalah menggabungkan antara dua atau lebih data grafis untuk
diperoleh data grafis baru yang memiliki satuan peta gabungan dari dua
atau lebih data grafis tersebut jadi akan diperoleh suatu peta baru
untuk dapat melakukan tumpang susun semua data grafis harus memiliki
sistem koordinat yang sama koordinat yang sama diperoleh dari hasil
transformasi nilai koordinat digitizer ataupun nilai koordinat yang
sebenarnya dengan memasukkan nilai koordinat sebenarnya akan diperoleh
luasan baku masing-masing unit lahan tumpang susun dapat dilakukan
dengan perintah identity intersect union dan update pada kegiatan
analisis kemampuan dan kesesuain lahan tumpangsusun dilakukan untuk
menggabungkan peta unit lahan dengan peta hujan peta petak dan peta
topografi gambar 1 dengan sig yang berstruktur data vektor melalui
penggabungan tersebut akan diperoleh data page 38 of 41 vektor baru yang
merupakan kombinasi data-data dari coverage peta yang digabungkan
sedangkan pada sig yang berstruktur data raster informasi yang terbentuk
akan tercampur menjadi suatu nilai pixel baru b analisis basis data
analisis ini hanya dilakukan pada sig yang berstruktur data vektor
prinsip dasar untuk melakukan analisis ini adalah melakukan perhitungan
atau sleksi kriteria menurut kolo-kolom dalam basis data untuk
memudahkan prosedur kerja dan meneliti kebenaran operasi analisis data
maka dianjurkan untuk menggunakan bahasa makro sederhana yang dituliskan
sesuai dengan kriterianya penulisan bahas makro dapat dimasukkan pada
textfile kemudian baru dijalankan pada programnya analisis basis data
untuk klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan dilakukan dengan
menggunakan urutan perintah makro berdasarkan kriteria kemampuan dan
kesesuaian lahan yang dijalankan pada tabel atribut pada coverage hasil
penggabungan kriteria klasifikasi kemampuan lahan dapat dilihat pada
lampiran 1 dan contoh urutan bahasa makro yang mendasarkan pada kriteria
tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 contoh kriteria kesesuaian lahan
untuk beberapa jenis tanaman industri tanaman pangan dan tanaman buah
dapat dilihat pada lampiran 2 dan contoh urutan bahasa makro untuk
melakukan analisis pada lampiran 4 pada tabel basis data atau tabel
atribut hasil klasifikasi tersebut perlu dimasukkan padakolom tersendiri
sehingga memudahkan untuk menyajikan suatu tampilan hasil klasifikasi
iv penyajian hasil klasifikasi penyajian hasil klasifikasi dapat
dilakukan dalam tiga bentuk yaitu melalui suatu cetakan tabel basis data
atau tabel hasil analisis frekuensu cetakan peta dan penayangan tabel
basis data dan data grafis pada monitor melalui fasilitas display
penayangan dan pencetakan tabel basis data dapat berupa penayangan
seluruh data sebagian data maupun pengelompokan data pencetakan peta
dapat dilakukan setelah terlebih dahulu disusun sustu komposisi peta
sedangkan penayangan tabel basis data dan data grafis pada layar monitor
dapat dilakukan dengan fasilitas display pada piranti lunak sig atau
piranti lunak khusus untuk display fasilitas display dalam suatu proses
perencanaan dibutuhkan untuk menampilkan data dasar dan menyajikan hasil
analisis yang telah dilakukan pada tahap sebeelumnya setiap piranti
lunak akan mempunyai modul display pada pc arc info misalnya modul
display terdapat pada pada arcplot disamping itu ada pula perangkat
lunak yang dirancang khusu untuk penayangan hasil analisis sig misalnya
arcview penampilan data dasar dan penyajian hasila anlisi dapat
dilakukan melalui beberapa cara yaitu pembuatan komposisi peta atau
tampilan menu user interface tujuan utama membuat komposisi peta adalah
untuk menyajikan informasi data grafis ke dalam format kartografiyang
baik dan benar hasil komposisi peta dapat disimpan dalam bentuk plot
file atau dapat juga langsung dicetak dengan plotter atau printer page
39 of 41 untuk membuat komposisi peta yang baik dan benar dianjurkan
menggunakan urutan perintah bahasa makro yang telah disusun dalam suatu
text file kemudian dicoba beberapa kali sampai diperoleh hasil yang
sempurna untuk disimpan dalam bentuk plot file atau langsung dicetak
contoh urutan perintah makro untuk komposisi peta tersebut dapat dilihat
pada lampiran 6 penutup kegiatan klasifikasi kemampuan dan kesesuaian
lahan dapat dilakukan dengan mudah secara manual dengan mencocokkan
sifat-sifat fisik lahan yang dicandra di lapangan dan hasil analisis
laboratotium dengan kriteria kemampuan lahan maupun kesesuaian lahan
untuk jenis tanaman tertentu namun demikian bila kegiatan ini meliputi
skala yang luas dan tersebar maka di perlukan sistem yang dapat
mempermudah kegiatan analisa klasifikasi pada saat ini ada beberapa
perangkat lunak sig namun pedoman teknis ini disusun untuk mengacu pada
perangkat lunak tertentu contoh-contoh yang dikemukakan dalam pedoman
teknis ini mengacu pada perangkat lunak pc arc info karena perangkat
lunak ini paling banyak digunakan perintah dan modul yang digunkan untuk
setiap perangkat lunak akan berbeda namun demikian tahapan kerja yang
harus dikerjakan dapat dipastikan sama petunjuk teknis ini juga mengacu
pada struktur data tertentu yaitu data vektor dalam uraian tentang
proses tumpangsusun sudah dijelaskan tentang operasi analisis data
vektor dengan data raster cara analisis kedua struktur data tersebut
mempunyai perbedaan dalam beberapa hal misalnya pada operasi tumpang
susun data vektor hanya bisa dilakukan untuk dua peta coverage jadi
bila akan mengabungkan lebih dari dua peta maka dilakukan secara
bertahap pada data raster tumpangsusun dapat dilakukan dengan lebih dari
dua peta sekaligus bagi para pengguna sig pelaksanaan klasifikasi
seperti yang diuraikan dalam pedoman teknis ini bukan merupakan hal
sulit karena semua langkah yang dianjurkan sudah dikenali ada beberapa
acuan yang harus digunakan tetapi tidak diuraikan secara khusus dalam
petunjuk teknis ini terutama dalam hal inventarisasi sumber daya lahan
penentuan watak fisik tanah misalnya perlu menggunakan acuan tersendiri
dan dipelajari sendiri karena tidak tercakup dalam buku ini daftar
pustaka arsyad s 1989 konservasi tanah dan air penerbit ipb bogor 200pp
csr fao 1983 reconnaisance land resources surveys 1 250.000 scale atlas
format procedures ministry of agriculture and fao undp bogor 106 pp
desaunettes j.r 1977 catalogue of landforms for indonesia soil research
institute bogor fao 11 pp and appendixes djaenuddin d dkk 1994
kesesuaian lahan untuk tanaman pertanian dan kehutanan land suitability
for agriculture and silvicultural plants second land resource evaluation
and planning project adb loan 1099 ino laporan teknis no 7 versi 1.0 51
pp page 40 of 41 fao 1976 a framework for land evaluation fao soils
bulletin no 32 and ilri publication no 22 international institute for
land reclamation and improvement ilri wageningen the netherlands 87 pp
fletcher j.r and r.g gibb 1991 land resource inventory handbook for soil
conservation planning in indonesia nz dsir scientific report no 11 nz
dsir land resources and dir gen rlr of indonesia 87 pp foth henry d 1991
dasar-dasar ilmu tanah terjemahan oleh endang dwi purbayanti dwi retno
lukiwati rahayuning trimulatsih editor sri andayani b hudoyo gadjah mada
university press edisi ketujuh 781 pp gintings a.n 1996 pedoman
pemilihan jenis pohon untuk hutan tanaman dan kesesuaian lahan badan
litbang kehutanan jakarta 25 hal hacket c 1990 plantgro – a software
package for coarse prediction of plant growth australia csiro 242 pp
hudson n 1992 from soil conservation to land husbandry australian
journal of soil and water conservation 5 4-8 kucera k.p 1998 guidelines
for soil and terrain field describtion in integrated watershed
management studies for indonesia using the usda system konto river
project ata 206 phase iii project communication no 6 nugroho sulistyo
priyono c dan paimin 1993 inventarisasi sumber daya lahan yang didukung
sistem informasi geografis untuk perencanaan konservasi tanah paper
seminar dan konggres masyarakat konservasi tanah dan air mkti di
yogyakarta 12 pp nugroho sulistyo priyono c 1993 penilaian parameter
fisisk lahan bahan bacaan kursus perisalahan lahan hutan lanjutan perum
perhutani pusdik kehutanan cepu 12 pp nugroho sulistyo priyono c 1996
evaluasi lahan bahan bacaan kursus perisalahan lahan hutan lanjutan
perum perhutani pusdik kehutanan cepu 12 pp nugroho sulistyo priyono c
1996 identifikasi parameter fisik lahan melalui inventarisasi sumber
daya lahan bahan bacaan kursus perisalahan lahan hutan lanjutan perum
perhutani pusdik kehutanan cepu 17 pp nugroho sulistyo priyono c dan
sadhardjo s dan bambang s 1996 pendayagunaan sistem informasi geografi
sig dan pengolahan data elektronik pde untuk pengelolaan hutan tanaman
duta rimba 189-190 xx 43-49 p puslitanak 1993 petunjuk teknis evaluasi
lahan kerjasama antara pusat penelitian tanah dan agroklimat dengan
proyek pembangunan penelitian pertanian nasional badan litbang pertanian
bogor 112pp page 41 of 41 notoprawiro t 1985 selidik cepat ciri tanah
di lapangan ghalia indoenesia
No comments:
Post a Comment